Sequel of Destiny and You
Ps : Disarankan baca DAY terlebih dahulu supaya tau alurnya. But, kalau engga juga gak papa.
Happy reading
_______________________________________________________
Dania Aprillya menjalani kehidupan baru setelah kepergian...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Habis selesai mandi, langsung tidur ya sayang?" itu suara Anna yang mengingatkan kedua anaknya untuk segera membersihkan diri selepas pulang dari party.
"Iya, Ma. Good night, sleep tight Papa, Mama." Alterio menjawab sambil mencium pipi sang Mama.
"Good night, boy." Anna mengacak surai putranya lembut. Kemudian menyusul sang suami yang sudah terlebih dahulu masuk ke kamar mereka. "Al, panggil adek kamu buat cepetan ya. Jangan kecapean, dia belum istirahat," teriaknya sebelum berbelok menuju kamarnya.
"Yes, Mom. I'll tell her!" balas Alterio. Cowok itu menoleh ketika mendengar suara langkah kaki, "Sayang, mandi langsung ganti baju yang anget ya. Kakak juga mau langsung kerjain tugas terus tidur. Sleep tight, little princess." cowok itu mengusap lembut rambut adiknya lalu mengecup keningnya sayang.
Alora manyun, "Belum ngantuk, Kak."
"Tetep istirahat, or kalau emang mau, nanti selesai mandi ke kamar kakak aja, okey?"
"SERIOUSLY?!!! YAAY! I GET IT! Okeyy, Lora mandi dulu. See ya kakkk!" gadis itu berlari dengan semangat menuju ke kamarnya.
Sedangkan Alterio hanya terkekeh dan menggeleng kecil. Menaiki tangga menuju kamarnya, cowok itu lantas menjatuhkan dirinya diatas kasur. Segera memejamkan matanya. Senyum kecil terukir kecil dibibirnya tatkala mengingat acara makan malam tadi tidak terlalu buruk. Ralat, dia menyukainya.
"Mati," gumam Alterio kecil ketika tangannya meraba saku demi melihat keadaan ponselnya. Segera dia men-charge ponselnya dan buru-buru menuju kamar mandi saat mengetahui bahwa benda pipih itu mati total kehabisan baterai.
Selang 15 menit, cowok itu kembali keluar dengan handuk yang meliliti pinggangnya. Dengan cepat dia memakai kaos dan celana pendek berwarna hitam yang membalut tubuhnya begitu apik.
Cowok itu melihat ponselnya berkedip beberapa kali. Tangan kanannya masih menggosok rambutnya yang basah, dengan segera dia mendudukkan diri ditepi kasur untuk meraih benda canggih tersebut.
