Chapter 6

110 9 0
                                    

Ally's PoV

"Yang Mulia ingin bertemu denganmu, Putri Ally" ucap Layla dari pintu kamarku yang tidak tertutup. Well, aku sedang menyisir rambutku dan sengaja tidak menutup pintu kamarku.

"Baiklah" ucapku seraya merapikan rambutku lalu berjalan ke Taman Kerajaan dimana Yang Mulia berada.

Aku melihat Yang Mulia sedang bersama Ratu menikmati teh di sore hari. Aku pun menghampiri Yang Mulia dan Ratu.

"Yang Mulia memanggilku?" tanyaku.
"Duduklah" perintah Yang Mulia. Aku pun menurutinya.

"Untuk kali ini kau harus meminum teh. Itu tradisi dan kau jarang melakukan tradisi yang satu ini" suruh Ratu lalu memberiku secangkir teh yang entah namanya apa. Aku tidak begitu suka dengan teh.

Aku meneguknya sedikit.

"Begini. Aku memanggilmu kesini hanya untuk memberitahumu sesuatu" ujar Yang Mulia.

"Apa itu?"

"2 minggu lagi kau akan bertunangan dengan Pangeran Arthur dari Kerajaan Belgium" aku terkejut mendengarnya.

2 minggu?

"Yang Mulia, yang benar saja. Apa tidak bisa di undur lagi?" tanyaku. Tidak mungkin jika aku bertanya 'apa tidak bisa dibatalkan saja pertunangannya?' sepertinya aku akan di kurung lagi. Mungkin kali ini aku akan di tempatkan di menara layaknya Rapunzel.

"Tidak. Kita sudah mengundurnya beberapa kali"

Apakah kau tahu, Yang Mulia? Sesungguhnya aku tidak mau bertunangan dengan Pangeran brengsek itu. Dia bersikap kasar padaku.

"Aku izin ke kamarku" ucapku lalu berjalan ke arah kamarku.

Aku menutup pintu kamarku lalu aku duduk di tepi ranjangku. Bagaimana ini? Apa aku harus beritahu Niall soal ini? Tapi apa hubungannya Niall dengan pertunangan ini?

Tok... Tok... Tok...

Aku berjalan untuk membuka pintu. Aku menemukan Putri Elle dengan senyuman yang selalu ada di bibirnya. Aku langsung memeluknya.

"Aku merindukanmu" ucapku.

"Aku juga" balasnya.

Aku mengajaknya masuk ke kamarku dan aku menutup pintu kamarku lagi.

"Aku dengar kau akan bertunangan dengan Pangeran Arthur" ujar Putri Elle. Itu panggilanku kepadanya.

"Iya. Dan aku membencinya. Bagaimanapun, aku tidak akan mencintai Pangeran Arthur! Aku hanya mencintai Niall!".

"Niall? Niall Horan maksudmu?" aku mengangguk.

Putri Elle tertawa kecil. Apa yang lucu?

"Dengarkan aku. Kalaupun kau mencintai si pirang itu, kau tetap akan bersama dengan Pangeran Arthur"

"Aku tahu. Tapi jika sudah berjodoh, kita akan bersatu"

"Seharusnya kau belajar dari apa yang aku alami. Aku mencintai Dave. Temanku yang aku temui ketika aku kabur dari Kerajaan. Tapi, aku malah di paksa menikah dengan Pangeran George dari Kerajaan Belgium, kakak Pangeran Arthur. Dan sampai sekarang, aku belum bertemu dengan Dave" Putri Elle menceritakan apa yang ia alami.

Aku terdiam. Ceritanya mirip dengan apa yang aku alami sekarang. Tapi aku tidak mau tidak bisa bertemu dengan Niall.

"Setelah bertunangan nanti, aku yakin kau akan terus di buntuti oleh Pangeran Arthur kemanapun kau pergi" lanjutnya.

Aku masih terdiam. Apa aku harus melupakan Niall? Hell no! Aku mencintainya sejak 2 tahun yang lalu dan aku baru bertemu dengannya beberapa hari yang lalu. Seseorang tolong bantu aku!

"Apa yang harus ku lakukan sekarang?" tanyaku tanpa menatap Putri Elle dan lebih menatap balkon kamarku.

"Menerima kenyataan"

"Bagaimana reaksi Niall ketika tau kalau aku akan bertunangan?"

"Aku tidak tahu. Mungkin terkejut"

"Berita itu akan di keluarkan besok pagi"

"Sudahlah. Lebih baik sekarang kau mandi. Aku akan mandi juga di kamar sebelah" suruhnya. Aku pun mengangguk.

Niall's PoV

"Niall!! Bangun!!!"

"Siapapun kau, sungguh kau menganggu tidurku!"

"Kau harus lihat ini!"

Dengan terpaksa aku membuka mataku dan menemukan Louis yang sedang berdiri dengan sebuah koran di tangannya. Aku menatapnya dengan malas.

"Melihat apa?" tanyaku malas. Well, aku masih mengantuk.

Louis menyodorkan koran itu dan menyuruhku untuk membaca headline-nya. PUTRI ALLY DAN PANGERAN ARTHUR AKAN BERTUNANGAN.

Aku terkejut. "Apa?!"

Louis tertawa.

"Apa yang lucu?!" tanyaku dengan menatapnya dengan tatapan tajam.

"Benar apa yang di katakan Zayn. Kau menyukai Putri Ally! Buktinya ekspresimu saja sangat terkejut! Hahaha!!"

"Sialan kau, Louis!!!" aku memukulnya dengan bantal lalu aku beranjak keluar dari kamar dengan koran yang masih ada di tanganku. Ku berjalan ke arah dapur untuk mengambil segelas air dan meneguknya hingga habis. Di dapur ada Harry dan Liam yang sedang sarapan.

"Yang di katakan Zayn itu benar, huh?" tanya Harry.

"Zayn menceritakan semuanya?" tanyaku balik. Mereka berdua mengangguk.

Astaga, Zayn!

Louis dan Zayn akhirnya datang ke dapur. Mungkin ingin membuat sarapan. Aku menatap Zayn geram. Zayn malah tertawa.

"Seharusnya aku memberimu gel rambut mahal agar kau mau tutup mulut" ujarku lalu duduj di kursi dan mengambil 2 lembar roti dan mengolesnya dengan selai coklat.

"Terlambat" ucap Zayn lalu duduk di sampingku.

Zayn sangat menjengkelkan jika sudah begini. Mulutnya tidak bisa diam.

"Niall, kita ini sahabatmu. Jadi, kita boleh tau siapa yang kau suka" ujar Liam. Aku memutar mataku.

"Kau tidak cemburu pada Pangeran tampan itu?" tanya Harry tiba-tiba.

"Tentu aku cemburu. Tapi kau harus tau kalau aku lebih tampan dari Pangeran itu" jawabku.

Setelah sarapan, aku kemabli ke kamarku. Aku mengambil box dari dalam lemari dan membukanya. Aku mengambil salah satu foto Ally. Foto yang satu ini, ia tidak sedang tidak memakai dress. Dia memakai pakaian casual. Rambutnya ia biarkan tergerai. Sangat cantik.

Tapi mengingat ia akan bertunangan, sepertinya harapanku semakin kecil untuk mendapatkannya. Ku simpan kembali box itu ke dalam lemari. Ku putuskan untuk mandi dan setelah itu aku akan pergi ke taman dimana aku bertemu dengan Ally.

Sesampainya di taman, taman itu terlihat tidak begitu ramai. Hanya ada beberapa orang saja. Aku pun duduk di bangku taman yang selalu Ally duduki. Aku berharap ia ada disini sekarang juga.

Ally's PoV

Setelah sarapan, aku meminta izin untuk pergi ke taman dan untungnya ayah mengijinkanku. Aku telah bersiap-siap dengan pakaian casual-ku. Seperti biasa, aku harus menyamar. Untuk kali ini, aku meminta Peter agar tidak ikut atau membuntutiku. Aku ingin sendiri.

Dari kemarin malam, aku tidak bisa tersenyum karena pertunangan itu. Semalam saja, aku tidur tengah malam karena memikirkannya.

Aku melihat seseorang duduk di bangku taman yang selalu aku duduki. Aku berjalan ke arahnya. Aku terkejut karena aku bertemunya lagi disini. Dia pun sama denganku. Terkejut.

Aku duduk di sebelahnya. Ia tidak tersenyum atau sekedar menyapaku. Matanya menatap lurus ke arah danau yang ada di hadapan aku dan Niall. Ku lihat wajahnya. Wajahnya terlihat sedih. Tidak ada wajah cerianya. Ada apa dengannya? Apa ia sudah tahu kabar pertunanganku?

********

Hari ini aku update lagi!! Maaf ya aku phpin kalian.

Ada yang bakal liat demi lovato besok di net?

The Princess and The Popstar // n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang