"Chenlee sayanngg~" Jisung menoel noel pipi Chenle.
"Lelee~ udah dong ngambeknya, sini aku pelukk" rayunya.
"Ga mau!" Jawab Chenle jutek seraya mengembungkan pipinya.
"Pipinya digembungin gitu makin lucuu~" Jisung nampaknya sangat gemas.
Tiba tiba Jisung memeluk tubuh Chenle dari belakang sontak empunya terkejut.
"KAMUU AGGGH JISUUNGG GELIII" Jisung dengan rakus menciumi tubuh Chenle tanpa ampun.
"Hemmm...kamu mau cuekin aku hemm?" Jisung tidak berhentinya menyiumi tubuh Chenle hingga membuat Chenle menyerah karena merasa geli.
"Iya iyaa, aku ga cuekin kamu lagi, udahhh ah! gelii~" Akhirnya Jisung menghentikan aktivitas menciumnnya.
"Sinii sayang" Jisung memanggil Chenle untuk ikut tidur disampingnya.
Chenle berjalan menuju kasur miliknya dimana Jisung sudah berbaring dengan nyaman.
Jisung menarik kepala Chenle untuk bersandar pada dadanya, Tangan Jisung merangkul punggung Chenle agar Chenle dapat merasa lebih nyaman.
"Maaf kan aku" lagi lagi Jisung meminta maaf pada Chenle.
Chenle membuang nafasnya kasar "Hentikan rasa bersalah mu, aku sudah memaafkan mu bukan?" Chenle mendongak menatap wajah Jisung diatas.
"Apa setelah ini kau akan mepenjarakan ku?" Tanya Jisung memelas.
Chenle terdiam, jujur dia tidak memikirkan tentang hal itu.
"Menurut mu?" Tanya Chenle.
"Aku tidak tau, tapi mungkin saja bukan?" Jisung bertanya balik.
Chenle membenarkan posisinya menjadi duduk, kemudian kedua tangannya megang pipi Jisung mengarahkan pandangan pria itu agar fokus menatapnya.
"Dengar baik baik! mungkin dengan aku menangkap mu pekerjaan ku akan selesai namun, apakah itu membuat ku bahagia? Jawabannya TIDAK! tidak sama sekali!" jawab Chenle penuh penekanan.
"Apakah aku tega melihat orang yang selama ini menemaniku teriksa? bahkan aku tidak tega melihat mu menangis Jisung! Aku tulus mencintai mu! Aku tidak akan melepaskan mu meski nyawaku taruhannya!" suara Chenle bergertar, rasanya ia ingin menangis tapi Chenle menolaknya, ia ingin terlihat kuat didepan kekasihnya itu.
Jisung benar benar terharu, bagaimana bisa ia pernah menyakiti seseorang yang tulus mencintainya seperti Chenle setelah ibu dan ayahnya tiada. Jisung tidak tahan untuk membendung air matanya.
Chenle sedikit gelagapan melihat Jisung yang menangis "Hey baby, are you okey?"
Cup
Chenle memberikan ciuman pada bibir Jisung, itu saja cara yang terpikirkan olehnya untuk membuat Jisung berhenti menangis.
Strategi itu mungkin benar tetapi mungkin juga tidak, Jisung mencium balik bibir Chenle bahkan lebih intens. Jisung menarik tengkuk Chenle mendekat agar ciuman mereka bisa lebih dalam.
"Jishhh emmphhh aahhh" Suara yang keluar akibat pertemuan dua bibir itu terdengar sangat nyaring.
Tangan Jisung dengan nakal masuk kedalam baju Chenle lalu bermain pada nipple Chenle yang menegang.
"Jishhsuungghh Ahhh ahhhh jishh emphh" setelah bagian bibir, lidah Jisung berjalan turun menjilati bagian leher Chenle, bagian paling sensitif pada tubuh Chenle.
"Ahhhhh Aahhh Jisunghhh jangan leherrhh" Jisung tidak menghiraukan perkataan Chenle, ia terus saja melumat leher Chenle dengan liar membuat Chenle mendesah keenakan.
"Sayanghhh udahh tegang nih" Jisung memegang bendannya yang sudah mengeras sedari tadi didalam celana.
Tak tinggal diam, Chenle melucuti pakaian dan juga celana Jisung hingga memperlihatkan kejantanan Jisung yang lumayan besar itu.
"Hemmm aromaa ini, aku sukaahhh" Chenle dengan lihai melumat habis benda lonjong itu hingga kepangkal.
Permainan mereka pun dimulai.
"Mark kenapa kau tidak menjawab panggilan ku!" Disana Haechan menautkan alisnya, dia benar benar jengkel karena Mark sedari tadi tidak bisa dihubungi. Haechan kan kangen Mark!
"AH SUDAH LAH!" Haechan membanting ponselnya ke kasur.
Haechan kini sedang berada diluar apartemenya. Dihari libur seperti ini bukankah akan terasa nyaman jika Haechan dapat menghabiskan waktu dengan pacar? sayangnya satus Jomblo pada diri Haechan masih melekat padanya.
Haechan memilih untuk melipir melihat pemandangan indah diatas jembatan sungai Han yang terletak tak jauh dari tempat tinggalnya.
Udara yang lumayan dingin menyentuh kulit Haechan, bodohnya Haechan tidak menggunakan pakaian tebal hingga dia bisa merasakan sengatan hawa dingin itu.
ditengah tengah perjalanan santai nya, Haechan menatap seseorang yang sedang santai menikmati segelas kopi panas sebari bersandar pada pagar pembatas sungai, sepertinya wajah pria itu tak asing untuknya.
"MARK LEE!" Panggil Haechan sumringah.
Pria yang merasa namanya dipanggil itu menoleh kearah sumber suara, dari jauh Haechan tengah berlari mendekat kearah Mark.
"Sedang apa kau, hum?" Tanya Mark basa basi.
Haechan memanyunkan bibirnya sebal, apa pria didepannya tidak peka jika sedari tadi Haechan merindukannya? bahkan telpon pun tidak dia angkat!
"Sekarang aku berada disini kau tetap tidak mencari ku? dasar pria tidak pernah PEKA!" Ups bukannya Haechan juga pria?!
Mark tersenyum sebari mengacak ngacak gemas rambut Haechan. "Kau merindukan ku pria manis? bukannya kita sempat bertemu kemarin sore? bahkan aku masih ingat kau sempat menolak ku" Ucap Mark jujur.
Jika dipikir pikir benar juga?? Mereka baru saja bertemu kemarin tetapi rasa rindu yang Haechan rasakan seakan akan mereka terpisah selama ratusan tahun.
"K-kenapa kau tidak mengangkat panggilan ku?!" Haechan berusaha mencairkan suasana yang canggung.
"Buat apa aku harus menerima panggilan mu? kita saja tidak terikat hubungan penting benar?"
Deg. Apa yang dikatakan Mark membuat Haechan termenung sejenak, ada benarnya, Haechan tidak memiliki hubungan apapun degan Mark, mengapa dia berlaga egois untuk selalu berada disebelah Mark?
Mark mengambil langkah maju membuat kikisan jarak diantara mereka menjadi dekat, Mark menarik tengkuk Haechan mendekat, kemudian dengan lembut dihisapnya bibir manis milik Haechan itu.
Pupil Haechan membesar, untuk kesekian kalinya Mark lee perhasil mengambil keperawanan bibir Haechan tanpa penolakan."Apa kau puas? my baby bear?"
Ola ola olaaaaa bagaimana kabar kalian semua? sehat? entah mengapa ceritanya jadi amat sangat dewasa 😭 aku harap kalian suka ya.. Entar ada part khusus "anu" buat hubungan Mark dan Haechan jadi stay tune.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Eroticx || JiChen || 21+|| BL
Romance⚠⚠ CERITA MENGANDUNG UNSUR 21+ ⚠⚠ Zhong Chenle anak dari Tuan Johnny Suh seorang Jendral kepolisian yang memiliki nama terpandang di negaranya dipaksa untuk menikahi seorang wanita yang tidak ia cintai berama Yoona. Chenle sudah bersusah payah menol...