13. First Date [Part 1]

33 2 0
                                    

Hay! Setelah sekian lama nggak muncul karena tugas, dan ada aja yang aku kerjain jadi ditunda2 trs buat ngepost part ini. Semoga tidak mengecewakan.

Oh, ya. Nanti ada scene Targa nyanyi! Yang pengen tau lagunya kayak apa, bisa cek di multimedia.

Enjoy, Gayzzzz!

-------

Targa POV

Aku baru saja selesai dari ritual mandi pagiku sekitar 20 menit yang lalu. Siang nanti aku pulang. Entah mengapa aku tidak sabar untuk segera bertemu dengan Sasa, padahal baru saja aku mendengar suara cempreng Sasa via telepon. Well, Sasa menceramahiku habis-habisan karena jadwal makanku yang tidak teratur. Rasanya tulang pipiku sangat pegal karena tersenyum bahagia mendengar Sasa menceramahiku.

Aku menatap layar ponselku yang menampilkan foto Sasa yang ku ambil secara candid, di situ Sasa terlihat tertawa bahagia. Aku senang melihatnya tertawa seperti itu, membuat wajah ayu-nya semakin mempesona.

"Cepet beres-beres, 3 jam lagi kita berangkat," suara Mas Oka membuyarkan lamunanku.

"Ah, iya, Mas," jawabku kikuk.

Mas Oka tersenyum penuh arti, "Lagi kasmaran, Ga?" tebak Mas Oka sangat amat tepat.

Aku menggaruk tengkuk leherku yang tidak terasa gatal, dan hanya tersenyum garing.

Mas Oka sepertinya tau maksud dari gerak-gerikku, ia langsung menepuk bahuku pelan, "Jatuh cinta itu memang indah, tapi jangan sampai lupa sama diri sendiri," Mas Oka melirik handuk yang masih melilit di tubuhku.

Aku salah tingkah, dengan cepat aku mengambil pakaian yang sudah aku siapkan di atas kasur. Melihat tingkahku, Mas Oka kembali tertawa.

"Anak muda jaman sekarang memang unik, kalo lagi kasmaran!" Mas Oka meninggalkan kamarku.

Setelah berpakaian, aku merebahkan tubuhku di atas kasur. Kembali mengamati foto Sasa di ponselku.

Terlintas sebuah rencana cemerlah di pikiranku. Setelah memikirkan berbagai rencana yang sudah mantap, aku tersenyum lebar, dan tidak sabar untuk segera bertemu dengan Sasa.

***

Di sisi lain, Fana sibuk menggambar desain baju untuk pesanan. Begitu Fana kembali membuka butiknya setelah meliburkan diri beberapa saat, orderan gaun pengantin membanjiri butik Fana. Dengan tekun Fana menggambar desain gaun-gaun tersebut.

Sesekali alis Fana bertautan sambil mengamati hasil gambarannya. Setelah dikiranya sempurna, Fana tersenyum lebar, dan melanjutkan menggambar.


Beberapa saat kemudian, Fana selesai menggambar. Fana meregangkan otot-otot tubuhnya yang sedikit kaku, dan bertepatan saat itu Fana mendapat pesan dari Alice.


Alice : Kak, Kak Aga hari ini nggak bisa balik, ada urusan yg blm kelar.

Fana : Kenapa nggak langsung blg ke aku?

Alice : Td mama lg tlpn Kak Aga, trs dia blg sekalian sampein ke kakak, gitu.

Fana : Okay. Thanks for ur information.


Seketika Fana menjadi lemas. Padahal ia sudah berencana memasak makanan favorit Targa untuk menyambut kedatangannya.


Mama Sonya : Fan, fahmi mama ajak jalan terus nginep di rumah, nggak apa-apa, kan? Jadi, besok mama yang anterin Fahmi sekolah.

RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang