«15. FIGHT-LOSE» [✓]

162 55 18
                                    






Di luar sana, Sunu sibuk menaruh barang-barang berat di pintu masuk depan dan belakang. Semua jendela di rantai, semua pintu juga dirantai bagian knop pintu. Beberapa maid perempuan bersembunyi di dalam kamar mereka masing-masing, sisanya membantu Sunu.


DUGH! DUGH! DUGH!


Pintu dihantam keras dari luar sana, sekali-kali Sunu menoleh ke arah ruangan di mana tempat Hajun dan Juno berada. Bahkan ventilasi disumbat semua hingga membuat suhu ruangan akan naik drastis jika tidak dinyalakan ac. Suara keras itu berhenti, tapi aura di sana masih begitu menyeramkan.


"Satu atau tidak sama sekali." Gumam Sunu sebelum berjalan cepat ke ruang khusus game. Telinga kirinya ia tempelkan di pintu, alih-alih mencoba mendengar suara yang ada di dalam beberapa saat.

"AARRGGHH!!" Matanya membulat mendengar teriakan Hajun yang begitu keras.


"KAK HAJUNN!!!" Sunu berusaha mendobrak pintunya, dibantu beberapa penjaga lelaki lainnya.


BRAK!


Pintu berhasil terbuka, setengah hancur karena tidak bisa terbuka akibat lemari yang menghalangi di baliknya. Setelah menggeser lemari, terlihatlah Hajun yang setengah mati menahan diri ditarik dari luaran jendela.


"SIALAN! KENAPA KACANYA BISA PECAH!?" Kedua mata Sunu berubah menjadi campuran merah dan hitam pekat. Ia melepaskan kasar kalungnya dan melemparnya ke arah jendela yang sudah terbuka itu.


"ENYAH KAU, SIALAN!"


"K-kabut apa itu.." Ujar salah satu maid di sana setelah Sunu berhasil mengusir sosok aneh yang baru saja mengusik mereka.


"Kabut Iblis, sudah jelas mereka yang mengirimnya ke sini.." Memang sudah usai bagi yang lain, tapi belum dengan Sunu.


"Kalungmu, kenapa dilepas?! Aku sudah katakan untuk tidak melepasnya!" Juno menyentuh lehernya, bahkan ia sendiri tidak tahu kalau kalungnya sudah tidak terpasang.


"A-aku tidak tahu.."


"Meski hanya orang tertentu yang bisa melihatnya, Kau tidak bisa seenaknya melepas-pakainya! Lihat, perbuatanmu menjadikan orang tidak bersalah hampir mati!" Mendengar hal itu, Juno merasa tidak terima. Lantas, ia sedikit mendongak menatap Sunu.


"Sudah kukatakan Aku tidak tahu, apa Kau tidak dengar? Aku tidak melepasnya sama sekali!" Balasnya dengan penuh tekanan.


"Lalu, kenapa kalungmu bisa tidak ada?! Jika terpasang padamu, maka kedua kalung milik kita tidak dihancurkan oleh Iblis tadi, Juno!"


"Aku bilang, Aku tidak tahu! Kau juga yang melempar kalungmu tadiㅡ


"AKU MENYELAMATKAN KAK HAJUN! ULAHMU YANG HAMPIR MEMBUNUHNYA, JUNO!" Bentaknya keras dengan tangan yang kini menarik kerah baju Juno, menatapnya tajam.


"AKU BENAR-BENAR TIDAK TAHU! KAU TIDAK BISA SEENAKNYA MENYALAHKANKU!" Kini ditambah kedua mata Juno yang berubah menjadi warna campuran antara biru laut dan hitam pekat. Juno juga berani menarik kerah baju kembarannya.


Dari banyak maid, tidak ada yang berani menengahi atau memisahkan keduanya. Hajun berusaha bangkit, sulit karena masih merasakan sakit yang hebat di seluruh tubuhnya, bahkan ia tidak kuat untuk sekedar berteriak.


"Kunci terakhir, kebencian.."


BUGH!


Semuanya membulatkan mata ketika melihat Sunu menghantam keras rahang Juno. "Hah, Kau kira Aku tidak bisa?"


BUGH!


Juno membalas hantamannya tepat di hidung mancung kembarannya. Yang lain dapat melihat kabut dari sepasang kembar itu mulai bertebaran, dengan warna campurna sesuai mata keduanya.


"Kita harus hentikan mereka! Rumah ini bisa runtuh jika dibiarkan!" Bisik salah satu dari mereka. Belum sempat mereka menengahi keduanyaㅡ


"AAARRGGHHH!!!" Kabut dari keduanya seketika menghilang, digantikan oleh kabut hitam pekat yang auranya sama-sama gelap.


Lehernya dicekik kuat oleh kabut hitam yang kembali datang, juga membuat tubuhnya melayang semakin menjauh ke arah keluar, jendela. "JUNO!!" Terlambat, Juno menghilang dalam sekali kedipan mata dari pandangan mereka.


"Satu atau semuanya.."


Sunu sadarkan diri dan Hajun tidak merasakan sakit lagi. Bahkan luka hidung yang dihantam tadi, hilang.


"SIAL, SIAL! DIA BERHASIL!"




•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OUR FANTASY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang