chapter 8

339 86 6
                                    

Huhuhu ramein guys jangan lupa vote biar author semangat ngetiknya.

Jangan lupa follow ig by.kacisa_

Selamat membaca...

Happy Reading


     Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu, yaitu hari pernikahan Muhammad fajar alkhafi sama Aisyah Ardiana dirgantara.

Bunda sudah berada di ruang rias bersama yang lain. Ruang rias itu berada di kamar Aisyah.

"Ma sya Allah udah besar ya anak bunda perasaan kemarin masih minta di gendong" goda bunda pada putrinya itu yang sedang di rias.

Kini jantung Aisyah sangat dag dig dug, sungguh ia gugup entah kenapa, ia juga tak menyangka jika ia akan menikah di usia muda.

Disisi lain semua orang berada diruangan yang akan digunakan sebagai tempat akad yaitu ruang utama.

09:00 pagi
Acara sudah dimulai, dan kini detik detik fajar mengucapkan ijab qobul. Sebelum itu masih ada pembacaan ayat suci Al-Quran dan pembacaan doa.

Fajar kini sudah siap duduk di depan ayah Hendra yang sudah berjabat tangan nya, fajar tak kalah gugup.

Penampilan fajar yang memakai jubah putih dan di surban putih di bahunya tak lupa peci hitam yang ia pakai saat ini.

Penantian telah tiba dimana semua orang melihat fajar mengucapkan ijab qobul.

"Sudah siap fajar?" Tanya ayah Hendra membuat fajar mengangguk mantap.

"Bismillahirrahmanirrahim... Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Aisyah Ardina Dirgantara alal mahril surat ar-rahman dan seperangkat alat sholat halal.."

"Qobiltu nikaha wa tazwijaha akal mahril madzkuur wa radhiitu bihi wallahu waliut taufiq"

Dengan satu tarikan nafas, fajar berhasil mengucapkan ijab qobul dengan lancar. Sorakan para tamu mengucapkan kata 'sah' ketika fajar selesai mengucapkan ijab qobul.

Kini Aisyah yang berada diruang riasnya menangis haru dengan umi dan bunda nya. Sungguh lega perasaannya setelah fajar mengucapkan ijab qobul.

"selamat nak, kamu sekarang udah jadi tangung jawab suamimu nurut sama suamimu, sekarang surga mu ada di suamimu" Ucap bunda sambil memeluk Aisyah.

"iya bunda, maaf kalau selama ini ais selalu buat bunda marah-marah dan Trimakasih udah mau didik Ais Bun" begitu ucap Aisyah dengan air mata yang ikut menetes.

"Udah jangan nangis bantu luntur loh make up nya" cicit bunda.

Ayah Hendra dan abi Ridwan sama sama memanjatkan syukur kepada sang maha kuasa.

"Ayo nak jemput istri kamu" titah abi Ridwan yang diangguki fajar, jujur fajar sangat gugup kali ini.

Kini Aisyah duduk di tepi kasur, ia sangat gugup akan melihat wajah suami nya itu. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu yang membuat jantung Aisyah berdegup dua kali lebih cepat dari sebelumnya.

"Assalamualaikum ya zaujati"salam fajar yang sebelum itu masih berfikir dua kali untuk mengetuk pintu dan mengucap salam.

Dengan ragu Aisyah perlahan membuka pintu dan menjawab salam fajar tadi, "Wa'alikumsalam ya zauji" jawab Aisyah sembari menudukkan kepala karena malu.

Fajar pun menuntun Aisyah untuk duduk, tangan fajar menyentuh umbun umbun kepala istrinya sembari mengucapkan doa. "Allhumaa inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaihi. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltha a'laih"

Aisyah mendongak "di aminin tidak gus"tanya Aisyah.

Fajar terkekeh mendengar pertanyaan Aisyah "diamini ya Humairah"bisik fajar tepat di telinga Aisyah, Membuat Aisyah malu.

𝐃𝐈𝐀 𝐅𝐀𝐉𝐀𝐑 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang