You Or Me

49 9 0
                                    


Tidak ada percakapan antara si bungsu Liu  dan si tunggal Song. Keduanya hanya saling mengucap rindu melalui angin yang berhembus. Penyanyi stasiun yang belakangan menghilang karena menghabiskan waktu dengan kekasihnya, sudah dua hari ini manggung dengan lagu kelewat galau. Penggemar yang menyaksikan pun seolah bisa mendengar jeritan Yaxuan yang putus asa.

Sedang si muda Liu lebih memilih untuk berdiam diri di kamar selesai latihan. Kalaupun keluar, tempat terjauh yang ia datangi ialah kolam renang di gedung apartemen. Dua hari yaowen menunggu kekasihnya untuk menghubungi terlebih dahulu. Dirinya hanya ingin mendengar permintaan maaf dari Yaxuan, karena sesungguhnya untuk marah pada kekasihnya, Yaowen tidak mampu.

Namun yang ditemui Yaowen selama dua hari ini hanyalah notifikasi kosong. Bahkan ketika dirinya melihat aplikasi yang biasanya ia gunakan untuk bercengkrama dengan Yaxuan, pemuda yang lebih tua darinya itu tidak menunjukkan tanda – tanda aktif di social media.

"Hah..."

Pikiran yaowen kini penuh dengan hal – hal negative, perpisahan menjadi topic utamanya. Hubungan yang baru seumur jagung, kini sudah di ujung tanduk. Yaowen hanya berharap – harap dengan pasrah. Apakah si bungsu Liu  ini harus merendahkan harga dirinya dan menghubungi gege tersayangnya itu, atau harus tetap bertahan pada pendiriannya?

"Yaowen!"

Liu yaowen dapat mendengar suara ibunya memanggil nama belakangnya. Si pemilik nama, langsung turun dari kasur dan menyahut sang ibu.

"Ya, Ma?"

Begitu yaowen  keluar kamar dan menatap sang ibu, dibelakang perempuan nomor satu dihatinya itu, ada pemuda yang sedang ia pikirkan. Seorang pemuda yang dua setengah hari ini menghilang dari radar social media. Song yaxuan muncul dihadapannya dengan pakaian tertutup luar biasa.

"Seseorang mencarimu."

Nyonya Wang mempersilahkan yaxuan untuk duduk, sementara dirinya beralih ke dapur untuk membuatkan minuman untuk sang tamu. Kaki – kaki yaowen mendadak beku menatap dua bola mata Yaxuan yang tidak tertutup apapun. Atau mungkin sebelumnya tertutup oleh kaca mata hitam yang sudah bertengger di pertengahan lubang leher hoodienya.

Pemuda itu, melepas masker hitam dan topi yang sejak tadi ia kenakan. Berusaha senormal dan setenang mungkin agar yaowen tidak banyak bertanya tentang pakaiannya hari ini.

"Kenapa menemuiku?"

Yaowen masih berdiri enam langkah dari sofa yang diduduki Yaxuan. Enggan mendekat, juga enggan bertatap muka dengan kekasihnya itu. Apalagi ini masih di rumahnya, Liu yaowen tidak ingin ibunya tiba – tiba berteriak dan mengusir yaxuan kalau tau pemuda itu sudah menjadi pacar anak bungsunya.

"Tidak boleh?"

Yaxuan yang menatapnya dari sofa, bertanya dengan nada bercanda. Senyum simpul dan tampannya mungkin bisa melelehkan yaowen yang tampak terbakar.

"Kamu ini, temannya wenwen?"

Ibu yaowen datang dan meletakkan tiga cangkir teh hangat. Bahkan Nyonya liu juga ikut mendudukan tubuhnya di sofa yang sama dengan yang song yaxuan duduki.

"Ehm.. mungkin bisa dibilang begitu.."

"Kenapa jaw-

Liu yaowen yang tadinya ingin membiarkan Yaxuan, akhirnya berdiri menghampiri kekasihnya. Alih – alih membiarkan Yaxuan dicerca pertanyaan, yaowen sepertinya harus mengalah kali ini. Bukankah yaxuan juga sudah menurunkan harga dirinya dengan datang kemari?

"Aku akan bawa temanku ke kamar, Ma. Kami akan bicara di sana."

"Ada urusan apa sampai kalian butuh ruang privat?"

MIDNIGHT SUN Ver[WENXUAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang