The Act

2.7K 288 94
                                    


"Kalau Kak Mile sendiri bagaimana? Adakah kesulitan tersendiri bagi Anda ketika memerankan sosok Davi di film ini?"

"Tentu ada, pertama adalah saya harus bisa memahamkan audiens dulu bahwa Davi ini adalah karakter asosial yang amat kompleks, hal tersebut-

Pip.

Televisi dimatikan dari belakang. Job, pemuda yang sedang asyik duduk di sofa menyimak interview itu langsung menoleh tak terima ke sosok yang barusan memencet tombol off pada remot.

"Kenapa kau mematikan tivinya Natt? Aku mau lihat adik kelasku" ternyata sepupu di balik punggungnya itu pelakunya.

Sementara yang ditanya hanya diam saja, matanya memutar malas. Malas menjawab Job dan malas melihat orang itu di televisi. Walau akhirnya dia diam saja saat remotnya direbut paksa oleh Job dan pemuda jangkung itu kembali menyetel interview yang ingin dia simak. Naat memilih pergi dari ruang tengah dan beranjak menuju kamarnya.

Dasar artis brengsek! Di televisi tadi dia nampak santun dan halus memaparkan satu demi satu jawaban untuk si MC wanita. Sampai MC itu nampak terbang dibawa suaranya yang selembut angin. Asal dia tahu saja mulut artis bernama Mile ini sepulang interview langsung melecehkan bibirnya sampai pecah!

Natt mendesis memeriksa lagi di cermin bibirnya yang masih bengkak dan berdarah sebagian. Pemuda sialan itu melahap bibir miliknya seperti hendak menghisap ruhnya lewat situ.
"Biadab kau Mile"

Natt kesal lagi mengingat kejadian semalam. Oke, memang dia yang pertama mengganggu Mile. Pemuda putih pucat itu hanya diam bahkan sampai dua kalimat Natt ucapkan. Natt juga yang menciumnya untuk memberi pelajaran pada ucapannya yang terlalu kasar. Sama sekali tidak Natt siapkan bahwa di akhir dialah yang dibuat meronta-ronta di bawah pemuda itu.

Natt masih mengingat betapa panasnya lidah pemuda bernama Mile itu hingga membakar rongga mulutnya. Pantas saja Natt tidak bisa bernafas, oksigen sudah berubah menjadi asap karena ciuman itu. Harusnya bukan demikian ceritanya. Pikir Natt.

Iya benar, sebetulnya Natt punya cerita sendiri yang dia rencanakan untuk pemuda bernama Mile itu. Jauh-jauh hari sebelum Mile bertemu dengannya dan membuat semuanya berantakan.

Tak berlebihan jika mungkin seantero Thailand ini mengenal Mile, dia musisi dan aktor paling digemari dua tahun belakangan. Natt pertama kali melihat Mile secara langsung saat pemuda itu dengan cuma-cuma tampil di sebuah bar kecil murah di selipan kota yang saat itu dikunjungi Natt. Ia sungguh terkesan dengan bakat dan pembawaan memikat pemuda itu. Hingga sampai rumah bahkan Natt sempat membuka-buka beberapa video tentang Mile.
Tidak dia sangka bahwa lingkungan kampus Mile tak jauh dari kampusnya.

Kemudian otak buruknya mengambil alih. Dia selebriti. Mereka pasti penat dan butuh penenang bukan? Natt berpikiran andai dia bisa mengenal Mile kemudian teman-teman artisnya yang lain, dia bisa mungkin membantu mereka relaksasi? Natt mendekati Misha yang ia tahu merupakan sahabat Mile. Benar saja di hari yang beruntung targetnya itu datang sendiri ke depan kampusnya untuk menjemput si sahabat wanita.

Jujur Natt sempat terkesima lagi saat pemuda seumurnya itu membuka jendela mobilnya di kali pertama mereka berbicara. Mile jauh lebih mempesona di dunia nyata. Natt akui wajah bersinar dan gestur indahnya itu benar-benar keluar dari cerita fiksi. Tapi Mile nyata. Karena Natt sudah merasakan betapa dekatnya dia dengan nafas pangeran itu di bangku pesta. Semua harusnya berjalan sangat lancar.

Tapi mungkin takdir lebih berpihak pada orang-orang hebat seperti Mile. Dalam semalam saja semua rencana sekaligus bibir Natt dihancurkan oleh pemuda itu. Natt merasa jantungnya lepas saat Mile mengolah ciuman mereka dengan kuasanya sendiri. Lidah Mile mengatur dirinya sedemikian rupa sampai dia tidak tahu lagi bagaimana cara bersikap di tengah ciuman itu. Mile mendekapnya seolah-olah dia mau dibegitukan. Mile memerangkapnya dan memainkannya seolah dia binatang yang bisa dia mainkam sampai sekarat. Demi tuhan Natt hampir mati kemarin! Mile ternyata benar-benar sialan.

WOUNDED [a mileapo fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang