The Insecurity

2.1K 223 142
                                    

"Halo, Ma?"

Siang itu seorang pemuda dengan amat panik menghubungi kontak dokter terbaik di kota ini yang ia simpan dengan nama Mama. Tak lain tak bukan adalah karena pemuda lain yang berdarah-darah mengalami sakit. Sungguh sekujur tubuh yang sehat ini turut merasa perih menduga-duga ada apa gerangan terjadi dengan sang kekasih hati.

Mile, pemuda itu harusnya bisa segera mendapat apa yang menjadi tujuannya, namun betapa ia terkejut saat suara sang ibu di seberang terdengar kalut juga, suaranya serak seperti habis menangis.

"Mile, Mama terlibat penyerangan. Tolong jemput Mama sekarang di gedung farmasi D-04. Papa tak bisa ditelfon"

Mile tak sempat bertanya apa-apa karena amat sibuk menghubungi orang-orang yang bisa membantunya mengurus dua perkara di satu waktu ini. Dua orang yang amat dia sayangi membutuhkannya dan Mile hanya ada satu.

Ia tak beranjak sampai dua orang asisten prianya datang ke lokasi bersama seorang tenaga kesehatan. Mile terpaksa meninggalkan Natt demi ibunya, tapi ia akan memastikan pemuda itu mendapat perawatan terbaik di ruang khusus yang hanya dirinya yang tahu.

Memang adrenalin akan membuat seseorang nekat, dan setelah itu menguap langsung tubuh menjadi lemas pucat mengingat apa yang tadi terjadi. Itu yang terjadi pada ibu Mile saat pemuda itu menyusulnya ke tempat terkait. Ibunya dan seorang wanita lagi tengah diperiksa oleh petugas kesehatan di gedung farmasi. Dokter itu coba menangkan diri dengan minum air, namun baru bisa lega saat sang putra muncul.

"Mama, baik-baik saja?" Mile memindai kondisi ibunya yang pucat pasi. Ada sekian luka lebam dan memar di sana-sini dan itu membuat Mile geram. Mereka ini hanya tenaga kesehatan biasa, kenapa harus dibentrok pula.

Wanita paruh baya itu tak mengatakan apapun sampai dibawa pamit pulang oleh putranya menggunakan mobil yang tadi ia setir, syoknya masih terasa. Sungguh hari yang tidak beruntung.

Mile pun setuju, bahkan bukan hari ini saja melainkan sejak kemarin. Satu-satu keadaan buruk mampir membuatnya bingung mana dulu yang akan dia tangani.

Syukurlah Mamanya langsung memilih beristirahat di rumah tanpa menahan Mile. Ia butuh pergi segera untuk menyambangi separuh hatinya yang tengah terbaring lemah. Roda mobilnya masih berputar di jalan raya yang sibuk sedangkan jiwa pemuda itu telah terbang jauh berlari pada yang terkasih.

Kumohon baik-baik saja, sayangku

*****

Ini adalah sebuah ruang perawatan mirip sebuah klinik, warna langit-langit tidak jelas apa karena matanya masih buram. Natt mengerjap-ngerjap untuk mendapatkan lagi kesadarannya. Ia tahu ia pingsan.

Agak sulit mengingat kejadian hari kemarin, ia tak tahu persis bagaimana alurnya namun yang jelas dia merampas obat-obatan lalu dia tertabrak mobil, begitu saja. Sisanya ia tak ingat.

Ia menoleh sekitar ruangan tempat ia beristirahat. Di atas meja terletak ponselnya bersama sekian barang lain. Ia coba gapai benda tersebut sambil menahan nyeri di tulang rusuknya. Adapun kepalanya telah lebih ringan.

June 13. 02.34

Ia merampok siang hari tanggal sepuluh Juni. Berarti dia telah tak sadarkan diri selama dua hari, pantas seluruh tubuhnya kaku. Apa dia separah itu hingga butuh diinfus juga? Siapa yang membawanya ke sini?

Natt berbaring lagi beberapa saat untuk kemudian sadar bahwa itu adalah Mile, Mile yang terakhir ia temui di depan apartemennya. Memikirkan hal tersebut membuat perasaannya bercampur. Tuhan mengirimkan Mile sekali lagi untuk menanggung perbuatan buruknya. Natt merasa benar-benar tak nyaman.

WOUNDED [a mileapo fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang