The Breakdown

2.8K 286 102
                                    


Natt sekali di masa kecil pernah menulis bahwa nanti saat dewasa ia ingin menjadi seorang pria sukses yang menakjubkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Natt sekali di masa kecil pernah menulis bahwa nanti saat dewasa ia ingin menjadi seorang pria sukses yang menakjubkan. Memiliki bisnis sendiri, mengenakan jas, memiliki rumah dan kendaraan yang mewah. Iklan rokok di atas jam sembilan malam selalu membuat Natt muda bermimpi akan seperti bintang iklannya.

Walau ia hidup di keluarga yang tidak lengkap tapi ia akan menyatukan mereka lagi. Kalau dia sukses akan dijemputnya si ibu agar kembali pada ayahnya. Akan dibelikannya hadiah untuk kakaknya, teman-teman sekolahnya, juga dirinya sendiri karena sudah bekerja keras.

Kini saat ia mulai dewasa ia ingin mimpi-mimpinya senaif itu lagi. Karena itu lebih baik rupanya ketimbang mengalami mimpi-mimpi buruk yang ketika bangun membuatnya sadar bahwa ia telah rusak. Jangankan dapat membahagiakan orang lain, ia bahkan tidak mampu membahagiakan dirinya sendiri. Kata bahagia terlalu jauh, setidaknya mencegah dirinya agar tidak sakit itu saja harusnya bisa. Tapi rupanya hal itu juga masih sulit.

Natt seperti ini lagi, ada di posisi begini lagi. Dia tak mau lemah tapi ia tidak bisa berpura-pura setidaknya untuk saat ini. Ia tidak bisa mengangkat kepalanya tinggi-tinggi atau berjalan dengan dada membusung. Malah dadanya kini berlubang karena ingatan buruk yang ia pendam dalam-dalam mencuat lagi dan menyeruak ke seisi ruangan. Menghancurkannya bersama Natt itu sendiri.

Mungkin ini sudah satu setengah jam setelahnya. Natt masih duduk basah kuyup di depan pintu pengharapan yang tidak terbuka juga. Bibirnya berdarah karena terlalu kuat digigit. Ia tidak tahu mana yang sakit di antara anggota tubuhnya jadi ia hanya memeluk dirinya saja.

Natt dalam keadaan seperti itu saat seseorang turun sudah siap dengan setelan serba putih, hanya tonenya saja yang berbeda. Ia memiliki jadwal bersama sang ayah untuk pergi meminta maaf pada orang yang ia kepruk kepalanya kemarin malam. Tampil putih bersih seperti itu setidaknya memberi manipulasi bahwa ia tidak bersalah dan suci bak malaikat. Sungguh tidak ada yang memberi tahunya bahwa saat ini ia begitu mirip dengan ayahnya yang dia benci.

Ia memperhatikan ruang tamu mahalnya yang kini seperti habis terkena bencana. Ada serigala basah kuyup kehujanan di ujung ruangan. Ia tidak menyangka tubuhnya yang kini mengecil itu dapat membuat kerusakan sebesar ini bukan hanya di ruangan tapi juga di perasaannya.

Mile bukanlah pemeran saudagar kaya yang menyandra anak gadis beserta keperawanannya sebagai jaminan hutang keluarga dan seterusnya seperti cerita roman semisal. Ia hanya pemuda biasa yang memiliki keinginan dan keinginannya berbenturan dengan isi kepala orang lain di bawah sana. Menjadikan segalanya berantakan. Ia sungguh tidak berniat membuat semuanya begini, tapi inilah yang terjadi.

Sepatu mahal mengkilat itu solnya sangat kuat. Ia tak terpengaruh saat dibawa berjalan di genangan air mengandung beling. Tujuannya hanya satu. Pemuda yang meringkuk di pintu.

Ia tidak pernah menganggap Natt sebagai barang. Ia menganggapnya sebagai manusia yang teramat istimewa, dan Mile jatuh hati padanya. Natt adalah kesayangannya. Batinnya juga tidak suka melihatnya seperti ini. Tapi ia juga tidak ingin dia pergi sekarang. Mile masih ingin melihatnya.

WOUNDED [a mileapo fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang