Bertemu di rumah sakit saat itu adalah terakhir kalinya Yaowen dapat menatap dan memegang tangan Yaxuan secara langsung. Karena setelahnya Yaxuan tidak hidup lebih mudah dan ia harus kembali ke sangkarnya. Semua jadi lebih menyakitkan bagi mereka. Untuk bertatap muka pun mereka tidak bisa.
Yaowen bukan tidak peduli dengan kekasihnya lagi. Mereka jarang bertatap muka karena Yaxuan yang melarang. Katanya, semakin sering yaowen menatap muka Yaxuan, semakin banyak keinginan Yaxuan muncul untuk bertemu dan mengecup bibir yaowen.Tuan song pun menjadi lebih protektif terhadap putra tunggalnya, mengingat Yaxuan bisa menghilang kapan saja. Bahkan Yaxuan tidak pernah keluar kamarnya selama sebulan lebih. Semua diagnosis dokter sudah cukup membuatnya lebih berhati – hati jika ingin hidup.
Kalau saja waktu itu Yaxuan tidak serta merta menutupi keadaannya. Mungkin saja kelalaiannya saat bersama dengan Yaowen bukanlah suatu kesalahan besar. Putra tunggal tuan song itu bahkan menutupi bercak – bercak kehitaman yang ternyata muncul di sekitaran dada dan punggungnya.
Dokter dengan tegas memberikan peringatan kalau sedikit saja Yaxuan kembali terpapar sinar matahari, selesai sudah jalan hidupnya.
"yaxuan..?"
Suara Yaxuan berdengung di ponsel Yaxuan. Mereka tengah bercakap beberapa saat yang lalu, hingga Yaxuan kehilangan fokus dan membiarkan Yaowen berbicara sendiri.
"Ah.. maaf."
Si muda Liu tidak bisa menyalahkan kekasihnya. Ia tahu banyak sekali yang Yaxuan pikirkan, terutama masalah hubungan mereka. yaowen sendiri sudah menolak berulang kali atas keinginan Yaxuan untuk mengakhiri hubungan mereka. Yaowen yakin, mereka masih bisa melanjutkan, meskipun banyak sebab yang menuliskan jalan mereka tidak akan pernah bisa bekerja dengan baik.
"Apa kamu sedang melamunkanku?"
Yaowen bisa mendengar kekasihnya tertawa, walaupun ia yakin itu bukan tawa yang biasanya ia dengar ketika mereka bersama. Tetapi apa dayanya? Yaowen hanya bisa berusaha.
"Haha.. tentu saja. Wenwen~ bisakah kau keluar dari kamar dan menuju balkonmu?"
"Hmm? Kenapa?"
Yaowen menjawab sambil keluar dari kamar tidur dan menuju ke balkonnya. Bisa ia lihat, suasana begitu cerah dan mereka harusnya bisa berkumpul dan saling mengadu rindu. Harusnya begitu.
"Kau tahu Yaowen. Aku bisa melihatmu menatap langit dan suasana di bawah sana."
Yaowen sedikit terkejut mendengar apa yang Yaxuan katakan merupakan hal yang sama persis ia lakukan saat ini. Yaowen bisa jadi merinding, kalau yaxuan ternyata sedang menatapnya dari suatu tempat sekarang.
"Wow, apa kamu sudah beralih profesi menjadi cenayang, ?"
Yaxuan lagi – lagi tertawa. Kali ini tawanya sedikit lebih lepas dari sebelumnya dan itu membuat Yaowen ikut tertawa lepas setelahnya.
"Sepertinya kau harus tahu fakta ini sebelum aku mati, Liu Yaowen."
Suasana jadi tidak nyaman lagi. Semua yang berhubungan dengan mati membuat Wang yaowen terhenti. Ia tidak suka dengan topik ini. Topik ini terlalu menyakitkan bagi semua orang, termasuk baginya.
"Jangan membalikkan badanmu, Yaowen. Aku tidak bisa melihat wajahmu dengan jelas."
Yaowen terpaku. Yaxuan benar – benar tahu pergerakannya. Tidak salah lagi, Yaxuan pasti memata – matainya dari kamar pemuda itu. Si muda Liu ini sebenarnya tahu kalau Yaxuan pasti bisa melihatnya, karena apartement miliknya maupun yaxuan, saling berhadapan. Hanya saja, yaowen tidak tahu mana tepatnya jendela kamar milik sang kekasih. Semua jendela apartement di depan matanya tampak sama.

KAMU SEDANG MEMBACA
MIDNIGHT SUN Ver[WENXUAN]
FanfictionLIU YAOWEN X SONG YAXUAN "Aku,kamu dan kita bukanlah kata yang bisa berjalan bersama" ATTENTION! INI ADALAH REMAKE DARI JUDUL terinspirasi dari film YANG SAMA MIDNIGHT SUN [YIZHAN] dari author @rareraey yang aku jadikan versi WENXUAN *sudah mendapat...