Bab 33

72 3 0
                                    

"Lo gila, Raina. Yang lo ambil itu alkohol!" Marah Putri saat melihat Raina mengambil gelas yang berisikan minuman beralkohol.

"Oh iya? Tapi gue penasaran deh sama rasanya, Put. Gue lihat di film-film action, kayaknya berasa keren deh kalau minum ini."

"Rain jangan gila, lo tahu kalau samp---" Belum selesai Putri berkata, Raina telah menegak habis isi dari gelas yang Raina pegang.

"Pahit, tapi enak. Tenggorokan gue kayak sedikit mau kebakar."

"Astaga, Raina!" Panik Putri kemudian mendekat kearah Raina dan menepuk pelan punggung Raina, berharap Raina memuntahkan cairan yang baru saja masuk kedalam mulutnya.

"Enak Put, gue mau lagi deh." Jawab Raina santai, kemudian mengambil segelas minuman yang ada kadar alkohol tersebut dan segera menegaknya lagi.

"Lo harus coba, lo mau minum bareng gue?"

"Raina, lo jangan gila. Gue mau aja nemenin lo buat minum, tapi nggak sekarang, Rain. Jangan di acara Abang gue juga, bisa habis gue diomelin sama Mami nanti. Oke? Gue mau nemenin lo minum, tapi nanti, nggak sekarang." Ujar Putri menjelaskan kepada Raina, yang sudah kehilangan kesadarannya separuh akibat minuman yang baru saja ia tegak.

"Its oke kalau lo nggak mau minum bareng gue, gue bisa sendiri. Mending lo balik lagi ke dalam, tinggalin gue sendiri disini Put. Lo tenang aja, gue bisa sendiri kok."

"Rain." Panggil Putri.

"Tinggalin gue sendiri, Put. Gue mau tenangin pikiran gue."

"Gue temenin lo disini, gue nggak akan kemana-kemana."

"Oke, satu gelas lagi untuk menghilangkan pikiran-pikiran sialan dikepala gue." Sahut Raina kemudian menegak lagi segelas minuman yang tadi ia minum.

"Ayo, kita masuk." Ajak Raina setelah menghabiskan satu gelas minuman.

"Gue antar lo pulang deh ya, gimana? Ayo, sebentar ya gue telpon Erlang dulu biar dia jemput kita."

"Acaranya masih belum selesai, Put." Jawab Raina terdengar lirih.

"Iya, gue tahu. Acaranya memang belum selesai, tapi gue nggak yakin sama lo, Raina."

"Gue nggak mau dibilang pengecut, Put."

"Nggak ada yang mau bilang kalau lo pengecut, Rain, Nggak ada."

"Ayo kita masuk kedalam, se-nggaknya biarin gue pamitan sama mereka berdua dulu, oke?" Ujar Raina yang dituruti oleh Putri karena setelahnya mereka berdua pergi ke dalam ruangan, tempat dimana acara tengah berlangsung.

Saat mereka berdua masuk kedalam, tanpa disengaja lengan Raina menyenggol nampan yang berisikan beberapa minuman berwarna, dan seketika bunyi gelas yang jatuh memenuhi ruangan. Acara dansa yang tengah berjalan terhenti sejenak, dan mereka berdua saat ini tengah menjadi pusat perhatian.

"Mati gue." Gumam Putri sembari menepuk pelan dahinya.

"Ouh? I'm sorry. Maaf, maaf gue nggak sengaja, jadi berantakan ya?" Rancau Raina karena saat ini kesadarannya tidak sepenuhnya sadar, akibat dari minuman yang ia minum tadi.

"Raina?" Panggil Sofia sedikit keras setelah melihat Raina yang sedikit membuat kekacauan.

"Oh Tante? Maaf banget, aku nggak sengaja. Tapi pasti Tante nggak akan percaya kan. Tante pikir pasti aku ngelakuin ini semua dengan sengaja." Jawab Raina yang diakhiri kekehan olehnya.

"Raina, kenapa, Put?" Tanya Aurora, Mami dari Putri dengan berbisik. Ia merasa ada yang aneh dari Raina.

"Dia nggak sengaja minum, Mi, tadi."

Miss.IndependentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang