Langit sudah menjadi gelap, jalanan yag tadinya ramai kini berganti menjadi sepi, beberapa pasangan muda terlihat sedang bermesraan sebari menikmati udara malam ditepi sungai han termasuk Haechan dan Mark yang sudah berada disana sedari sore.
"Rasanya ini seperti mimpi" Ucap Mark yang sedang menatap germelap bintang dilangit.
"M-maksud mu?" Tanya Haechan yang ikut melihat keatas langit.
Mark menoleh menatap Haechan yang ikut menikmati indahnya langit malam bersamanya. "Sini berikan tangan mu" Mark meraih tangan Haechan lalu meletakan tangan mungil itu pada dada kirinya.
"Kau merasaknnya? dub dub dub" diucapkannya kata kata itu pada telinga Haechan berbisik.
Telinga Haechan menjadi merah. Jantung Mark berdetak sangat kencang membuat Haechan sedikit khawatir.
"Aku tidak pernah jatuh cinta pada siapapun sebelumnya, kau lah orang yang menbuatku paham bagaimana rasanya mencintai seseorang" Mark kembali menatap bintang dilangit.
Haechan masih sama, dia terdiam, terdiam tidak tau harus berbicara apa.
"Masih kah hatimu tertutup untuk ku, tuan Haechan?" Tanya Mark pada pria disebelahnya.
Haechan terkejut dengan pertanyaan Mark yang mendadak itu, tampaknya ia sedang memikirkan kata kata yang tepat sebelum menjawab "Harus kah pertanyaan itu kujawab?" Haechan benar benar gugup disituasi seperti ini.
Mark menghembuskan nafasnya, lalu menggandeng tangan Haechan untuk mengangkatnya berdiri dari posisi mereka yang sedang duduk diatas tanah berumput itu.
"Mungkin ini saatnya kita untuk berpisah, aku ada pekerjaan besok dan akan sangat sibuk, dan bisa jadi ini pertemuan terakhir kita" Mark melepas tanganya dari Haechan, raut wajah Mark bisa disimpulkan bahwa sekarang moodnya tidak dalam kondisi yang baik.
"Aku pulang, jaga dirimu" Mark meberikan senyuman terakhirnya mungkin(?) sebelum ia benar benar pergi meninggalkan Haechan sendiri.
Bagaimana dengan Haechan? dia masih setia menatap punggung Mark yang semakin menghilang dari penglihatannya, haruskah Haechan menerima jika sosok Mark lee telah berhasil mengambil hatinya?, tapi apakah dia berani?
Mark berjalan dengan penuh keputus asaan, batin Mark kini sedang memaki dirinya sendiri, apakah selama ini Mark terlalu bodoh memaksakan cintanya pada seseorang yang dengan jelas tidak menyukainya balik? "Aku memang payah!" batin Mark miris.
Dug!
"Jangan tinggalkan aku lagii, aku mencintai mu, aku sangat mencintai mu Mark lee" Haechan mengeratkan pelukannya pada tubuh Mark.
Jisung berusah untuk menghubungi nomor Chenle namun lagi lagi tidak ada jawaban, Jisunh nampak seperti orang gila didepan gedung apartemen milik Chenle.
"Kau dimana Chenle, ayo angkatlah!" Jisung berjalan bolak balik untuk menghilangkan rasa paniknya sebari terus mencoba menghubungi kekasihnya itu, namun usaha Jisung sia sia.
"Oh God, pleasee" Jisung menyerah, dia tidak tau harus berbuat apa sekarang.
Kini Jisung memilih untuk menyandarkan punggunya pada dinding sebuah toko sepatu sekedar untuk beristirahat dan berfikir.
Jisung mengacak acak rambutnya, dirinya menyerah.
Perasaan apa ini? Haechan bingung ketika marasakan detakan dijantungnya yang terpompa sangat cepat, ini bukan kali pertamanya Haechan detakan jantung Haechan berdegub cepat saat bersama dengan Mark, namun untuk kali ini rasanya beda, aghh Haechan susah untuk menjelaskannya!!!!
