•
•
•"Maaf, Juno! Aku akan kembali lagi di lain waktu yang lebih baik.."
"Jangan sakit, Juno.."
•
•
•
"Kak Hajun.." Panggilnya lirih, Hajun yang mendengarnya segera menghampiri dengan tatapan khawatir.
"Kau tidak apa? Ada yang sakit? Apa Kakak perlu memanggil Dokter?" Juno hanya menggeleng pelan dan memeluk erat Hajun.
"Ada sesuatu yang Kau pikirkan, Juno?" Tangannya mengusap lembut kepala belakang yang memeluknya.
"Sunu ke mana.." Gumamnya yang tidak begitu terdengar jelas. Hajun hanya bisa menenangkannya dengan dekapan hangat serta usapan lembut di punggung, juga kepalanya tanpa berkomentar apa pun.
"Sore nanti, Dokter sudah mengizinkan untuk pulang. Ada tempat yang ingin Kau kunjungi, tidak?" Ujarnya membuat Juno melonggarkan pelukannya beralih menatapnya.
"Uhm, tidak ada.. Tapi, temani Aku nonton saja!" Balasnya yang diakhiri pekikan kecil.
"Baiklah, jika itu maumu. Kak Hajun akan temani, okay? Sekarang kembalilah beristirahat, agar sore nanti tidak mengantuk!"
"Siap, Kapten!" Juno berbaring menyamping, sedikit menaikkan selimut, dan mulai memejamkan mata. Sedangkan Hajun memilih duduk bersandar di sofa mencoba diam agar tidak menganggu ketenangan.
Sore pun tiba, Juno dengan senang menyambut para maid saat memasuki rumahnya, meski ia duduk di kursi roda yang didorong oleh Hajun. "Kak Hajun, belum ada kabar dari Mama?" Tanyanya sesampai di ruang besar khusus menonton.
"Belum, mungkin akan pulang malam? Lupakan saja, sekarang Kakak akan menemanimu menonton!" Hajun duduk di kursi tepat di samping Juno. Mereka menonton beberapa konten dari Boy Band kesukaan Juno.
"Yang rambut merah, siapa namanya?"
"Jungwon! Yang Jungwon, ENHYPEN! Cakep-cakep, 'kan?! Kemaren mereka baru aja ngeluarin MV baru, keren banget, huhu! Sunghoon kaos kutangan, semuanya meresahkan jiwa dan raga, huwaaa!!" Jelasnya dengan heboh, Hajun yang sedikit menganga hanya mengangguk dan kembali menonton.
BRAK!
"JUNO DANANTYA!"
"Mama? Ada apㅡ
"Ikut Mama!" Jiya menariknya paksa, sedangkan Juno susah payah untuk berjalan biasa, berakhir dirinya diseret seperti koper.
Hajun berpindah tempat, berdiri di antara para maid di lantai bawah. Dalam hati ia hanya bisa berdo'a yang terbaik untuk Juno, tidak hanya dirinya, semua maid di sana pun ikut serta.
DUGH!
"Bagaimana Kamu bisa menemuinya, Sialan?" Juno merintih kesakitan, kala kepalanya menabrak dinding cukup kencang, belum lagi kakinya yang terasa ngilu.
"JAWAB, JUNO!"
"SIAPA YANG ANDA MAKSUD?!" Ia kelepasan, terbawa emosi.
PLAK!
"JAGA NADA SUARAMU! SAYA TIDAK MENGAJARKAN HAL YANG TIDAK BAIK PADAMU!" Tangannya mencengkram keras dagu Juno, pemilik dagu tampak menyeringai kecil.
"Tidak? Apa, tidak? Oh, belum sadar diri Anda rupanya.."
DUGH! DUGH!
"JIYA! Kau bisa membunuhnya!" Panik Tina yang baru saja datang dengan nafas tersenggal-senggal.
"Uhuk.. Uhuk! Hoek!"
Brugh!
"JUNO! Sadar, Juno!" Tina menepuk-nepuk kedua pipi Juno yang sedikit memerah.
"KAU SUDAH GILA, JIYA! INI KETERLALUAN!"
"DIA PANTAS MENDAPATKANNYA! ANAK MANJA ITUㅡ
"BERISIK! Aku akan membawanya ke rumah sakit, dan Kau jangan coba-coba menjenguknya!" Ia menggendong bridal Juno, segera membawanya pergi dari sana.
"J-juno! Apa yang terjadi padanya?!"
"Dia muntah darah, Saya rasa organ dalamnya ada yang terluka. Tolong siapkan mobil sekarang juga, Hajun!" Setelah mendapat jawaban dari pertanyaannya, Hajun cepat berlari ke garasi untuk mengeluarkan mobil.
"Ck, Aku hanya menendang perutnya.. Harusnya tidak masalah, bukan?"
•
•
•
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR FANTASY [END]
Fantasy❝The Real Of Special❞ Orang yang membaca cerita ini, akan dipenuhi dengan tanda tanya. Dan sebab itulah kehidupan yang rumit banyak teka-teki. Sepasang kembar remaja laki-laki ini akan memberikan contoh untuk kalian apa yang dimaksud dengan kehidupa...