•
•
•Perjalanan menuju rumah sakit terhambat akibat macetnya jalanan yang begitu padat, untungnya pendarahan dari mulut Juno berhenti. Menyisakan rasa sakit yang menyiksa di bagian perutnya.
Terdengar Hajun beberapa kali memukul setir mobil karena kesal, ia sangat khawatir. Matanya juga waspada terhadap Tina yang memangku Juno dengan santai.
"Sebentar, Saya akan membeli sesuatu di sana!" Tina keluar dari mobil, berjalan melewati kendaraan-kendaraan yang masih terdiam. Tepat di saat ia sampai di tempat yang dimaksud, mobil yang dibawa Hajun tiba-tiba mendapatkan celah besar untuk melaju.
"Juno, maafkan Kakak! Pegangan yang erat!" Sontak Juno memegang erat tepi kursinya, sebelah tangannya ia gunakan untuk memegangi perut sakitnya.
Sampai ia merasakan Hajun langsung melajukan mobil dengan kecepatan cukup tinggi. Tina yang mengawasi mereka langsung membulatkan mata saat melihat mobil yang ia tumpangi tadi melaju dengan kecepatan yang tidak bisa dibilang biasa.
"HAJUN, SIALAN! BERANI SEKALI DIA!" Tina menggertak giginya kesal, menggeram rendah, dan memanggil seseorang dengan ponsel pintarnya.
Mobil itu berbelok di sebuah tempat sepi, memakirkannya asal. Ia turun ke bagasi mobil untuk mengambil beberapa senjata tajam, jaga-jaga. Juno yang berpikir buruk seketika ketakutan saat Hajun membuka pintu mobil bagiannya. "K-kakak mau apa?!"
Ia terkekeh melihat Juno ketakutan, padahal tidak ada niat buruk. "Kita akan kabur, Kakak bukan berniat menyakitimu. Ini senjata tajam untuk berjaga-jaga, Kau juga harus menyimpannya sendiri untuk darurat, Juno."
"B-bagaimana dengannya? Dan juga Mama akan membunuhmu kalau k-kita ketahuan.."
"Tidak akan, sekarang Kamu ganti baju dulu! Kakak juga mau ganti, mumpung sepi gakda orang!" Ia memberikan sepasang pakaian santai pada Juno, Hajun juga segera menggantinya secepat kilat. Tidak lupa dirinya menaruh beberapa senjata tajam cadangan di selipan jaket Juno, serta pisau kecil di sepatunya.
Selesai berganti, Hajun memasukkan pakaian bekas mereka ke dalam sebuah tempat sampah, mengguyur seisinya dengan bensin, kemudian melemparkan korek api yang menyala ke dalam sana membuat isi tempat sampah itu terbakar. Hajun menaruh beberapa senjata tajam cadangan di selipan jaket Juno, serta pisau kecil di sepatunya.
Tidak hanya pakaian luar, sepatu mereka pun ikut diganti dan dibakar. Jangan lupakan semua alat elektronik milik Hajun termasuk ponsel pintarnya dihancurkan.
"Kita harus bergegas, Juno!" Mau tidak mau Juno digendong bridal, tidak bisa gendong punggung karena akan menekan perutnya yang masih terasa sakit.
"K-kita akan ke mana, Kak?"
"Nanti Kau akan tahu, berdo'a saja! Kakak akan membawamu ke tempat yang lebih aman, Juno!" Butuh waktu cukup lama, dari mulai menaiki bis, kereta, taksi, kini perahu boat.
"Sampai di sana, Kau akan mendapat penanganan yang lebih mendalam. Saya tinggal, ya!" Ujar Dokter yang baru saja selesai memeriksanya, dan pergi meninggalkan keduanya.
"Kakak.. sakit.." Tangan dinginnya menggenggam erat tangan Hajun yang juga terasa sama-sama dingin.
"Bertahanlah, Kau akan sembuh!"
•
•
•"INI AKIBAT ULAHMU, TINA! KAU MENGGAGALKAN RENCANA KITA!"
"AARRGHH!! AKU MANA TAHU HAJUN BERKHIANAT!!"
"CEPAT TEMUKAN ANAK-ANAK SIALAN ITU, APA PUN CARANYA!!"
•
•
•
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR FANTASY [END]
Fantasía❝The Real Of Special❞ Orang yang membaca cerita ini, akan dipenuhi dengan tanda tanya. Dan sebab itulah kehidupan yang rumit banyak teka-teki. Sepasang kembar remaja laki-laki ini akan memberikan contoh untuk kalian apa yang dimaksud dengan kehidupa...