"Haechan, are u okey?" Mark memperhatikan Haechan yang sedari tadi matanya tidak fokus melihat kemana mana.
"Aku baik kok hehe" Hechan berusaha menutupi perasaan canggung nya itu.
Mark berdecak paham. Tangan mark masih setia menggenggam jari jemari Haechan yang nampak begitu mungil jika disandingkan dengan dirinya.
Tak terasa mereka sudah sampai didepan gedung Apartemen Haechan.
"Makasih ya, Mark udah nganterin Haechan pulang" Tukas Haechan sebari memandangi Mark degan wajah tersiratnya itu.
"Udah itu aja?" Mark melirik Haechan berharap pacar barunya itu paham maksud dari ucapannya.
Haechan nampak kebingungan tak pahan maksud dari apa yang Mark katakan.
Mark melembungkan satu sisi pipinya, lalu salah satu jari telunjuknya mengisyaratkan agar Haechan memberikan ciuman perpisahan pada pipi Mark.
"Mark apa yang kau lakukan hahaha" Haechan yang masih belum paham pun malah terkekeh dengan keras mrmbuat Mark merasa bodoh didepan Haechan.
Mark membuang nafasnya kesal.
"Ah sudah lah, kau tidak pernah memahami ku!" Mark melenggang berat meninggalkan Haechan yang masih setia berdiri dibelakangnya.
Pikiran Haechan berusaha menerjemahkan arti dari ucapan Mark hingga salah satu adegan drama yang ia tonton terputar dalam benaknya menunjukan adegan yang sama dengan apa yang Mark lakukan, Astaga, Apa Mark menginginkan ciuman perpisahan dari Haechan seperti layaknya adegan romantis didrama? AH HAECHAN BISANYA KAU TIDAK PEKA! decak Haechan sebal akan dirinya.
"Markeu Markeu!" Haechan mengikuti langkah Mark yang masih berada disekitarnya.
"Apalagi?" Mark memutar badanya mengahadap pujaan hatinya itu.
Haechan menangkupkan kedua telapak tangannya pada wajah Mark yang hangat.
"Kalau minta cium bilang! gausah ngode ngode, aku kan bingung tau Mark!"
Mark memerah, dia tidak menyangka jika Haechan ternyata tidak sepolos itu seperti apa yang Mark spekulasikan belakangan ini.
Cup, satu kecupan
Cup, dua kecupan
Cup, TIGA KECUPAN? Mark meleleh.
"Apa itu sudah cukup sayang? hum hum" Haechan yang gemas mendusalkan hidungn miliknya pada hidung milik Mark membuat mata mereka kini bertatap tatapan.
Mereka saling menatao dalam bola mata satu sama lain, Mark ikut menangkupkan telapak tangannya pada Wajah Haechan.
Dirasakannya hembusan nafas masih masing mebuat suasana hati mereka berdua saling berdebar.
"I Love u, Haechan"
"I Love u too mark"
Adegan itu pun diakhiri dengan ciuman singkat mereka berdua, dibawah indahnya langit malam serta ditemani sinar rembulan, akhirnya Mark bisa memenangkan hati Haechan.
Aciat ciat Haechan, akhirnya perjuangan Mark berhasil ya ges ya, terima kasih untuk semuanya yang sudah vote cerita ini. Salanghaeyo yeoleobun!
KAMU SEDANG MEMBACA
Eroticx || JiChen || 21+|| BL
Romance⚠⚠ CERITA MENGANDUNG UNSUR 21+ ⚠⚠ Zhong Chenle anak dari Tuan Johnny Suh seorang Jendral kepolisian yang memiliki nama terpandang di negaranya dipaksa untuk menikahi seorang wanita yang tidak ia cintai berama Yoona. Chenle sudah bersusah payah menol...