Liu yaowen tidak banyak bicara setelah ia memasuki mobil Zhang zhenyuan. Dirinya lebih memilih untuk menunggu zhenyuan memberinya topik obrolan, daripada ia harus memulai percakapan. Zhenyuan sendiri tampak kikuk menghadapi kekasih sahabatnya. Tangannya sedikit gemetar untuk memencet tombol radio, berharap agar suasana di antara mereka tidak setegang ini.
"Ehm.. apa kau siap untuk menemui Song yaxuan?"
Zhang zhenyuan bahkan perlu mengkonfirmasi mental Yaowen, karena Zhenyuan tidak ingin saat mereka bertemu dengan Yaxuan, Yaowen melarikan diri. Kalaupun nanti Yaxuan yang melarikan diri, setidaknya Yaowen sempat melihat keadaan kekasihnya dahulu.
Si muda Liu menghela napas agar pikirannya kembali tenang. Sebab ia pun tidak yakin akan bisa menahan diri untuk tidak menangis saat melihat Yaxuan nanti. Rasa rindu miliknya sama besarnya dengan rasa bersalah yang ia dapatkan setelah menyadari kebodohan yang ia lakukan, atau mungkin semua yang Yaowen rasakan saat ini adalah rasa bersalah.
"Apakah... Yaxuan baik - baik saja Zhang ge?"
Liu yaowen melirik pada Zhenyuan menunggu jawaban keluar dari mulut pemuda itu. Tetapi yang dilihat Yaowen adalah wajah tenang Zhenyuan yang melihat ke arah depan dan mulai membelokkan mobil.
"Aku tidak bisa mengatakan bahwa dia baik - baik saja..."
Mobil Zhenyuan sudah berjalan lebih dari lima belas menit dan mereka hanya mendengarkan nyanyian dalam radio yang sesekali berganti dengan suara penyiar. Yaowen sibuk mengamati jalan yang mungkin asing untuknya. Sedang Zhenyuan berfokus pada kendaraan lain yang kadang menyalip atau lampu lalu lintas yang berubah warna.
"Bisakah aku memanggilmu Yaowen?"
Sepertinya yang lebih tua sudah menemukan bahan obrolan. Mungkin sedikit aneh bagi Zhenyuan untuk bercakap - cakap tanpa menggunakan nama panggilan lawan bicaranya. Yah... setidaknya ini bisa memuluskan aksinya untuk mengajak bicara kekasih sahabatnya itu.
"Bisa saja."
"Wow respon yang singkat sekali. Aku harus cari banyak topik pembahasan sebelum berbicara denganmu ya."
Zhenyuan memunculkan senyumnya agar atmosfer mereka lebih baik. Yaowen pun ikut tersenyum meski hanya secuil kalau dibandingkan saat dia bersama Yaxuan. Menghargai usaha zhenyuan untuk berbicara dengannya tidak semahal itu kok.
"Kau tahu, Yaxuan itu menjadi temanku karena aku juga malas keluar. Tapi aku tidak sepertinya yang memang dibatasi oleh keadaan, aku hanya suka di dalam rumah."
Liu yaowen mulai melepaskan sanggahan kepalanya dan menatap zhenyuan dalam diam. Memperhatikan.
"Dia tidak benar - benar nyaman selama dua puluh tahun berada di dalam rumah tertutup seperti itu. Itulaah kenapa dua tahun belakangan dia memilih untuk menjadi penyanyi tanpa bayaran tetap. Dirinya hanya ingin menghilangkan stress yang sudah bertahun - tahun ia pendam dan kendalikan."
Dapat Yaowen lihat bahwa zhenyuan diam - diam bahagia saat menceritakan kisah Yaxuan. Entah kenapa ini membuat Yaowen iri -amat sangat iri dengan Zhenyuan. Zhenyuan seolah tahu masalah Yaxuan dari A sampai Z. Berbeda dengan Yaowen yang hanya tau secuil dari kisah kekasihnya.
Beberapa saat kemudian baru zhenyuan sadar, bahwa cerita darinya membuat Yaowen cemburu.
"Oh.. maaf, apakah ceritaku, membuatmu cemburu? Aku tidak ada maksud untuk membuatmu merasakan itu."
"Tidak - tidak. Aku hanya iri, zhang-ge tahu lebih banyak tentang Yaxuan."
Zhang ge kemudian tertawa kecil.
"Tentu aku tahu tentang riwayat kekasihmu. Kami sudah bersahabat hampir lima belas tahun. Gila sekali, kalau aku sampai tidak tahu seluk beluk kekasihmu itu."
Zhenyuan memberi jeda sedikit, sembari fokus untuk memasuki lahan parkir di suatu Rumah Sakit besar. Lalu setelahnya, baru zhenyuan melanjutkan apa yang ingin dirinya perjelas.
"Tetapi tenang saja. Posisimu dan posisiku ada porsi dan tempatnya sendiri. Yaxuan memberikan kita level yang berbeda. Walaupun kau baru muncul dalam hidup Yaxuan, bahkan kalian baru berhubungan. Levelmu jauh di atasku, Yaowen."
Mobil Zhenyuan telah berhenti. Tetapi lagi, keduanya enggan turun dan segera menemui Yaxuan. Zhenyuan sedikit merasa bersalah membawa Yaowen kemari dan Yaowen merasa tidak layak bertemu dengan kekasihnya sendiri. Benarkah aksinya ini tepat, untuk datang menemui Yaxuan, tanpa diundang?
Liu yaowen takut, tatapan song yaxuan berubah padanya. Dirinya takut bahwa Yaxuan akan berpikir semua ini salah Yaowen seorang dan Yaowen adalah calon pembunuh hidup Yaxuan. Liu yaowen takut dengan apa - apa yang sekarang berkutat di dalam pikirannya.
"Zhang-ge.. Apakah yaxuan akan mau menemuiku?"
Zhang-ge mengambil dan menghela napas sebelum menjawab pertanyaan si muda Liu ini.
"Aku tidak begitu yakin, Yaxuan nyaman menghadapimu dengan kondisinya yang sekarang. Tapi kuharap kamu juga tidak melarikan diri begitu saja, setelah melihat kondisinya."
Setelah mengangguk - angguk paham, keduanya turun dari mobil dan menuju dimana Yaxuan dapat di temukan. Tidak jauh sebenarnya, mereka hanya perlu menuju ke lantai enam dan menyisiri ruang tunggu pemeriksaan. Beruntungnya Yaxuan di sana, dengan ayahnya yang tersenyum ke arah zhenyuan maupun Liu yaowen.
Yaxuan tidak menyadari kedatangan zhenyuan, kalau saja ayahnya tidak tersenyum ke arah belakangnya. Yaxuan sedikit enggan menyapa zhenyuan karena sahabatnya itu tidak segera membalas pesannya yang sudah ia kirimkan. Baru saja omelannya akan terdengar, kalau kaki - kaki jenjang Yaowen berada di pandangan matanya.
Yaxuan tidak siap dengan ini, jantungnya berdegup lebih keras dari biasanya. Mungkin saja kalau dokter memeriksanya sekarang, dirinya pasti akan langsung dilarikan ke ruang khusus untuk ditangani. Lelaki di depan yaxuan ini pun sebenarnya juga sama gugupnya dengan yaxuan. Tetapi karena ia benar - benar ingin bertemu dengan Yaxuan dan semua degupan ini harusnya tidak ia hiraukan.
Dengan menghela napas cukup panjang. Akhirnya Yaxuan memberanikan diri untuk menatap kekasihnya. Pemuda yang membuatnya duduk di sofa lantai enam salah satu rumah sakit di Shanghai.Yaowen berharap bisa menenangkan pikirannya.
Yang Yaowen lihat dibalik jaket abu - abu itu adalah kekasihnya dengan visual yang sedikit menyedihkan. Tulang rahang yang mulai tercetak lebih jelas, mata yang lebih cekung, dan yang paling menonjol adalah kulit Yaxuan yang tampak lebih dan lebih pucat dari biasanya.
Saat ini Yaxuan seperti Bella Swan yang mati setelah melahirkan putrinya bersama Edward. Hanya saja Yaxuan tidak begitu kurus seperti Bella, kulit mereka saja yang sama pucatnya.
"Tuan Song, sebaiknya kita membiarkan mereka berbicara."
Zhenyuan dengan kepekaannya membawa ayah yaxuan untuk minggir terlebih dahulu. Dirinya tahu dua pasang anak manusia itu akan segera saling memaafkan dan saling memahami kalau diberi waktu berdua.
Dan benar saja.
Tidak sampai punggung ayah Yaxuan hilang, Yaowen sudah berjongkok di depan Yaxuan, sambil menangis. Tak ada hal lain yang memenuhi pikiran Yaowen selain kebodohannya yang membuahkan hasil menyakitkan. Tangan - tangan Yaowen terlalu gemetar sekedar untuk memegang tangan Yaxuan.
yaowen benar - benar ketakutan. Bahkan dirinya bersujud di depan kaki Yaxuan agar rasa bersalahnya bisa menghilang. yaxuan sendiri hanya menatap sedih kekasihnya yang bersujud sembari menangis di atas kakinya.
"Maaf."
Hanya satu kata, kemudian Yaxuan ikut menangis bersama kekasihnya. Mereka sama - sama menyesali apa yang mereka lakukan.
- - - - - - - - -
Sebentar lagi mau habis nii!!aku dulu baca ini hayati banget lo🥺
KAMU SEDANG MEMBACA
MIDNIGHT SUN Ver[WENXUAN]
FanfictionLIU YAOWEN X SONG YAXUAN "Aku,kamu dan kita bukanlah kata yang bisa berjalan bersama" ATTENTION! INI ADALAH REMAKE DARI JUDUL terinspirasi dari film YANG SAMA MIDNIGHT SUN [YIZHAN] dari author @rareraey yang aku jadikan versi WENXUAN *sudah mendapat...