"Dari mana saja kamu?" Seorang wanita cantik sedang berdiri sambil melipat kedua tangannya didada.
"Bukan urusan anda!" Chenle berjalan cepat menerobos bahu wanita yang sedari malam menunggunya itu.
"Mas! Apa kau tidak mempunyai perasaan? kau selalu saja meninggalkan aku setiap malam, bahkan kau tidak pernah mau tidur bersama ku! aku ini tunganmu!"
"DIAMM, tutup mulut kotor mu!" Chenle menatap tajam wajah wanita yang berada didepannya.
"Aku bahkan tidak sudi tinggal satu atap degan mu jika ayah tidak mendesak ku! Kau hanya ku gunakan untuk menutupi jati diriku!"
Plak
Tamparan keras mendarat pada pipi mulus Chenle meninggalkan memar kemerahan pada wajahnya.
"Kau jahat mas!" Wanita itu kini berlalu meninggalkan Chenle sendirian yang masih berdiri sebari memegang pipinya yang terasa panas.
Chenle kini sedang duduk diatas kasurnya, matanya berair, dia sedang menangis. Chenle merasa kehidupannya ini tak adil untuknya. Chenle merupakan anak seorang Jendral kepolisian yang mengharuskan Chenle mengikuti jejak Ayahnya padahal menjadi seorang polisi bukanlah cita cita Chenle, lalu sang Ayah yang kejam itu memaksa Chenle bertunangan dengan wanita yang tak pernah ia cintai hanya demi kepentingan jabatan Ayahnya, Chenle merupakan korban keserakahan ayahnya.
Pagi ini Chenle harus bersiap untuk menghadiri sebuah rapat penting di kantor kepala kepolisian. Kasus yang sangat berat mengenai narkotika ini Chenle yang bertugas untuk menanganinya.
Chenle mengendari mobil lamborgininya yang terparkir degan rapi didepan rumah, mobil hitam mengkilap itu kini mulai Chenle nyalakan dan tak selang berapa lama akhirnya mobil itu melesat dengan kencang menuju tepat yang Chenle akan datangi.
"Malam ini kita akan selidiki rumah bordil yang berada didekat gedung dpr itu, aku mencurigai bahwa dia berada disana. Bagaimana tuan Chenle?" Seorang Inspektur dengan jabatan dibawah Chenle itu sedang bertanya kepada Chenle yang terlihat melamun.
tak ada tanggapan dari Chenle.
"Tuan, apa kau mendengar ku?" Chenle akhirnya tersadar dari lamunannya.
"Bisa kau ulang?" Tanya Chenle bingung.
Inspektur itu menghembuskan nafasnya kasar, sejujurnya dia tidak menyukai keberadaan Chenle disini, dia bisa merasakan jika Chenle tidak sepenuhnya menaruh perhatiannya pada pekerjaannya sekarang, tapi apa daya pangkat dia bisa dibilang lebih rendah dari pada Chenle hingga membuat dirinya tidak bisa melakukan apa apa.
Inspektur yang diketahui bernama Jeno itu mengulangi perkatannya tadi, Chenle menganggukan kepalanya tanda paham.
"Baik, malam ini kita selidiki rumah bordil itu, dan tuan Haechan kau ikut dengan ku kedalam sana!"
Haechan yang duduk tepat disebelah Chenle melebarkan senyumannya, Haechan sangat senang jika ia mendapatkan tugas untuk menyelidiki rumah bordil, bagaimana tidak senang dia bisa sekalian cuci mata sebari bertugas.
"Siap tuan Chenle hehe"
Chenle terlihat tersenyum simpul dia paham jika rekan kerjanya ini sangat suka dengan pekerjaan semacam ini.
Sore hari telah tiba, Chenle sedang bersiap didalam ruang kerjanya menyusun rencana yang akan dia dan Haechan lakukan nanti malam.
tiba tiba ponsel Chenle bergetar memunculkan nama seseorang pada layar ponselnya.
Chenle yang awalnya sedikit terganggu dengan suara dering ponsel seketika ekspresinya berubah tak kala membaca nama yang tertera dalam layar poselnya.
"hello my sweety, lagi apa?"
"Ga tau" Jawab Chenle jutek
"Kamu marah sama aku?"
"Ga!" Chenle terkekeh dalam diam, niat nya kini ingin menggoda seseorang dibalik poselnya ini.
"Jangan marah dong, masa tadi malam udah aku puasin kamu masih marah aja. Mau lagi kah malam ini honeyy?"
"MESUMM!"
"hahaha, kalau kamu ga mau aku juga ga maksa"
"Ada apa? kenapa kau menelponku di jam segini? kau tak tau sekarang aku sedang sibuk?" Chenle melihat kembali file file yang sedang bertumpukan diatas mejanya.
"Tidak ada, aku hanya merindukan suara manis mu ini"
Chenle memutar bola matanya "Jika tidak ada kepentingan aku akan tutup telponnya"
"Honeyy, aku ingin mengatakan i miss u so bad, aku merindukan mu, semangat kerjannya sayang"
"Ya, terimakasih" Chenle menjawabnya singkat kemudian mematikan telponnya sepihak, wajah Chenle kini memerah terbakar api asmara.
"Kau selalu berhasil memancing nafsuku, tuan bertopeng!" Chenle segera pergi kekamar mandi melakukan ritual seorang pria dewasa pada umumnya, dia tidak bisa mendiami benda yang sudah mengeras didalam celanannya itu.
"Aghh sial, SHIT" Chenle menaik turunkan gegaman tangannya pada penisnya yang sudah menegang, mendengar suara pria itu saja berhasil membuat otak mesum Chenle bermain.
"AHHHH EMPHHH SHIT AHHH" Chenle hampir mencapai klimaks nya.
"Ahhhhh FUCKKK YEAHHH" Akhirnya semburan cairan putih itu berhasil Chenle keluarkan, cairan itu berceceran pada perut dan juga tangan Chenle.
"Lihat saja tuan bertopeng, aku tidak akan membiarkan mu nanti" Chenle terkapar lemas dilantai kamar mandi dengan sprema yang masih berceceran ditubuhnya.
Hai gais, terima kasih untuk temen temen yang udah mau menyempatkan waktu buat baca, komentar dan saran sangat aku butuhin ya buat perkembangan cerita ini, jangan lupa buat vote juga. Ini Chenle gimana ya kalau sampai tau jika buronan yang dia cari ternyata sang pacar yang selalu membuatnya mendesah tiap malam >,<
KAMU SEDANG MEMBACA
Eroticx || JiChen || 21+|| BL
Romansa⚠⚠ CERITA MENGANDUNG UNSUR 21+ ⚠⚠ Zhong Chenle anak dari Tuan Johnny Suh seorang Jendral kepolisian yang memiliki nama terpandang di negaranya dipaksa untuk menikahi seorang wanita yang tidak ia cintai berama Yoona. Chenle sudah bersusah payah menol...