part 15

390 22 2
                                    

Mas Awang:
Aku mau jalan sama Doni

Setelah mengirim pesan kepada mas Awang. Aku menunggu Doni didepan rumah. Aku memang mengajak Doni keluar karena ada festival di suatu daerah. Disana banyak stand makanan yang menggugah selera.

"Ayo Bu...." Aku menganggukan kepalaku, meraih helm lalu memakainya. Menaiki motor Doni lalu Doni melajukan motornya ke arah tujuan kami.

Setelah parkir, aku dan Doni berjalan berdampingan.

"Aku ingin dimsum, Boba dan corndog."

"Ibu yakin?" Tanya Doni tidak yakin dengan permintaan ku barusan.

"Kenapa? Kau tidak mau membelikannya?"

"Ah, aku akan belikan ayo Bu." Doni menarik tanganku membuat aku tersenyum. Setidaknya setelah aku menikah pun Doni selalu ada untukku, dia menjadi sekertaris dan teman sekaligus bagiku.

Doni mengantri dimsum yang aku mau, sedangkan aku membeli Boba.
Setelah selesai mengantri 3 makanan yang aku mau. Disinilah sekarang aku saat ini, duduk bersama dengan Doni.

Memakan makanan yang kami beli sembari melihat orang-orang berlalu-lalang didepan kami.

"Bu?"

"Hmm...." Aku berdehem.

"Bagaimana jika saya menyukai ibu?" Aku mengangkat kedua alisku dan tersenyum tipis.

"Berniat menjadi selingkuhan ku Doni?" Tanyaku balik kepadanya. Doni tampak menggelengkan kepalanya, "Bagaimana jika aku menawarkan cinta yang tulus kepada mu? Apakah kau mau menerimanya? Melepaskan suamimu itu?"

Aku membuang nafasku dengan pelan, "Entahlah, aku masih ingin memperjuangkan cintaku Doni. Lagian aku tidak sebaik apa yang kamu lihat Doni masih banyak wanita yang baik di luar sana. Aku juga lebih tua darimu."

Tapi sepertinya jawabanku kurang puas diterima oleh Doni.

"Ibu menolak saya karena saya miskin?" Tanyanya dengan nada yang tajam.

Aku terkekeh mendengarnya, "Jika aku menolak mu hanya karena kamu miskin, lalu suami ku bagaimana Doni? Memang jika mas Nehan di bandingkan dengan mu kau kalah Don, tapi bandingkan aku dengan Mas Nehan."

Dalam hati Doni menjawab, benar. Sejatinya Bu Sarah lebih kaya dibanding Pak Nehan. Tanpa pak Nehan pun Bu Sarah bisa membeli apapun yang dia inginkan.

"Lalu kenapa anda menolak saya?"

"Don, saya sudah memiliki suami."

Jawaban Bu Sarah tak mempu membuat Doni puas. Doni benar-benar memantapkan hatinya untuk mengadakan perasaan sejujurnya kepada Bu Sarah. Dia buang jauh-jauh harga dirinya didepan bosnya dan pujaan hatinya ini.

"Tapi Saya jatuh cinta kepadamu."

**********************************

Baru saja aku hendak menaiki motor Doni suara seorang wanita memanggil diriku membuat aku berbalik, "Mba Sarah?"

"Loh Widya. Kamu kesini?" Tanyaku dengan kaget.

"Hehehe iya di rumah bosen, pengin jalan-jalan."

Aku tersenyum menanggapinya, "Gimana keadaan kamu sama kandunganku?" Aku menatap perut Widya yang sudah memasuki bulan ke 7 itu, sudah besar.

"Alhamdullah sehat mbak, mbak gimana kabarnya? Kok ngak pernah ke rumah ibu?"

"Saya sibuk Wid. Banyak pekerjaan kantor kapan-kapan deh saya main."

"Widya...." Mas Nehan datang membawa sepeda motornya disamping Widya.

"Loh Sarah, kamu kok disini?" Tanyanya dengan kaget. Aku tersenyum.

"Aku udah izin sama kamu lewat chat sepertinya kamu belum membaca."

"Ya sudah lah sana pulang, kasihan Widya sudah malam juga ini. Aku juga mau pulang."

Mas Awang menganggukan kepalanya, dia membantu Widya menaiki motor matic nya. Setelah itu mas Awang menatap tajam ke arah Doni yang di balas tatapan tajam Doni juga untuk mas Awang.

Aku meraih tangan mas Awang dan menciumnya. Lalu mas Awang pergi bersama dengan Widya. Kenapa aku tidak bersalaman dengan Widya? Karena aku tidak mau. Aku tidak mau Widya mencium tanganku maka dari itu aku  selalu menolak bersalaman dengan Widya walaupun hanya berjabat tangan.

"Ayo pulang." Aku menganggukan kepalaku mendengar ucapan Doni. Ku peluk erat pinggang Doni, sepanjang perjalanan aku menaruh daguku di bahu Doni. Tatapan mataku kosong membuat Doni takut dan berakhir memegangi tanganku yang berada di perutnya itu, takut aku jatuh karena lemas.

"Apa iya aku menerima ajakan mu berselingkuh saja Don?"

"Aku rasa mas Awang memang benar-benar tidak tertarik denganku sama sekali."


  

CORETAN CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang