Part 9

312 20 3
                                    

"Don?"

"Ya Bu?"

"Ada lagi jadwal kegiatanku setelah ini?"

"Tidak ada Bu, hanya ini yang terakhir."

"Buat kegiatan besok, nanti kirimkan dulu kepadaku ya. Barangkali aku lupa."

"Baik Bu."

"Kau pulang sendirian?" Tanyaku kepada Doni, sekertaris ku yang sudah tiga tahun ini bekerja denganku.

"Iya Bu."

"Kemana motormu?"

"Sedang di pakai adik saya untuk ujian di kuliahnya Bu." Aku menganggukan kepalaku.

Saat kami berdua sudah sampai di parkiran restoran. Aku membalikkan tubuhku saat sudah berada di depan mobil ku.

"Ayo pulang, ku antar dirimu."

"Eh, tidak usah Bu. Saya bisa pakai gojek saja." Tolaknya secara halus membuatku mendesah lirih dan mendatarkan bibirku.

"Ayo Doni, ini hampir magrib. Cepat, aku antar kau pulang."

"Apa tidak merepotkan, Bu?"

"Doni jika merepotkan mana mungkin aku menawari sendiri kepadamu. Ayo naik."

"Terima kasih Bu." Kami berdua pun memasuki mobil. Doni duduk di sampingku sedangkan aku yang mengemudi.

"Kau bisa mengunakan mobil bukan?" Tanyaku di tengah perjalanan. Disepanjang perjalanan kami mengobrol beberapa hal tentu tidak menyangkut pekerjaan.

Karena Doni dan ia memang dekat untuk atasan dan bawahan dalam pekerjaan. Di tambah sikap Doni yang mudah bergaul membuat ia nyaman bekerja dengan Doni.

"Bisa Bu."

"Jika aku membelikan mu mobil?"

"Hah? Bu jangan." Doni terkejut dengan reflek langsung menghadap ke arahku.

"Kenapa?"

"Terlalu berlebihan Bu, ibu sudah banyak membantu saya dan keluarga saya selama ini. Di tambah adik saya yang di tangung biaya kuliah dari ibu. Saya binggung harus membalas ibu dengan apa?" Doni tampak menundukkan kepalanya.

"Hey Doni, ayolah jangan merasa sungkan kepadaku. Anggap saja ini sebagai bentuk dari kerjamu yang selama ini bertambah baik dan teruslah menjadi sekertaris ku. Hahahaha...." Aku tertawa mengatakannya sendiri.

"Ahahahahah....ibu bisa saja."

"Aku serius Don."

"Ah sudahlah Bu, jangan bahas. Saya tidak enak dengan ibu, terlebih dengan Pak Pram."

"Baiklah. Sudah sampai." Aku menghentikan mobilku didepan rumah Doni.

"Terima kasih Bu atas tumpangannya. Loh, ibu mau ikut turun juga?" Tanya Doni kaget saat melihatnya membuka pintu mobil dan langsung keluar begitu saja.

"Ayo Don." Doni baru turun dari dalam mobil, dia mengejar bosnya yang sudah berjalan dan mengetuk pintu rumahnya.

Lalu keluarlah ibu Doni, "Eh...ada Sarah."

"Hehehe.....Apa kabar Bu?" Ia mencium tangan ibu Doni.

"Alhamdullah ibu baik. Gimana kabarnya? Udah lama nggak pernah mampir kesini?" Tanya ibu Doni yang masih memegang tanganku dan satu tangannya memegang bahuku.

Aku tersenyum lalu menjawabnya, "Iy Bu, di rumah lagi sibuk."

"Ayo mampir, makan bareng."

"Ah Sarah duluan aja Bu. Kebetulan sekarang Sarah ikut sama mertua, ngak enak kalau ngak makan bareng." Ibu Doni menganggukkan kepalanya mengerti.

CORETAN CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang