Author's PoV
Hari ini adalah hari ulang tahun Putri Ally yang ke 19. Sebenarnya Putri Ally tidak bersemangat hari ini. Dia terlalu malas untuk keluar dari kamarnya mengingat kejadian yang terjadi beberapa hari yang lalu.
Putri Ally melangkah di tangga dan di hadapannya sudah banyak tamu Kerajaan. Pesta ulang tahun. Putri Ally memperhatikan semua dekorasinya. Terlalu megah.
"Putri Ally" seorang memanggilnya dari belakang dan ia pun berbalik. Putri Ally menemukan Pangeran Arthur yang berdiri dengan senyuman di bibirnya.
"Iya?" Putri Ally menjawab dengan seramah mungkin. Ini yang membuat ia malas untuk keluar kamarnya. Pangeran Arthur dari Kerajaan Belgium.
"Kau sangat cantik hari ini" puji Pangeran Arthur. Putri Ally memasang senyum palsu dan memilih diam.
Pangeran Arthur di panggil oleh ayahnya yang merupakan Raja dari Kerajaan Belgium. Putri Ally ingin Niall ada di pestanya ini. Mungkin akan lebih menyenangkan menurutnya. Putri Ally di panggil ibunya untuk segera meniup lilin.
Setelah menyanyikan lagu Happy Birthday, Putri Ally meniup lilin. Sebelumnya ia make a wish dan ia berharap bahwa Niall akan hadir ke pestanya hari ini. Semua orang bertepuk tangan. Putri Ally memotong kue ulang tahunnya yang bertingkat 5 dengan krim warna emas dan putih. Lilin ulang tahunnya terletak di sisi di tingkat yang ke 3. Tidak terlalu tinggi.
Ia menyuapkan potongan kecil kue itu kepada Yang Mulia, Ratu dan Pangeran Luke. Sebenarnya ia tidak mau menyuapi kue itu kepada Pangeran Luke. Ia masih kesal padanya.
"Ada yang sedang menunggumu, nona" ucap Layla. Salah satu pelayan di Kerajaan Britain. Putri Ally langsung menuju tempat yang Layla tunjukkan.
Ia melihat seorang lelaki dengan tuxedo berwarna hitam sedang duduk dengan segelas minuman yang ia tidak tahu di tangan kirinya. Lelaki itu tidak jelas wajahnya karena banyak orang yang menghalangi jalan Putri Ally. Putri Ally terus berjalan dan seketika ia tersenyum lebar.
"Niall?" panggil Putri Ally. Yang di panggil pun menoleh dan menghampirinya.
"Hai. Bagaimana kabarmu?" tanya Niall lalu tersenyum.
"Baik. Bagaimana denganmu?" tanya Putri Ally."Baik juga. Mau berdansa denganku?" ajak Niall. Putri Ally tersenyum lalu mengangguk.
Mereka berjalan ke lantai dansa. Niall meletakkan kedua tangan Putri Ally di bahunya dan ia meletakkan tangannya di pinggang Putri Ally. Awalnya Putri Ally terkejut, tapi ia tahu kalau ini bagian dari dansa.
Musik di putar dengan tempo lambat, mereka melangkah ke kiri dan ke kanan. Mereka saling bertatapan dan saling memberi senyuman.
"Kau tahu? Aku berharap kau datang ke pestaku walaupun aku tidak yakin, Yang Mulia mengundangmu" ucap Putri Ally.
"Awalnya aku sama denganmu. Sangat tidak yakin. Mereka mengirim undangan ke apartemenku. Awalnya aku tidak percaya. Tapi itu memang nyata" ucap Niall.
"Apa kau senang saat itu?"
"Senang sekali"
"Lalu apa yang kau lakukan saat itu?"
"Memberitahu the boys"
Keduanya diam. Alunan musik tiba-tiba berhenti. Pangeran Arthur yang mematikan musik itu. Ia langsung menghampiri Putri Ally.
Tiba-tiba Pangeran Arthur membawa Putri Ally ke taman dengan paksa. Putri Ally memberontak. Para tamu undangan tidak memperhatikan mereka karena One Direction sedang menyanyikan sebuah lagu.
"Lepaskan, aku!" perintah Putri Ally. Pangeran Arthur pun melepaskannya.
"Seharusnya kau tidak berdansa dengan si brengsek itu!" teriak Pangeran Arthur. Well, inilah sikap asli dari Pangeran Arthur.
"Kau tidak berhak mengaturku!"
"Ally! Kau sudah tahu kalau kita akan bertunangan. Bagaimana kalau ayahmu atau ayahku melihatmu dengan si brengsek itu?"
"Dia tidak brengsek!"
"Aku tidak peduli"
"Tunggu, memangnya sudah ada pengumuman tentang pertunangan kita? Belum, kan. Jadi, semua ini tidak perlu di permasalahkan lagi." ucap Putri Ally lalu meninggalkan Pangeran Arthur.
Niall's PoV
"Sepertinya dia adalah Pangeran Arthur" ucap Harry.
"Mungkin. Aku tidak tahu pasti" ucapku.
Aku memakan cupcake yang di sediakan. Setelah menyanyi tadi membuat perutku menjadi lapar. Baru saja mau mengambil cupcake yang kedua, Liam malaj mengambil cupcake itu dan melahapnya. Aku pun marah kepadanya.
"Itu cupcake milikku!" jeritku. Mungkin terdengar seperti perempuan dan untungnya musik di putar dengan suara yang keras. Itu membuat orang-orang yang di sekitarku kurang mendengar jeritanku.
"Ingat! Kau tidak boleh terlalu banyak memakan gula dan kau harus tau kalau cupcake mengandung gula." ujar Liam.
Ia benar. Baru saja aku melepas kawat gigiku tahun lalu. Gara-gara aku kebanyakan makan yang manis-manis, gigiku ada yang rusak. Seperti anak kecil saja.
Aku hanya pasrah lalu duduk di sampingnya. Aku melihat sekelilingku. Tiba-tiba aku melihat Putri Ally yang sedang berlari ke arah Yang Mulia lalu mengatakan sesuatu kemudian menangis. Apa yang telah di perbuat Pangeran itu?
"Li, lihat itu" ku senggol lengan Liam lalu menunjuk arah Putri Ally.
"Dia menangis?" tanya Liam. Aku mengangguk.
"Apa yang kau perbuat kepadanya?! Kau mengambil kehormatannya?" tanya Liam lagi dengan pertanyaan yang keterlaluan.
"Apa?! Tidak!! Tidak mungkin! Aku tidak sekotor itu!" bantahku dengan cepat.
"Lalu?"
"Mungkin karena si Pangeran itu"
"Pangeran?"
"Pangeran Arthur, mungkin. Aku tidak tahu"
Liam tidak menggubrisku. Ia malah sibuk dengan iPhone-nya. Aku merasa kasihan dengan Putri Ally. Aku ingin sekali bertanya kepadanya kenapa ia menangis. Kini ia berada di samping Luke yang sedang berbicara dengan temannya, mungkin. Ini kesempatanku untuk membuatnya tenang. Ini sebuah kesempatan yang sangat langka bagiku.
Aku mencari Louis, Harry dan Zayn. Mereka pergi entah kemana. Mungkin memggoda Putri dari Kerajaan Lain. Padahal aku ingin meminta mereka untuk menemaniku menemui Putri Ally. Karena mereka tidak terlihat oleh pandanganku, kuputuskan untuk pergi sendiri saja.
Saat aku menghampirinya, Putri Ally langsung menghapus air matanya yang ada di pipinya dengan tissue.
"Kau menangis?" tanyaku berbasa-basi.
"Tidak" ia berbohong.
"Apa kau melihat penampilanku tadi?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.
"Tidak. Maafkan aku. Tadi aku ada urusan mendadak" jawabnya.
"Tak apa"
Hening.
"Niall?" panggil Putri Ally.
Aku pun menoleh. "Iya? Ada apa?"
"Tolong aku" gumamnya..
Aku mengerutkan dahiku. Apa maksudnya?
"Maksudmu?" dia hanya tersenyum kecil dan tak menjawab.
Putri Ally mengajakku mengobrol tentang One Direction, hobi Putri Ally dan masih banyak lagi. Kami tertawa bersama. Banyak tamu undangan yang menatap kami ketika kami tertawa terlalu keras. Jadi kami memutuskan untuk pindah keTaman Kerajaan yang sedang sepi dan melanjutkan obrolan kami sampai pesta Ulang Tahun Putri Ally selesai.
********
Kemarin jumat ada yang liat konser boyzone? Kemarin di berita masa boyzone lagi selfie sama fans di bandara. Masa aku langsung ngebayangin kalo itu 1D di 10 tahun yang akan datang. Masa 1D nanti udah gak muda lagi :(
Ada yang tau kalo Liam sama Sophia mau nikah? Bakal ada mommy direction nih :D
Oh ya mau ngasih tau juga kalo Niall disini anggap aja umurnya 20 tahun. Oke?
Tinggalin vote+comment ya!!
Windy.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Princess and The Popstar // n.h
FanfictionAlly Hemmings. The Princess from Britain Kingdom who loves Niall Horan, A boy from Ireland.