Baekhyun menghempaskan tubuhnya yang lelah ke atas kasur king size miliknya. Ia menggeliat, merenggangkan otot-ototnya yang kaku. Tangannya bergerak sembarang mencari ponsel yang sempat ia letakkan di atas nakas di samping tempat tidur.
"Ehh.. apa yang jatuh tadi?" gumam Baekhyun mendengar ada benda jatuh dari atas nakas setelah meraih ponselnya.
Mau tidak mau, Baekhyun membangunkan tubuhnya yang sudah terlalu nyaman dengan kasur, mencari benda yang jatuh tersebut. Senyumnya mengembang saat benda yang baru saja ia tarik keluar dari kolong tempat tidur berada dalam genggaman. Ia duduk di lantai dengan kepala bersandar di tepian kasur. Lelaki berwajah manis itu beberapa kali membolak-balikkan benda yang disebut gelang tersebut dengan perasaan aneh. Gelang itu tampak tak asing di dalam memori ingatannya. Tapi kapan? Di mana ia pernah melihatnya?
Pertanyaan demi pertanyaan datang silih berganti tanpa henti menyerang dan memenuhi ruang kosong di kepalanya. Baekhyun mengacak-acak rambutnya. Frustasi.
Perlahan, jemarinya bergerak menelurusi tiap centi bagian gelang tersebut sampai berhenti pada dua bandul yang berbentuk bola kecil bertuliskan sebuah inisial. Masing-masing bola kecil tersebut bertuliskan huruf 'A' dan 'B'. Baekhyun mematung. Dengan cepat, lembar demi lembar potongan kenangan mulai terbuka seperti menekan tombol mundur pada remote yang memutar ulang sebuah film sebelumnya.
Sore itu, di sebuah taman, ada sepasang anak kecil tengah asyik bermain. Anak perempuan yang terlihat lebih muda dari anak lelaki yang ada di sampingnya tampak serius merangkai bunga. Gadis kecil itu tengah merangkai bunga untuk dijadikan dua bandana yang akan ia kenakan satu untuknya dan satu lagi untuk anak lelaki di sebelahnya.
"Abel-ah, lihat! aku punya sesuatu untukmu," ujar si anak lelaki tersebut bersemangat.
Anak perempuan yang ditegur tadi mengalihkan pandangan ke arahnya. Ia pun tersenyum, "Aku juga punya sesuatu untukmu, tapi belum selesai ku rangkai," gadis itu tak kalah bersemangat menunjukkan setengah rangkaian bunga yang tengah dirangkainya kepada anak lelaki tersebut. "Oppa mau menunggu? Ini akan selesai sebentar lagi."
"Ne. Aku akan menunggu." Tanpa banyak bicara lagi, anak lelaki itu meraih pergelangan si anak perempuan tersebut dan memakaikan sesuatu di sana. "Aku yang buat gelang ini dengan tanganku sendiri, eottae?"
"Yeppeo."
"Abelie suka?"
"Ne." Sambil mengangguk dan menampilkan senyum terbaiknya, begitulah reaksi dari anak perempuan tersebut menerima gelang yang disematkan di pergelangan tangannya.
"Nah.. sudah selesai," pekiknya girang. Bandana bunga yang dirangkainya telah selesai. "Baekhyunie oppa, turunkan kepalamu sebentar," pintanya tak sabar ingin memakaikan bandana tersebut.
"Eottae?"
Gadis kecil itu tersenyum sangat lebar, "Baekhyunie oppa sangat tampan. Tampan seperti pangeran-pangeran yang ada di dalam dongeng."
"Jinjjaya?"
"Ne!" jawabnya lantang.
"Gumawo." Lalu anak lelaki itu memakaikan bandana yang tersisa ke kepala anak gadis tersebut. "Ahh.. neomu kyeopta."
Senyum Baekhyun mengembang sangat lebar. Masih jelas dalam ingatannya bagaimana rupa gadis kecil tersebut apalag saat tersenyum. Cantik. Sangat cantik dan juga menawan.
Baekhyun bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju meja yang terletak di sudut kamar. Ia menarik perlahan laci kecil di bawah meja dan mengambil sesuatu dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love
Novela JuvenilSore itu, di sebuah taman, duduk sepasang anak kecil, di mana salah satu di antaranya tengah sibuk mengikat sesuatu di jari anak yang lain. "Kata eomma, jika mengikatkan benang merah di antara jari yang lain, maka selamanya akan terhubung. Oleh kare...