The Confession

2.7K 231 208
                                    


Bukankah menahan diri itu menyakitkan? Sesuatu tak berwujud namun memengaruhi aliran darah dan juga udara yang dibutuhkan tubuh. Ketika seseorang menahan dirinya maka sesuatu yang pasti disimpan dalam benaknya adalah sampai kapan? Sampai kapan sebuah penantian yang ditahan-tahan akan terbayarkan? Karena sebuah diri perlahan rusak karena sakitnya penahanan.

Mungkin itu yang terjadi pada Mile dan -lebih khusus lagi, Natt. Atas nama apapun mereka mencegah diri dari satu sama lain mereka tak akan pernah lepas dari sampai kapan? Mereka tidak pernah benar-benar melepaskan satu sama lain, mereka hanya menunda dan memperpanjang jarak, dengan alam bawah sadar mereka selalu menunggu kapan mereka bisa akhirnya bisa bergabung kembali.

Mile mendorong Natt masuk ke apartemennya begitu kunci manualnya telah dibuka oleh pemuda itu. Mereka masih melumat bibir satu sama lain. Disebabkan mereka selama ini tak mampu berbicara maka mereka kini membaca lidah satu sama dengan cara ini.

Salah jika ciuman ini dianggap hanyalah gairah seperti malam sebelumnya puluhan hari yang lalu di tempat yang sama, ciuman ini penuh dengan kata-kata tanpa suara, mereka memahami satu sama lain hanya dari sentuhan dan cecapan basah. Ada kelelahan dalam ciuman ini, mereka bisa menerawang sakitnya rasa menahan diri. Dan kini saat tanggul pertahanan itu jebol maka seluruh gelombang perasaan tumpah ruah mengguyur dada mereka.

Mile memaksa Natt menerima seluruh lidahnya dalam mulut, pemuda itu menjelajahi hingga langit dan sudut-sudutnya dan itu membuat Natt meremang. Ia berkali-kali menanyakan pada dirinya apakah benar ini ia dan Mile yang tengah berciuman? Apa hal ini dibenarkan?

Mile mengerang benci saat Natt menarik diri dari ciuman mereka. Hatinya menolak terima, mereka tidak boleh berpisah lagi.

Natt dilepas sejenak. Mile dengan sigap melangkah menuju pintu dan membuat Natt kaget. Buru-buru Mile mengunci pintu itu dari dalam dan tak lupa mengantongi kunci itu dalam celananya.

Terperangahlah Natt. Mile barusaja membuat mereka terkunci berdua di apartemen Natt. Apa ini impas? Mereka sudah pernah terjebak di rumah -dan hati- satu sama lain.

Natt belum sempat berkata apa-apa saat Mile kembali menabrakkan ciuman mereka. Mereka kini hanyut dalam ke perasaan. Menyadari bahwa mereka terlalu membutuhkan satu sama lain.

"Tolong jangan memintaku berhenti Natt" Mile memohon saat mereka sama-sama mengambil nafas. Pinggang sempit Natt ia simpan rapat-rapat dalam kaitan lengannya agar tak lari kemana-mana.

Natt bahkan lupa bagaimana mereka berdua sampai ke sini, tapi ia tak akan mengingkari semua kerinduan mereka. Ia menangkup wajah Mile dengan jemarinya yang mengalirkan rasa kasih.
"Aku milikmu malam ini"

Lembar kain berjatuhan dari tangan Mile, barusaja ia lucuti dari tubuh Natt. Ia tidak sepenuhnya setuju dengan ucapan Natt. Jika yang Natt maksud mereka bisa saling mencintai malam ini kemudian besok pagi Natt akan menolaknya lagi maka Mile tak terima. Natt adalah miliknya malam ini hingga sejuta malam selanjutnya.

"Tidak. Katakan bahwa kau mencintaiku, Natt"

Perintah Mile membuat Natt bergetar. Mana mungkin ia berani mengucapkan kalimat suci itu pada Mile sedangkan dirinya amat hina dan rendah. Ia menggeleng dan Mile menggeram di tenggorokannya. Dengan pasrah pemuda itu menyusuri tepi wajah Natt dengan penciumannya.
"Kumohon Natt, katakan"

Suara sekarat itu membuat Natt bingung harus memalingkan wajah atau justru menghadap untuk menenangkan pemiliknya.
"Aku tak pantas mengatakannya"

Itu adalah kalimat paling dibenci Mile seumur hidup, namun diucapkan oleh orang paling ia cinta. Mereka berdua sadar akan ketidakpercayadirian Natt, keraguan dan ketakutannya yang mencegah dirinya dari jatuh seutuhnya pada Mile. Bagi Natt tak ada istilah jatuh ke atas langit, apalagi Mile bahkan berasal dari surga.

WOUNDED [a mileapo fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang