MMA - 09 : Night Meal

418 98 61
                                    

Anyyong!!

How's your day gais?

Gimana part kemarin?

Mau absen dulu disini pake love ungunya dong 💜

Btw jangan lupa share ke temen-temen ya!!!
I love u all! Dan komen per part! Biar semangat lanjutnya hihi..

Belom jadi hiatus karena kalian pada nongol WKWKWK

Okeyyy, mett bacaa!  Jangan lupa komen spaaammm! 

--------------------------------------
HAPPY READING
--------------------------------------



09 - Night Meal

Bau obat-obatan menyeruak memenuhi indra penciuman Prilly kala langkah kecilnya menyusuri lorong putih dengan banyak aktivitas berlalu-lalang dengan kesibukan masing-masing itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bau obat-obatan menyeruak memenuhi indra penciuman Prilly kala langkah kecilnya menyusuri lorong putih dengan banyak aktivitas berlalu-lalang dengan kesibukan masing-masing itu.  Bukan hal baru bagi mahasiswa kedokteran sepertinya untuk memasuki rumah sakit seperti ini.  Meski tak begitu suka, namun gadis itu sudah terbiasa. 

Tapi, kali ini niatnya tidak ingin menempuh kegiatan dalam pembelajaran atau melakukan riset di rumah sakit ini, tidak.  Gadis itu menenteng sebuah kantong berisi banyak makanan dan juga camilan ditangan kirinya, sedangkan tangan kanannya membawa parcell buah. 

"Kamarnya dimana?" Alaska yang tadi baru selesai memarkir mobilnya dengan sigap meraih barang bawaan gadis itu.  Tangan kirinya menggandeng Prilly agar tidak pergi jauh-jauh darinya.  Bukan apa-apa, gadis ini kadang suka hilang kalau dilepas begitu saja.

"VVIP, lantai 8 kamar 3A, jelas Prilly setelah melihat pesan singkat dihapenya," gadis itu melirik Alaska yang masih memakai kaos hitamnya sambil menariknya menuju ke lift. "Lo beneran ga bonyok?" tanya gadis itu saat keduanya sudah di lift. Ini sudah hari ketiga sejak Alaska bertemu dengan sang papa. 

Alaska tertawa, dia menoleh pada gadis kecil itu.  Menundukkan tubuhnya, lalu berkata, "Nih, liat. Muka ganteng gue lecet gak?" tanyanya dengan seulas senyum jahil di wajahnya yang sejajar dengan Prilly. 

Prilly yang ditanya seperti itu sontak menggeleng, tangannya mendorong jidat Alaska agar mundur. 

"Bagus, awas aja beneran bonyok." ucapnya singkat sambil mengetukkan kaki ke lantai lift. Mengabaikan tatapan Alaska yang jatuh padanya.

"Lo khawatir amat dah kalau bokap gebukin gue.  Padahal kan yang luka gue?" cowok itu menarik Prilly lebih dekat dengannya dan menunduk untuk berbisik sesaat setelah ada beberapa orang masuk ke dalam lift.  "Sayang banget ya lo sama gue?" godanya pelan sampai dia memekik kecil karena Prilly langsung mencubit perutnya kesal.

Meet Me,  AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang