Your Problem

64 9 0
                                    

"Hei.."

Chengxin mendorong pantat si bungsu Liu yang sibuk menatap ponsel cerdasnya. Si sulung menengok dan menggeleng sebentar sebelum menyalakan televisi. Chengxin sesekali mengganti kanal sampai menemukan drama yang ia mainkan sedang tayang di televisi sekarang.

"Yaowen, bantu aku mengevaluasi aktingku. Aku butuh kemajuan dalam berakting."

Yaowen hanya melirik sebentar ke arah televisi dan kembali menonton ponsel cerdasnya. Dirinya sibuk menggulir – gulir layar ponselnya untuk menemukan sesuatu yang ia inginkan.

Chengxin yang merasa diabaikan otomatis menatap tajam sang adik yang masih tidak menyadari kemurkaannya. Ponsel yang Liu yaowen tatap, tiba – tiba ditarik begitu saja oleh yang lebih tua. Chengxin sempat melihat sekilas tentang apa yang adiknya lihat.

"Ge!"

"Apa?!"

Liu yaowen sedikit mengkerut. Meski sama – sama besar, chengxin masih menakutkan baginya. Yaowen kembali seperti anak kucing jika dihadapkan dengan Chengxin yang berubah menjadi serigala ganas.

"Kau makin hari makin lengket saja dengan ponselmu. Siapa yang akan kau belikan helm hah?"

"Untukku sendiri."

Liu yaowen menjawab sambil memalingkan wajah. Wajahnya malu – malu bercampur khawatir. Si sulung Liu mendecak sambil menatap televisi yang sedang menampilkan iklan.

"Kau pikir aku tidak tahu, kalau kau sedang berbohong?"

"Ge... jangan katakan pada papa dan mama kalau aku membelikan orang lain."

Liu yaowen harus memohon – mohon agar si sulung mau berkomplot dengannya. Ayah dan ibu mereka sedikit ketat pada Liu yaowen jika urusan hati. Mereka berharap Yaowen membawa wanita cantik, bukan laki – laki.

"Kau sudah pacaran dengan gegemu itu ya?!"

"Ge!"

"Jahatnya tidak memberi tahuku."

Chengxin menggelengkan kepala ingin menyerah terhadap sikap Liu yaowen yang benar – benar tertutup padanya. Sedari kecil yaowen memilih untuk menyendiri dan mulai mendalami dunia air. Berbeda dengan chengxin yang lebih menyukai dunia acting dan mulai terjun ke dalamnya.

Yaowen sendiri juga merasa ada jarak diantara mereka berdua. Yaowen kadang rindu dengan masa lalunya di Chongqing.

"Urusi saja hubunganmu dengan Ma ge!"

Si bungsu meninggalkan chengxin sendiri. Membiarkan kakaknya nggegeram tidak terima dengan keinginan memukul pantat si bungsu. Chengxin akhirnya hanya meredam emosinya, sia – sia benar dirinya jika menghadapi si bungsu Liu.

Liu yaowen yang melarikan diri, hanya berpindah tempat untuk melanjutkan kegiatannya mencari penutup kepala. Yaowen yakin pemuda itu pasti tidak pernah naik kendaraan beroda dua. Jadi untuk mengantisipasi alasan tidak punya helm saat diajak nanti, Yaowen dengan cerdasnya akan membeli helm baru untuk sang pacar tercinta.

Si bungsu liu yang benar – benar niat ini, melancarkan aksinya dimulai dengan menyusun rencana main dari pagi hingga malamnya bersama yaxuan. Ada satu lembar kertas berukuran A4 yang sudah penuh dengan rencananya.

Sekarang yang dibutuhkannya hanya satu, Song yaxuan itu sendiri.

"Ya, yaowen?"

Ponsel pintar Yaowen menunjukkan muka bantal Yaxuan. Liu yaowen sudah tahu kalau pacarnya ini memang makhluk malam.


"Apa aku membangunkanmu,?"

yaowen  jadi ikut – ikut merebahkan badannya di kasur kesayangan.

MIDNIGHT SUN Ver[WENXUAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang