Ini sudah hampir sebulan dari pertama kali Liu yaowen bertemu dengan Song yaxuan. Keduanya masih sering bertemu di malam hari untuk makan bersama dan berbicara tentang game atau hal lainnya.Yaowen juga sudah sebulan melanjutkan latihan berenangnya. Dia akan mengikuti kompetisi di bulan September nanti, walaupun yaowen sendiri masih belum yakin, apa dia akan berhasil nantinya.
"Kalau pukul delapan saja bagaimana?"
Notifikasi dari song yaxuan muncul di smartphone milik Liu yaowen. Si pemilik ponsel berdecak tidak setuju. Selalu malam hari, selalu seperti itu. Tidak bisakah Yaxuan keluar sore hari?
"Jarak antara pukul lima dan delapan, hanya tiga jam."
Yaowen mengirim pesan berisi penolakan. Sembari merebahkan tubuhnya di pinggiran kolam, yaowen menatap langit yang sedikit mendung siang ini.
Ponsel yang ia letakkan di meja sebelahnya, bergetar lagi. Itu pasti balasan dari Song yaxuan lagi, sudah terlalu sering mereka bertengkar karena Yaxuan menolak bertemu di bawah pukul tujuh malam.
"Pukul tujuh atau tidak sama sekali."
Untuk kesekian kalinya, yaowen menghela napas. Mencoba untuk mentralisir emosinya atas sikap egois yaxuan. Ini mungkin hal yang sepele, tapi yaxuan benar - benar tidak pernah mau bertemu dengannya di siang hari.
Rencana - rencana yang sebenarnya Liu yaowen siapkan untuk siang dan sore hari, harus dirubah demi mengikuti waktu yang Song Yaxuan kehendaki.
Kadang Yaowen bosan dengan tempat - tempat yang sama. Ingin sekali Yaowen mengajak pemuda yang lebih tua darinya itu untuk keluar kota di pagi hari dan kembali ke kota pada malam hari. Berpergian sehari penuh hanya untuk mereka berdua, bersenang - senang bersama.
Ah... iya... berdua ya?
Liu yaowen sepertinya harus sadar, kalau yang punya perasaan hanya dirinya. Laki - laki yang sehat dan manis seperti song yaxuan pasti tidak akan tertarik dengan dirinya yang kekanankan dan punya gender yang sama dengannya.
"Yaowen!!!"
Entah apa yang terjadi, Ding chengxin menghampiri adiknya dengan suara marah. Muka chengxin yang terlihat merah karena menahan amarah itu, pelan - pelan menjadi normal menatap si bungsu yang terlihat lebih kacau darinya.
"Kenapa?", keduanya bertanya berbarengan.
"Kau saja dulu, ge."
Liu yaowen bangun dari posisi tidurannya, tetesan air yang turun dari rambut dan pakaian renang, membuat chengxin melemparkan handuk yang ada di meja di dekat yaowen tadi.
"Ada apa dengan muka melankolismu itu?"
Kalau saja chengxin tidak mengenakan pakaian formal, mungkin dirinya kini sudah tercebur ke dalam kolam, karena yaowen tidak akan tinggal diam.
"Berhenti menggodaku, ge. Ada masalah apa sampai kau berteriak padaku?"
Chengxin yang lebih tua menatap tajam sang adik.
"Kau bilang, aku dulu yang bertanya!"
Sambil mengusap - usap rambutnya yang basah dengan handuk, yaowen menunjukkan deretan giginya dan menjawab sang kakak.
"Yang kumaksud adalah kau dulu yang menjawab pertanyaanku, ge."
"Sial!"
Byurrrr
Chengxin menarik kursi yang ada di dekat kolam renang untuk ia duduki. Cahaya matahari yang menyengat ia hiraukan begitu saja, enggan berurusan.
Si bungsu yang kembali ke air, karena murka chnegxin, memunculkan kepala dengan raut sebal.

KAMU SEDANG MEMBACA
MIDNIGHT SUN Ver[WENXUAN]
FanfictionLIU YAOWEN X SONG YAXUAN "Aku,kamu dan kita bukanlah kata yang bisa berjalan bersama" ATTENTION! INI ADALAH REMAKE DARI JUDUL terinspirasi dari film YANG SAMA MIDNIGHT SUN [YIZHAN] dari author @rareraey yang aku jadikan versi WENXUAN *sudah mendapat...