Chapter 1

257 10 2
                                    

Author's PoV

"Kau... Putri Ally?" tanya Niall terkejut. Sungguh tidak pernah terpikir olehnya bahwa dia akan bertemu Putri Ally yang merupakan anggota kerajaan. Atau lebih tepatnya anak kedua dari Raja George, Raja dari kerajaan Britain.

Putri Ally pun tersenyum. "Iya. Ini aku"

Niall pun langsung meminta maaf dan Putri Ally pun memaafkannya.

"Panggil aku Ally saja." kata Putri Ally.

"Ba-baiklah." ucap Niall gugup.

Seketika hening. Keduanya sama-sama berpikir.

Di dalam pikiran Niall, dia tidak menyangka bahwa dia bertemu dengan Putri Ally. Sejak dari dulu, dia telah mengagumi Putri Ally. Kalian harus tahu, Niall menyimpan banyak foto Putri Ally di dalam sebuah box yang ia simpan di dalam lemari dan ia mengunci box itu. Sampai saat ini, tidak ada yang tahu apa isi dari box itu.

Kita beralih ke pikiran Putri Ally. Dia pun tidak menyangka bahwa dia akan bertemu dengan lelaki yang ia kagumi. Ini adalah pertama kalinya ia bertemu dengan Niall. Bisa saja ia meminta kepada ayahnya untuk mendatangkan One Direction sehingga ia dapat bertemu dengan Niall. Tetapi, Putri Ally ingin bertemu Niall dengan cara seperti directioners yang lainnya.

"Putri Ally..." sahut Niall memecahkan keheningan.

Yang di panggil pun menoleh. "Sudah kubilang. Jangan panggil aku Putri Ally. Cukup Ally saja. Oh satu lagi. Kau jangan terlalu formal jika berbicara denganku."

"Baiklah. Apa nona tidak-"

"Jangan panggil aku nona. Kau bukan pelayanku." potong Putri Ally cepat.

"Aku lupa. Maafkan aku."

"Aku maafkan"

Putri Ally melirik jam tangannya. Astaga!, batinnya.
"Niall, aku harus pulang. Sampai bertemu lagi!" ucap Putri Ally yang langsung berlari meninggalkan Niall.

Sampai bertemu lagi, batin Niall.

Ally's PoV

"Kau terlambat 10 menit, Putri Ally" ucap Peter.

"Aku tahu."

"Satu lagi. Yang Mulia mencarimu."

Aku langsung menghampiri Yang Mulia-ayahku di singgahsananya.

"Selamat siang, Yang Mulia" sapaku dan tersenyum.

"Ah putriku! Selamat siang!"

"Ada keperluan apa sehingga Yang Mulia memanggil saya?" tanyaku se-sopan mungkin.

"Begini Putriku. Malam ini, kita akan kedatangan tamu. Bukan tamu dari kerajaan lain. Tetapi mereka adalah penyanyi terkenal dan ku pikir kau mengenal mereka" jawab Yang Mulia.

"Siapa?"

"One Direction. Kita akan makan malam bersama mereka." lanjut Yang Mulia.

One Direction? Berarti Niall akan makan malam disini? AAAAAA!!!! Aku tidak menyangka!!

"Putriku? Kenapa kau terdiam? Apa kau tidak suka dengan makan malam ini? Jika iya, akan kubatalkan makan malam ini" ucapan Yang Mulia menyadarkanku.

Tunggu, tadi ia berkata akan membatalkan makan malam ini?

"Tidak. Yang Mulia tidak perlu membatalkannya. Apa aku perlu menyambut mereka?" tanyaku mengalihkan pembicaraan. Aku tidak mau jika ayah membatalkannya.

"Tentu saja. Kau dan Pangeran Luke akan menyambut mereka di pintu utama." jawab Yang Mulia. Aku mengangguk dan pamit untuk masuk ke kamarku.

Ku tatap diriku didepan cermin. Gaun mana yang harus ku pakai malam ini? Ku buka lemariku dan melihat-lihat gaunku.

Tidak.

Tidak.

Tidak.

Tidak.

Tidak.

Tidak.

Tidak!

Tidak!

Tidak!

APA TIDAK ADA YANG LEBIH BAGUS?!

"Putri Ally! Apa yang sedang kau lakukan?" teriak Pangeran Luke-kakakku.

"Memilih gaun untuk malam ini. Bisa kau bantu aku?" pintaku.

"Baiklah."

Pangeran Luke berjalan melewatiku ke arah ranjangku yang sudah penuh dengan gaun-gaunku. Aku hanya bersender ke dinding selagi memperhatikannya. Kalian tahu? Menurutku ini tontonan yang lucu. Bayangkan saja, seorang Pangeran kerajaan yang memakai pakaian kerajaan sedang memilih gaun layaknya seorang Putri.

"Ini! Lebih baik yang ini!" serunya sembari memberikanku gaun yang dia pilih.

"Seleramu bagus juga!" kataku dan di sambut senyuman lebar Pangeran Luke.

"Pakailah. Aku tunggu kau di taman. Setelah itu, baru kita menyambut tamu kita." ucapnya lalu keluar dari kamarku.

"Baiklah!" seruku lalu mengganti gaunku.

Kalian ingin tahu gaun seperti apa yang Pangeran Luke pilihkan untukku? Well, gaunnya berwarna putih dengan panjang sampai kaki dan ada garis berwarna abu-abu di bagian perut.

Lalu rambutku bagaimana? Lebih baik aku meminta bantuan Marie-pelayanku.

"Marie! Aku butuh bantuanmu!"

"Jadi apa yang harus ku kerjakan, nona?" tanya Marie yang telah berada di hadapanku.

"Bisa kau menata rambutku? Dan satu lagi. Tolong bantu aku merias wajahku."

"Tentu"

*****************

HELLO!!!! Wdyt?

Aku gak bakal banyak ngomong disini.
Aku cuma pengen kalian ngehargain karya orang. Don't be silent readers!

If you like this chapter and want next chapter, give me votes and comments.

Bye. Windy.

The Princess and The Popstar // n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang