11.

2 0 0
                                    

Tepat pukul 19.00, Abel sudah berada di parkiran basement di mana ia sudah punya janji dengan seseorang. Abel berjalan menghampiri mobil Audi hitam yang berjajar rapi dengan mobil lain. Gadis itu dengan mantap berdiri di samping pintu dan mengetuk kacanya.

"Ayo masuk!" ujar seseorang dari dalam sana yang menurunkan sedikit kaca jendela mobilnya.

Abel mengucapkan terima kasih dan tak lupa menyapa sang pemilik mobil.

"Kita mau ke mana, Baekhyun-ssi?" tanya Abel memasang seat belt-nya.

Tak langsung menjawab, Baekhyun memutar stir lalu melajukan mobilnya meninggalkan parkiran.

"Ada yang ingin ku tunjukkan padamu. Ini tentang gelang tempo hari," jelas Baekhyun menatap lurus jalanan di depannya.

"Kenapa tidak langsung diserahkan saja gelangnya padaku? Kenapa aku harus ikut denganmu? Memangnya apa yang hendak kau tunjukkan padaku?" tanya Abel tak berhenti.

Baekhyun tersenyum. Untuk pertama kalinya ia mendengar Abel secerewet ini. Abel kecil yang ia ingat dalam ingatannya pun juga cerewet. Sama persis dengan gadis di sampingnya ini. Bolehkah ia menaruh harapan besar untuk gadis di sebelahnya? Harapan jika Abel kecil dan gadis di sebelahnya saat ini adalah orang yang sama.

"Pertanyaanmu banyak sekali, aku sampai bingung mana yang harus jawab terlebih dulu?" lirik Baekhyun menampilkan senyum manisnya.

Abel mencebik. Menurutnya ini terlalu bertele-tele. Mengingat dirinya memiliki tiga orang kakak lelaki yang bisa dikatakan lebih mirip bodyguard. Ketiganya merupakan laki-laki posesif. Seluruh gerakan Abel selalu dipantau. Dan Abel tak ingin ada hal aneh terjadi pada Baekhyun jika ketiganya tahu.

Sepanjang perjalanan, keduanya hanya diam. Tak ada percakapan yang berarti. Baik Abel atau pun Baekhyun, mereka tenggelam dalam pikirannya masing-masing.

Baekhyun terus melajukan mobilnya sedangkan Abel menikmati suasana malam kota Gangnam dari balik kaca jendela mobil Baekhyun.

Abel celingukan ketika mobil yang ditumpanginya memasuki parkiran basement sebuah apartemen di kawasan cukup elite di pusat kota Gangnam.

Kening Baekhyun mengerut ketika Abel tengah bersiap seperti dirinya. Memakai topi dan masker dengan warna senada guna menutupi identitasnya.

"Kau terlihat profesional sekali jika seperti ini, seakan sudah terbiasa," jujur Baekhyun yang sedikit terkejut.

"Tentu saja karena memang sudah terbiasa!"

Dan jawaban Abel sungguh mengejutkan Baekhyun! Sebuah jawaban yang sungguh di luar dugaannya! 'Sudah terbiasa' katanya? Wah!

Keduanya terlihat jalan beriringan meninggalkan parkiran. Baekhyun yang masih terkejut, berusaha mengontrol dirinya.

"Kakak sepupuku seorang idol. Terkadang pergi dengannya harus seperti ini. Ditambah kakakku juga orang yang posesif. Oppa tak ingin aku terlibat masalah. Dia tak ingin privasi keluarganya jadi konsumsi publik," terang Abel enteng menyadari keterkejutan Baekhyun.

Baekhyun mengangguk tanda mengerti. "Ceritamu sama persis dengan mantan manajerku dulu."

Abel tertawa kecil. Gadis itu berpikir hanya kakaknya seorang yang bersikap seperti itu, ternyata ada juga yang seperti kakaknya. "Benarkah?"

"Beliau juga sama seperti kakakmu. Dan parahnya lagi setelah sekian tahun bersama dalam pekerjaan, aku bahkan baru tahu mantan manajerku itu punya seorang adik perempuan belakangan ini."

"Oppa bilang, media di sini sangatlah jahat. Jadi aku harus tetap berhati-hati."

Baekhyun menganggukan kepalanya lagi tanda setuju.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang