•
•
•Juno tengah mendengarkan Sunu yang sedang berbicara panjang lebar dengan posisi ia duduk di atas pundak Hajun yang terduduk di sofa. Tangannya sesekali memainkan rambut Hajun dan menepuk-nepuk pelan kepala itu.
"Tapi, jangan salahkan Papa karena tujuan Beliau sebenarnya itu baik, Mama saja yang memang tidak bisa berubah. Mengerti, Juno?"
"Ung, dimengerti!" Balasnya mengangguk-ngangguk tanpa menatap lawan bicara. Kepalanya sibuk menoleh ke sana kemari.
"Tatap lawan bicaramu saat berbicara, Juno Danantya!" Peringat Sunu dengan tegas. Hajun hanya bisa mengalihkan pandangannya, sedangkan Juno tidak mendengarkannya, ia malah turun dari duduknya dan berlari entah ke mana.
"Hah, ada apa lagi dengannya.." Gumamnya pelan, terdengar helaan nafas. Hajun memilih beranjak untuk menyusul Juno.
Kaki Juno melangkah dengan cepat ke sana kemari, entah apa yang dilakukannya, yang pasti Anak itu terlihat seperti sedang bermain kejar-kejaran tanpa ada siapa pun selain dirinya dan Hajun yang memerhatikannya dari pintu.
"Hihihi, tangkap Aku! Tangkap Juno kalau bisa~" Hajun sedikit mengernyitkan dahinya bingung kala mendengar Juno beberapa kali mengucapkan kalimat seperti sedang bermain dengan orang.
"Kenapa begitu serius?" Ia sedikit tersentak mendengar suara yang tidak asing tepat di telinga kanannya. "K-kau bisa melihatnya sendiri.. Apa mungkin, Dia bisa melihat mereka?" Sunu beralih memperhatikan Juno yang memang harus dicurigai, sialnya Dia tidak bisa melihat siapa pun selain Juno seorang.
Sedikit menghela nafas, menghampiri, menghalangi jalannya. "Masuk ke dalam rumah, Juno!" Titahnya dingin, dapat dilihat mata Juno berkaca-kaca. Tapi, Anak itu segera berlari masuk ke dalam rumah.
"Seharusnya Kau tidak boleh terlalu keras padanya, Sunu? Aku takut Dia malah akan takut padamu nanti.."
"Biarkan, Kak! Justru Aku takut Dia malah berinteraksi dengan makhluk yang tidak baik, itu akan menambah masalah.. Tidak semuanya baik.."
Di kamar mandi, Juno tengah duduk meringkuk sembari terisak pelan sesekali. Punggungnya tersandar pada dinding kamar mandi, tangannya terus-menerus mengacak-acak rambutnya dan mulutnya bergerak tidak jelas sedari tadi.
"Anak Papa, jangan cengeng, dong?"
Isakannya terhenti seketika, perlahan kepalanya mendongak. "P-papa.."
"Sini, peluk dulu.."
Juno memeluk erat sosok Papanya itu, air matanya mengalir semakin deras saat punggungnya diusap-usap pelan. "Hiks.. Hiks.. M-maafin Juno, Pa.. Hiks.. Junoㅡ
"Shh.. Kamu gak salah, okay? Yang salah itu Papa.. Sekarang, lebih baik Kamu ke kamar, jangan kelamaan di kamar mandi kayak gini, nanti sakit! Salam buat Sunu dan Hajun, Papa Sayang kalian!"
"P-papa!?"
Kepalanya menoleh ke sana kemari, sosok Papanya sudah tidak ada di pandangannya. Ia segera beranjak keluar kamar mandi, berniat mencari Sunu untuk memberitahunya. Baru saja turun menginjak tangga pertama, ia terpeleset dan tubuhnya terguling hingga sampai di lantai bawah, tujuannya.
BRUGH!
"TUAN MUDA!!" Semua maid di sana segera menghampiri, 2 dari mereka melapor.
Tidak sampai 1 menit, Sunu dan Hajun muncul dari lorong dekat sana. "Juno!" Para maid sedikit menjauh memberi celah untuk keduanya.
Sunu menyentuh kepala dan dahi Juno yang terluka cukup parah, bayangkan saja tangga dari lantai 2 ke bawah itu panjang. "Dia akan baik-baik saja, jangan khawatir.." Tak lama, luka yang tadinya mengeluarkan darah segar menutup rapih secara perlahan. Kembali ke seperti semula seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
"Tolong bersihkan darahnya, dan jangan lupa sebelum dibersihkan, taburi garam pada darahnya terlebih dahulu!" Ia mengangkat tubuh Juno, membawanya ke kamar dengan Hajun yang mengekorinya.
"Kak, tolong panggilkan Jacky kemari. Aku ingin berbicara langsung dengannya.." Hajun segera memanggilnya lewat sebuah panggilan. Sampai 15 menit berlalu, seseorang tersebut memasuki rumah sesuai yang diperintahkan.
"Sudah lama tidak bertemu, Sunu, Hajun? Bagaimana kabar kalian?" Tanyanya setelah duduk di salah satu sofa yang sudah disediakan. Mereka berada di ruangan seperti biasa, terpencil.
"Harus baik, bukan?" Jawabnya mengundang kekehan dari Jacky dan Hajun. "Hehe, apa yang akan Kau bicarakan denganku?"
"Ini.. soal Adikku.."
"Kau berhasil?! Hey, Kau tidak mengabariku.." Gerutunya di akhir kalimat, menatap kesal Sunu di seberangnya.
"Kau sibuk, kami juga sibuk.. Ya, tentu saja Aku melupakan hal itu?" Kekeh Sunu yang diangguki Hajun.
"Akh, benar juga.. Lalu, bagaimana?"
"Jadi.. Aku sedikit bingung dengan kelakuannya yang lebih manja dari sebelumnya, terkadang Aku sedikit risih karena sikapnya yang suka melawan, apakah menurutmu itu normal?" Sunu sedikit menundukkan kepalanya setelah selesai berbicara.
"Normal, bisa saja dari faktor permasalahan kalian. Berbeda dengan Kau yang diasingkan Mamamu, Juno di sana harus bertahan sendirian bertahun-tahun tanpa kalian, Adik-Kakak memang seperti itu.. Baik Adiknya yang risih pada Kakaknya, atau pun Kakaknya yang risih pada Adiknya, normal! Mungkin karena kalian sudah lama tidak bersama secara langsung dan keadaan sudah mulai membaik dari sebelumnya, Kau merasakan hal itu.."
"Keadaan sudah mulai membaik dari sebelumnya, apa yang Kau maksud itu.."
"Iya, Kau tentu tahu maksudku. Keberadaan Mama kalian yang membuat kalian ketakutan, tanpa disadari mengharuskan kalian melindungi satu sama lain. Hanya saja, jangan sekali-sekali kasar padanya, ia sudah banyak disiksa di sana, bukan? Terlebih lagi, Mamanya sendiri. Apa jadinya nanti, kalau Kau malah ikut-ikutan menjadi orang yang ditakuti Adikmu sendiri?"
"Uhm, baiklah.. Terima kasih, Aku sedikit lega mendengarnya!"
"Santai saja. Oh, ya.. Apa ia sudah tahu?"
"Tentang?" Jacky mengalihkan pandangannya pada Hajun, detik itu juga keduanya langsung mengerti apa yang dimaksudnya.
"Cepat atau lambat, Dia akan mengetahuinya.. Aku hanya takut Dia malah akan marah pada kalian, atau.. benci.."
•
•
•
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR FANTASY [END]
Fantasy❝The Real Of Special❞ Orang yang membaca cerita ini, akan dipenuhi dengan tanda tanya. Dan sebab itulah kehidupan yang rumit banyak teka-teki. Sepasang kembar remaja laki-laki ini akan memberikan contoh untuk kalian apa yang dimaksud dengan kehidupa...