Chapter 4

153 9 1
                                    

Ally's PoV

"Niall?"

Aku langsung memeluknya dan menangis di bahunya.

"Ada apa Ally? Kenapa kau menangis?" tanya Niall melepaskan pelukanku kemudian memberiku sebuah sapu tangan.

"Terima kasih dan maaf membuat bahumu menjadi basah" jawabku lalu mengelap air mataku yang ada di pipi.

"Lupakan. Apa yang terjadi padamu?" tanya Niall lagi dengan nada khawatir.

Aku menggeleng.

"Putri Ally!!" teriak seseorang. Aku menoleh dan menemukan Peter yang sedang berlari menujuku.

Aku terkejut dan langsung berlari dengan cepat tidak peduli dengan tatapan orang yang juga terkejut melihat dirinya. Niall menahanku tapi dengan cepat ku melepas tangannya yang menahanku dan berlari.
Tak sedikit orang yang tak sengaja tertabrak olehku dan kemudian orang itu langsung terkejut melihatku. Peter masih mengejarku di tambah Niall yang ikut mengejarku. Oh great.

Aku lelah. Aku berhenti sebentar lalu menengok kebelakang. Peter dan Niall masih mengejarku. Dengan tenaga yang masih ku miliki, aku mulai berlari lagi. Aku berasa melayang karena kakiku yang sudah pegal. Tiba-tiba aku terjatuh. Aku sudah tidak untuk berlari lagi. Semua orang menatapku dan ada juga yang memfotoku dengan keadaan aku terduduk sambil mengaduh.

"Ke-le-lahan nona?" tanya Peter dengan nafas yang tersenggal-senggal. Aku menatapnya tajam.

Aku tidak melihat Niall. Bukannya tadi dia mengejarku juga?

"Kita harus pulang. Yang Mulia mencarimu. Untung saja aku melihatmu tadi jadi tidak terlalu susah untuk mencarimu" ujar Peter masih mengatur nafasnya.

Aku tidak bisa berkata apapun. Tenggorokanku kering akibat kelelahan. Kakiku sakit. Peter mendekatiku lalu menarikku masuk ke dalam taksi yang lewat.

Di dalam taksi, aku mulai membuka suara. "Kau seharusnya tau apa yang terjadi denganku sehingga aku bisa pergi dari Kerajaan. Dan seharusnya kau membiarkan aku pergi."

"Tentu tidak. Jika aku membiarkanmu pergi tanpa izin dari Yang Mulia, kau tau apa yang terjadi denganku" ucap Peter.

"Jangan menyalin perkataanku. Dasar, tidak kreatif" bisikku lalu memutar mataku.

Taksi berhenti. Ternyata sudah sampai di Kerajaan. Peter menuntunku masuk ke dalam Kerajaan. Sudah tentu dia tidak mau aku pergi lagi dan pastinya menyusahkannya.

"Lepaskan tanganku!" pintaku tapi Peter langsung menarikku ke dalam Kerajaan dan aku langsung berhadapan dengan Yang Mulia dan di sebelah kiri kanannya ada ibu dan Pangeran Luke. Aku takut dan aku sangat haus.

"Aku menemukannya sedang bersama lelaki berambut pirang yang 2 hari lalu makan malam bersama anda, Yang Mulia." ucap Peter lalu izin pergi.

Kini di ruangan ini hanya ada Yang Mulia , ibu, Pangeran Luke dan aku.

"Ayah, apa yang di katakan Peter tidak benar." ujarku.

"Ceritakan semuanya" perintah Yang Mulia.

"Aku pergi dari Kerajaan karena aku benci dengan Pangeran Luke. Dia selalu menyangkut pautkan aku dengan masalahnya sendiri padahal aku tidak tahu apa-apa. Aku memutuskan untuk pergi dengan cara mengendap-endap. Aku bertemu Niall di depan sebuah Kafetaria. Dan Peter menemukanku" jelasku. Aku berharap  Yang Mulia bisa mengerti. Oh jangan lupa. Pangeran Luke menatapku dengan tajam sedari tadi.

"Masuk ke dalam kamarmu dan jangan harap kau bisa keluar dari Kerajaan lagi." suruh ayah.

Ayah memanggil 2 orang pengawal untuk mengantarkanku ke dalam kamarku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku saja masih haus.

Niall's PoV

"Kau sedang mengejar siapa? Dan yang tadi bersamamu itu,  Peter? Ksatria Kerajaan Britain?" tanya Harry sembari memberiku sebotol air mineral dan langsung meneguknya hingga habis.

Untung saja aku bertemu dengannya tadi. Walaupun ia sedang bersama… well, Kendall. Aku tidak tahu kapan dia datang ke Inggris. Tapi sekarang Kendall sudah pergi.

"Aku sedang mengejar Putri Ally. Iya. Dia Peter." jawabku lalu kami berjalan ke arah mobil Hary yang terparkir di pinggir jalan.

"Kenapa kau mengejarnya? Kau ingin mengejar cintamu? Ku beritahu. Bukan begitu caranya. Bukan dengan mengejarnya." ujar Harry lalu melakukan mobilnya.

Aku menoleh mendengar ucapannya. "Jika tidak tahu. Lebih baik kau tutup mulutmu"

"Baiklah".

Aku langsung memikirkan Putri Ally. Apa yang terjadi dengannya? Seharusnya aku membawanya ke dalam kafetaria itu dan memintanya untuk menceritakan apa yang terjadi dengannya. Kenapa aku jadi ingin tahu masalahnya?

Tiba-tiba iPhone-ku bergetar dan ada 1 pesan yang tertera di layar. Ku buka pesan itu dan membacanya.

From : Melissa.

Aku berada di bandara. Bisakah kau menjempuku?

Menjemputnya? No. Aku tidak mau. Siapa dia? Teman pun bukan. Aku hanya bertemu dengannya sekali saja lalu meminta nomorku.

Abaikan saja, Ni. Batinku.

******************

Hi!!!!!

Maaf baru post sekarang padahal aku udah bebas dari sekolah tinggal nunggu hasil UN terus daftar deh ke SMA yang aku pengen. Doain ya supaya aku bisa ke terima ke sekolah yang aku pengen... Amin...

Karena aku udah mulai bebas, aku bakal ngabisin waktu aku buat kelanjutan ff ini dan aku bakal usahain buat update tiap hari.

Oh ya aku mau ngasih tau….

HARRY MEGANG/NYENTUH 'ITU'NYA NIALL PAS DI BILBOARD. KALIAN PASTI UDAH LIAT VIDEONYA KAN? AKU MALAH PENGEN PUNYA VIDEONYA. EH?

Okay. Ini kepanjangan.

Please vote and comment ya!!

Windy.

P.s : fotonya gak ada hubungannya sama chapter ini.

The Princess and The Popstar // n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang