Author's PoV
Putri Elle kini sedang berada di taman Kerajaan bersama Putri Ally. Ia memaksa Putri Ally karena Putri Ally sudah berdiam diri di kamarnya selama 2 hari. Menurut Putri Elle, Putri Ally harus jangan sedih lagi.
"Putri Ally, ayolah jangan sedih lagi. Jika Niall merasa dirinya bersalah, dia akan datang dan meminta maaf kepadamu." ucap Putri Elle.
Putri Ally mendongak menatap Putri Elle yang berdiri di hadapannya. Dia tersenyum kecil.
"Kau tahu? Selama beberapa hari ini aku berpikir kenapa aku menjadi murung hanya karena seorang lelaki. Aku dikenal sebagai gadis yang ceria dan pemberani. Aku harus kembali ke sifatku yang dulu" ucap Putri Ally. Putri Elle tersenyum karena apa yang di ucapkan Putri Ally tadi.
Marie–salah satu pelayan Kerajaan, menghampiri mereka berdua. Putri Ally di minta oleh Ratu untuk menemui ibunya itu di ruangannya. Putri Ally di temani Putri Elle menghampiri ibunya.
"Ada apa Ratu memanggilku?" tanya Putri Ally.
Ratu tersenyum. "Jika bukan di tempat umum, panggil saja aku ibu karena aku ibumu". Putri Ally mengangguk.
Ratu memperlihatkan 2 buah gaun pada Putri Ally. Yang satu berwarna putih tanpa lengan dan panjangnya sampai mata kaki. Yang satu lagi berwarna merah tanpa lengan juga dan panjangnya menjuntai sampai lantai.
"Gaun apa ini?" tanya Putri Ally.
"Gaun untuk hari pertunanganmu nanti. Kau harus memakai keduanya. Tapi sebelumnya kau harus mencoba gaunnya terlebih dahulu" ucap Ratu.
Putri Ally mengambil gaun yang berwarna merah dan mencoba memakainya. Setelah itu gaun yang berwarna putih. Setelah mencoba keduanya, Ratu menyuruh Putri Ally untuk bersiap-siap karena kami akan pergi ke pesta ulang tahun Pangeran Calum, adik Pangeran Arthur–Kerajaan Belgium–.
Putri Elle sudah pulang karena rumahnya itu di Kerajaan Belgium. Raja, Ratu, Pangeran Luke dan Putri Ally sudah sampai di Kerajaan Belgium. Mereka naik pesawat. Inggris dan Belgia itu agak jauh. Lihatlah Putri Elle mau naik pesawat hanya untuk menemui sahabatnya, Putri Ally.
Raja Charles menyambut mereka. Pangeran Arthur langsung menghampiri Putri Ally yang sedang mencari Putri Elle.
"Hai" sapa Pangeran Arthur.
Putri Ally tersenyum kecil. "Hai" balasnya.
"Kau sedang mencari siapa?" tanya Pangeran Arthur.
Putri Ally meliriknya sedikit. "Kakak iparmu. Apa kau tahu dimana ia berada sekarang?"
"Mungkin di kamarnya. Tadi aku melihatnya disana"
"Baiklah" ucap Putri Ally lalu berjalan ke arah kamar Putri Elle. Ia tahu dimana letak kamarnya karena ia sering main ke Kerajaan Belgium ini.
Putri Ally mengetuk pintunya dan Putri Elle membukakan pintunya dengan senyuman di bibirnya. Mereka berpelukan. Putri Elle mengajak Putri Ally untuk bertemu dengan Pangeran Calum.
"Selamat ulang tahun, Pangeran" ucap Putri Ally.
"Terima kasih" balas Pangeran Calum.
"Kau sudah berumur 17. Rasanya baru kemarin aku membuatmu menangis karena merebut bola darimu"
"Putri, itu saat umurku 5 tahun. Jangan ingatkan aku lagi tentang itu. Itu sangat memalukan"
Mereka tertawa.
"Kapan kau akan bertunangan dengan kakakku?" tanya Pangeran Calum.
"8 hari lagi."
"Semoga kau bahagia jika bersamanya" Putri Ally menggidikkan bahunya lalu mereka tertawa lagi. Entah apa yang di tertawakan. Itulah mereka.
Di lain tempat, Niall sedang memakan makan siangnya bersama keempat sahabatnya di apartemen milik Liam. Hari ini Niall sudah bisa tertawa karena lelucon yamg di berikan oleh Louis. Beberapa hari kemarin, Niall tidak mau berbicara. Dia diam saja di kamarnya.
"Ni, bagaimana hubunganmu dengan Putri Ally?" tanya Liam.
"Aku tidak tahu" jawab Niall. Yap. Mereka sudah tahu kalau Niall dan Putri Allu sudah menjalin hubungan.
"Lebih baik kau harus bertemu dengannya besok. Untuk memperjelas semuanya" ujar Zayn.
"Iya. Kalian bisa temani aku?" mereka mengangguk.
Niall tersenyum. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu dan Liam yang membukakannya. Ternyata yang datang adalah Paul dan ia memberikan sebuah kertas pada Niall dari Management. Niall membaca kertas itu dan seketika senyumnya mengembang. Keempat sahabatnya pun penasaran dengan isi surat tersebut.
Niall langsung berlari ke kamarnya untuk mengambil pulpen dan menandatangani kertas itu. Harry langsung merebutnya dan membacanya. Lalu Harry tertawa. Kini Zayn yang merebutnya dan membacanya bersama Liam dan Louis.
"Keinginanku akhirnya terkabulkan! Aku tidak akan berurusan dengan jalang itu lagi! Wohoo!!" teriak Niall lalu menari-nari tidak jelas. Keempat sahabatnya dan Paul tertawa melihat tingkah Niall.
Well, surat itu adalah surat pernyataan kalau Melissa tidak perlu menjadi kekasih pura-pura Niall karena Niall membencinya dan Management tau tentang hal itu. Di perkuat juga dengan Melissa yang terlihat sedang bersama lelaki lain di Twitter.
"Sudah tertawanya. Perutku jadi sakit. Kalian harus segera bersiap-siap. Hari ini ada rapat tentang tur kalian" ucap Paul sembari memegangi perutnya karena tertawa tadi.
"BAIK!" teriak the boys kompak.
*********
Pendek? Maaf ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Princess and The Popstar // n.h
FanfictionAlly Hemmings. The Princess from Britain Kingdom who loves Niall Horan, A boy from Ireland.