Pengumuman penempatan kelas telah diumumkan. Shafa berada dikelas MIPA - 1. Sedangkan Andrew berada di kelas IPS - 3.
Shafa sangat bersyukur jika mereka harus berpisah kelas. Menjadikannya tidak perlu sering - sering berdekatan dengan Andrew yang mambuat dirinya pusing setiap hari.
"Gue boleh duduk disini ngga?" Tanya seorang gadis yang baru saja tiba di dalam kelas.
Gadis itu cantik sekali. Bibirnya mungil, dan hidungnya mancung. Rambut sedikit kecoklatan serta kulit kuning langsat.
"Boleh kok. Silahkan" ucap Shafa dengan ramah.
"Lo temannya Andrew bukan sih?" Tanyanya seraya menyipitkan mata.
"Hehe. Iya gue temannya dia."
Ia memanggut - manggutkan kepala. Menandakan mengerti.
"Nama gue Giandra, tapi orang - orang lebih suka panggil gue Gia. Nama lo siapa?"
Gadis itu memperkenalkan dirinya terlebih dahulu. Menyodorkan tangannya sehingga dengan mudah dijabat oleh Shafa.
"Gue Shafa. Senang bisa kenalan sama elo"
"Gue sering dengar elo disebut - sebut sama siswi disini, udah jadi tranding topic sih elo. Haha. Sering di titip barang buat Andrew juga ya?"
"Iya nih. Berasa kayak kantor pos gue. Lo sendiri juga ngefans sama dia?"
"Ganteng si dia, cuma terlalu ganteng juga ngeri bos. Takut banyak yang iri dengki. Hahah"
Shafa tertawa dengan gurauan gadis itu. Andrew sejak dulu sering menjadi idola, dan sebagai tokoh tambahan pasti adalah Shafa. Paling parah, ya Shafa menjadi bahan bully karena sering dekat dengan pria itu.
Meski demikian, ia tak terlalu mengambil pusing, karena saat itu mereka masih terlalu kecil. Hal yang wajar jika memiliki rasa tak suka.
"Lo sama Andrew beneran cuma teman?" Tanyanya.
"Iya lah. Gue juga ngga minat sama dia. Benar kata lo, takut kalo banyak yang iri dengki."
"Tapi cocok si kalo sama elo. Kayaknya dia bakal tunduk sama elo."
Shafa hanya tertawa renyah mendengar itu.
***
Seperti pada hari - hari sebelumnya, Shafa menjalani kehidupannya. Mengerjakan tugas dan belajar. Dan terkadang dirinya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Pecinta alam.
"Lo minggu depan ikut acara ini ngga shaf?" Tanya pria bernama Jordi.
"Ikut jor, seru kayanya."
"Oke kalo gitu gue ikut juga deh"
Jordi memperhatikan Shafa secara diam - diam. Menurutnya Shafa adalah type idealnya. Hidung tidak terlalu mungil juga tidak mancung. Bibirnya merah meronah, serta kulit putih yang memerah karena kepanasan.
"Lo suka nongkrong ngga shaf?" Tanyanya.
"Suka. Tapi jarang"
"Mau ikut gue nongkrong ngga nanti? Beberapa anak disini ikut juga."
"Siapa aja?"
"Danu, Shella, Andra, Vika, Rey, Bian. Nah katanya Bian bawa ceweknya. Kayaknya sekelas sama elo deh seinget gue."
"Oh iya? Siapa?"
"Kurang tahu sih gue, belum pernah tahu gue."
Shafa menganggukkan kepalanya, bertanda mengerti. "Gimana? Mau ikut?"
"Boleh deh"
"Oke, alamat elo mana? Nanti gue jemput."
"Ngga usah, gue naik ojek aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumpang
Teen Fiction"Lo lupa sama gue?" tanyanya mendominasi. *** "Jangan dekat - dekat sama Shafa!" *** "Gue suka sama elo beneran Shaf, Lihat gue sebagai cowok. Jangan cuma sebagai teman lo, Shaf." *** "Lo selalu cantik Shaf" *** "SHAF! ADA KABAR GEMBIRAAAAAA!" A...