«19. Can't Control» [✓]

165 32 4
                                    






"Kalian membohongiku." Satu kalimat yang pertama kali diucapkan Juno setelah sadarkan diri beberapa menit lalu dan dikelilingi oleh Sunu, Hajun, serta Jacky.


"Apa yang Kau maksud?" Saut Sunu dengan raut wajah dan tatapan yang tidak bisa diartikan, Hajun dan Jacky saling menatap waspada satu sama lain.


"Memang ini hidupku, dipenuhi dengan kebohongan tiada henti.." Kekehnya dengan seringaian kecil, mereka semakin bertanya-tanya.


"Jangan bilang.."


"Katakan yang jelas, Juno! Jangan membuat orang penasaran setengah mati!" Peringatnya membuat Juno menatapnya aneh.


"Kau ini, marah-marah terus! Kauㅡ


"SUDAH CUKUP KAU MEMBUATKU KESAL, JUNO!" Sunu tiba-tiba membentaknya, Hajun dan Jacky tersentak ke belakang, sedangkan Juno menutup kedua telinganya dan menatapnya jengkel.


"Oh, maaf? Sebenarnya, kesalmu mungkin tidak seberapa kesal denganku.. Mengetahui Kak Hajun adalah Kakak kandungku, Aku semakin.. woah, hebatnya Dunia ini~" Raut wajah mereka seketika berubah kala mendengar apa yang diucapkan Juno dengan serius.


"Hal kecil, dan Kak Hajun juga Kakak kandungku! Kita hanya lahir berbeda beberapa menitㅡ


"AKU TAHU KAU DULU PERNAH BERUSAHA MEMBUNUHKU, SUNU MADHAVA!!" Potongnya dengan suara keras, ditambah posisinya berubah menjadi berdiri di atas kasur. Matanya berlinang air mata, namun warna matanya juga mulai berubah.


"Dengarkan! Aku hanyaㅡ


"CUKUP MENGIYAKAN DAN AKU TIDAK BUTUH PENJELASAN DARIMU! Aku tidak ingin mendengarkan omong kosongmu lagi, cukup sampai sini dan janganㅡ


Ucapannya terpotong saat Sunu menarik kedua tangannya kasar, menyeretnya paksa menuju suatu ruangan. "SUNU!!" Kedua manusia yang menyaksikan hal tersebut panik bukan main, keduanya sudah berada di bawah alam sadar, terutama Sunu sendiri.


"LEPASKAN! LEPASㅡ


BRUGH!


"BERISIK, DIAM KAU!" Tubuh ringannya didorong kencang hingga terjatuh ke lantai ruangan, Sunu mengunci pintunya dan menghampirinya.


Detik itu juga, lehernya dicekik kuat oleh kabut kemarahan Sunu. Kini semua tubuhnya terikat tali dan kabut, tidak ada yang bisa ia lakukan sebab dirinya masih ada rasa 'tidak ingin melawan'.


"Lihat, jangan sok bisa dariku? Aku yang layak hidup, bukan Kau yang BERHARGA di mata Mama! Kau ingin Aku membunuhmu seperti dulu, 'kan? Entahlah, Aku sangat senang melampiaskan semua emosiku padamu dibanding pada maid-maid tidak berdosa itu?"


JLEB! JLEB!


Ia menusuknya di perut bagian kanan, menariknya lepas dan kembali menusuknya di bagian kiri. Matanya melebar saat kembali merasakan sakit yang sama, entah yang ke berapa kalinya. "Kau tidak bisa mengalahkanku di garis finish.. Juno.. Sebab dari awal pun, Akulah pemenangnya, bukan Kau atau pun Kak Hajun!"


BRUGH!


Sunu terpental begitu saja setelah Juno dengan secepat kilat terlepas dari semua yang menyakitinya. Ia menyeringai kecil melihat luka tusukannya yang perlahan menghilang rapih, hanya menyisakan bekas darah yang menempel indah pada kaos putihnya.


"Kalau begitu, Aku akan melaju selangkah lebih dari mayat busukmu, Sunu?"


"Coba saja, bisa?" Balasnya dengan kekehan dan keduanya saling bertatapan tajam satu sama lain. Membunuh dari dalam secara tidak langsung, ini yang dimaksud.


DUGH! DUGH! DUGH!


Pintu terdengar dihantam keras dari luar sana, belum sempat Sunu menguncinya dengan kabutnya, pintu sudah terbuka secara kasar.


BRAK!


"KALIAN BERDUA SADARLAH!!"


BUGH! BUGH!


"HAJUN!!" Jacky hanya bisa berteriak kala Hajun langsung menghantam pipi Si Kembar sering satu dengan kencang, keduanya terhuyung ke arah berlawanan sampai keadaan kembali normal seperti semula.


"Ikut ke kamar Kakak, sekarang!"




•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OUR FANTASY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang