part 27

716 38 3
                                    

Ia mengelus bahu Sarah, setelah pertemuannya bersama Nehan tadi tiba-tiba saja Sarah menangis terisak.

"Tenanglah...ada aku di sini."

"Aku benci sekali hiks...aku juga ingin di cintai oleh mas Awang, tapi kenapa tidak bisa hiks....apa kurangnya aku Don hiks....?" Ia Terdiam, tidak bisa menjawab pertanyaan Sarah barusan.

"Sarah lihatlah kebelakang, ada aku yang mencintai mu dan selalu mengejar mu saat ini. Bisa kau buka mata mu?"

"Aku tidak mencintaimu Don." Jawabnya dengan lirih, kepalanya bersandar di bahuku. Sekarang dia sudah tidak menangis lagi.

"Cinta bisa datang kapan saja. Aku bisa membuat mu mencintai ku Sarah. Maka dari itu, menikahlah dengan ku!!!"

Sarah menegakkan kepalanya, menatap Doni dengan serius, "Apa ini sebuah lamaran?"

"Ya. Apakah kau menerimanya?"

Sarah terdiam. Dia tidak menjawab pertanyaan Doni. Genggaman tangan yang tiba-tiba dari Doni membuat dia memperhatikan Doni dengan seksama.

"Kau takut aku akan menyakitimu. Takut aku memiliki pacar di belakang mu. Kau takut aku seperti Nehan. Kau takut pernikahan mu dengan ku gagal seperti pernikahan mu dan Nehan. Aku tidak seperti Sarah."

"Percaya padaku, aku tidak seperti Nehan. Selama ini aku bekerja dengan mu aku selalu memperhatikan mu, kau pikir saja. Mana ada seorang sekretaris mau di ajak kesana sini bersama bosnya layaknya seorang  kekasih. Tidak ada Sarah, hanya aku. Semua ku lakukan karena aku menyukai mu. Aku mencintai mu."

Seolah terhipnotis perkataan Doni, "Kau mencintai ku?"

"Aku sangat mencintai mu." Jawab Doni dengan mantap.

"Nikahi aku secara sirih dulu sebagai bentuk keseriusan mu. Buat aku jatuh cinta lalu kita akan menikah secara hukum dan agama kembali." Ucapku dengan mantap.

"Lalu ketika kau tidak bisa mencintai ku balik? Kau akan meminta ceria dariku?" Tanya Doni dengan tajam, matanya bahkan menatapku dengan garang. Sedangkan aku hanya menganggukan kepalaku.

"Jangan harap ceria dariku Sarah. Kau sendiri yang meminta aku nikahi, malam ini pun aku bisa menikahimu langsung. Sekalinya kau sudah terikat dengan ku jangan harap lepas kecuali memang maut yang mengambil mu dari ku."

********************************

Sang ibu menatap cemas kepada sang putra sulung yang tengah bersiap ke rumah Kyai untuk berbicara mengenai pernikahan.

"Don, ibu tanya sekali lagi. Kamu serius mau menikahi Sarah?"

Doni menghela nafas panjang, sudah berpuluh kali ibunya bertanya sama sejak tadi malam keputusannya untuk menikahi Sarah secara sirih terlebih dahulu.

"Bu, Doni cinta sama Sarah. Doni bahkan sempat stress saat Sarah menikah dengan Nehan. Sekarang Sarah janda, Doni tidak mau kedahuluan dengan pria lain lagi."

"Tapi Don, status sosial kita berbeda dan usia mu juga lebih muda dari sarah. Apa kata orang nanti, pasti kamu akan di tuduh yang tidak tidak, seperti kamu yang hanya ingin harta Sarah saja."

Doni tersenyum, dia menggelengkan kepalanya, "Doni ngak peduli Bu. Yang penting Doni sudah bisa menikah dengan pujaan hati Doni saja Doni masih ngak percaya. Lalu ibu jangan khawatir soal gunjingan orang orang nanti, Doni tidak seperti itu dan Sarah adalah wanita baik. Ibu, doakan yang terbaik saja untuk Doni dan Sarah ya?"

Perasaan ibu masih belum tenang, sebagai seorang ibu dia takut dan tak tega ketika nanti anaknya mendapatkan omongan yang tidak enak dari orang-orang karena menikah dengan janda kaya raya.

****************************

"Dasar wong edan." Maki Pram kepada adiknya yang bodohnya setengah mati itu.

"Kamu yang benar saja Sarah, kamu nantanggin Doni kalau begitu." Siska menggelengkan kepala mendengar pengakuan adiknya yang meminta dinikahi siri oleh Doni sebagai bentuk cinta Doni.

"Ya, namanya juga pembuktian." Sedangkan tersangka masih cuek tidak memikirkan tentang pernikahan siri yang entah mau kapan di jalaninya.

"Terus Doni bilang gimana?" Tanya Pram yang memang sangat penasaran dengan usaha Doni.

"Dia bilang tadi malam, malam ini pun ia bisa menikahi ku. Ya, mungkin dia hari ini sedang mencari kyai untuk jadi penghulu. Lalu nanti malam datang untuk melamar dan besoknya aku akan menikah siri."

"Secepat itu?" Tanya Pram terkejut.

"Ya. Kenapa mas?" Pram menggelengkan kepalanya. Dia tersenyum.

"Hebat juga nyalinya."

"Huh...lalu sekarang kita belum persiapan apa-apa untuk nanti malam dan besok?" Siska bangkit dari duduknya.

"KALIAN BERDUA YANG MERENCANAKAN TAPI KALIAN JUGA MASIH BERLEHA-LEHE."

Siska terkadang stress dengan kelakuan suaminya yang membuat darah tinggi dan ini adik iparnya pun ikutan berulah seolah kebelet kawin.

Mereka berdua malah masih berleha-lehe tidak memikirkan nanti malam atau besok bagaimana.

Sudah pasti dia yang akan bekerja keras dan marah marah terus untuk hari ini dan besok.

Pusing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CORETAN CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang