Day One

52 7 0
                                    


Sabtu minggu pertama bulan Agustus mungkin hari yang paling ditunggu – tunggu oleh Liu yaowen. Semalam ia tak bisa tidur setelah mendengar suara halus kekasihnya menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuknya. Memang sedikit kekanakan, tapi Liu yaowen benar – benar menyukai suara Song yaxuan.

Setelah berpamitan untuk tidur, Liu yaowen hanya menatap langit – langit kamarnya dan membayangkan masa depannya dengan Yaxuan. Mungkin di masa depan Yaowen dan Yaxuan harus kawin lari daripada menunggu restu dari keluarga Liu. Atau mungkin di masa depan Yaowen menjadi perenang handal dan menikahi Yaxuan secara diam – diam karena takut media mengincar mereka berdua.

Meski waktu sudah menunjukkan pukul lima pagi, si muda Liu ini tetap berkutat pada pikiran – pikiran yang belum tentu terjadi di masa depan. Menyenangkan diri sendiri dengan mengisi penuh hatinya dengan imajinasi hubungan jangka panjang dengan Yaxuan.

"Sial.. Harusnya aku tidur."

Si sulung Liu yang baru saja pulang dari syuting acara mingguannya, meneror pintu kamar Liu yaowen dengan ketuk tak sabaran. Si muda yang akhirnya bisa menemukan kantuk, harus terkejut dengan kehadiran sang kakak. Sepertinya Yaowen harus merelakan jam tidurnya, sebelum Chengxin mendobrak dan menariknya dari kasur sekarang.

"Selamat ulang tahun, adikku tercinta!"

Liu yaowen yang masih setengah sadar dan setengah tidur, jatuh terjembab ke lantai seusai Chengxin menubruknya. Wang bersaudara membuat keributan saat matahari baru mengintip dari peraduan.

"Kau berat, bodoh!"

Chengxin rasanya ingin menarik rambut yang lebih muda. Tangan kirinya yang tak membawa apa – apa sudah hampir melayang, sebelum dirinya sadar, hari ini Liu yaowen bisa melakukan dosa apa saja.

"Kau adik tidak tahu diri, sial!"

Demi menahan emosi yang sudah dipucuk kepala, Ding chengxin meninggalkan Yaowen yang masih tiduran di atas lantai, beserta kotak berwarna kuning emas yang dari tadi ia pegang. Beruntung saat keduanya jatuh, kotak itu masih bertahan di tangan kanan chengxin, atau sekarang kado untuk Yaowen lenyap begitu saja.

"Apa ini, ge?!"

Si muda Liu yang baru saja duduk dan menyadari adanya kotak berwarna emas di sebelah kirinya.

"Bom bunuh diri."

Teriakan Chengxin membuat si muda Liu terkikik geli. Mereka tak pernah damai soal apapun itu, tapi Yaowen tahu, gege-nya hanya bercanda soal bom bunuh diri. Yaowen tahu seberapa besar sayangnya chengxin terhadap dirinya.

Begitu membuka hadiahnya, senyum Yaowen mengembang. Tidak banyak isinya, hanya dua barang isinya. Sebuah hoodie yang cukup keren dan sebuah kunci motor. Chengxin memang selalu melucu soal hadiah dan Yaowen berterima kasih akan hal itu.

"Xie – xie, Ge!"

Kantuk yang tadi sempat datang, langsung menghilang begitu mata si muda Liu menemukan kunci motor di bawah hoodie barunya. Kakinya buru – buru menuju ke kamar mandi dan mencuci muka. Tidak peduli dengan bajunya yang kusut atau badannya yang tidak harum, Yaowen berlari untuk menuju ke bayi barunya. Jangan tanya berapa lama Yaowen menghabiskan waktu untuk mengendarai kesayangan barunya.

Liu yaowen benar – benar berhenti setelah ada pesan masuk ke dalam smartphonenya. Beruntungnya notifikasi yang muncul, berasal dari laki – laki yang paling ia cintai.

"Kalau kau lupa, tiket dimulai dari pukul enam pagi, cintaku, Liu Yaowen."

Senyum si muda Liu tidak bisa menghilang, meski kakinya sudah masuk ke dalam kamar mandi bersiap untuk membersihkan diri. Langka baginya mendengar Yaxuan berperilaku extra manis seperti saat ini. Mungkin hari ini memang hari yang paling diberkahi selama hidupnya.

MIDNIGHT SUN Ver[WENXUAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang