Terbongkar

105 15 0
                                    

"Apa semua ini ayah? Kenapa ayah baru memberitahukan semua ini padaku? Kenapa tidak dari dulu? Kenapa? Kenapa baru sekarang ayah?" ucap Pangeran Elbrata ketika sampai di Kerajaan Ambarawa.

"Ayah terikat dengan janji Elbra, dan ayah tidak mungkin mengingkarinya. Bagaimana mungkin ayah akan menentang garis takdirmu sendiri? Ayah sedikitpun tidak punya hak atas itu." ucap Raja Andrian seraya menenangkan Pangeran Elbrata yang sedari tadi tidak terima dengan semua yang pendeta itu sampaikan.

"Jika memang benar demikian, kenapa Dara juga harus dilibatkan ayah? Kenapa Dara harus dilibatkan antara aku dan gadis itu? Ini sangat menyakitkan baginya ayah, bagaimana mungkin Dara terlibat dalam ini semua?"

"Itu semua adalah perintah dari pendeta itu El, ayah diminta untuk melibatkan Adara dalam hubungan kalian, ayah awalnya tidak mau, karena bagaimana pun ayah sudah menganggap bahwa dia adalah putri ayah sendiri."

"Lalu kenapa ayah melakukan ini semua? Rencana pernikahan? Apa ini ayah? Tidakkah sedikitpun ayah memikirkan bagaimana perasaan Dara saat ini? Dia terluka ayah, dia terluka."

"Terluka?" ucap Raja Andrian kebingungan.

"Dara mencintaiku ayah, dia mencintaiku."

Seperti disambar petir, Raja Andrian kini merasa tercekik oleh apa yang baru saja putranya katakan. Bagiamana mungkin ini semua terjadi?

"Tidak, itu tidak mungkin El."

"Ayah tidak akan tau bagaimana kondisi Dara saat aku menemuinya di Kerajaan Alaska, dia menjadi berantakan ayah. Dia begitu bahagia ketika mendengar rencana pernikahanku dengannya, hingga membuatnya begitu hancur ketika aku mengatakan bahwa aku mencintai gadis lain. Tidakkah ayah memikirkan perasaan Dara sebelum ayah melibatkannya dalam semua ini? Dan Ayah Adrian? Bagaimana dengannya? Apa yang harus aku katakan padanya ayah?"

"Tunggu sebentar El, sebelum ayah melakukan ini semua, ayah sudah meminta persetujuan kepada Ardian, dan dia sudah memberikan izin pada ayah. Kami berdua sepakat untuk mengadakan rencana pernikahan pura-pura untuk kembali mengingatkan siapa dirimu yang sebenarnya. Bahkan dia juga mengatakan bahwa Adara akan sangat setuju tentang itu, dia tidak mengatakan bahwa Adara mencintaimu El, lalu bagaimana mungkin kau mengatakan bahwa Adara mencintaimu?"

"Rencana pernikahan pura-pura?" kini Ratu Andira yang berbicara tepat di depan pintu ruangan Pangeran Elbrata.

Mendengar itu Raja Andrian dan Pangeran Elbrata menoleh ke arah sumber suara.

"Apa maksudmu suamiku?" ucap Ratu Andira untuk memastikan.

"Bunda tidak tau?" ucap Pangeran Elbrata.

"Kemarilah Dira, akan kuceritakan semuanya." ucap Raja Andrian seraya meminta Ratu Andira untuk duduk di sampingnya.

"Tepat ketika ulang tahun El yang ke dua puluh tahun kemarin, aku mendapat surat dari pendeta untuk segera menemuinya, aku pun kesana untuk mengetahui apa tujuan dibalik surat yang pendeta itu sampaikan. Sesampainya disana, pendeta itu mengatakan bahwa inilah saatnya kutukan cinta antara Pangeran Adikara dan Putri Adisti akan berakhir. Tepat dua hari lagi El dan juga gadis itu akan bertemu, dan itu akan menjadi pertemuan pertama bagi mereka setelah seratus dua puluh tahun mereka dipisahkan. Karena itulah sebelum pertemuan itu terjadi, pendeta itu memintaku untuk membuat rencana pernikahan pura-pura demi membantu El mengingat semuanya, karena jika itu tidak ku lakukan khawatir El tidak bisa mengingat semuanya secara cepat. Aku yang mendengar itu pun langsung mengangguk menyetujuinya, karena aku juga ingin terlibat dalam penyempurnaan kisah cinta ini. Maka dari itu, sepulang dari sana aku langsung menuju Kerajaan Alaska untuk membicarakan rencana pernikahan pura-pura itu dengan Adrian. Disana kami sepakat untuk mengadakan rencana pernikahan pura-pura itu tanpa sepengetahuan orang lain. Tapi jujur saja aku tidak tahu bahwa Adara mencintai El, karena Adrian tidak mengatakan bahwa Adara mencintai seseorang. Dia hanya mengatakan bahwa Adara pasti akan setuju ketika ia mengetahui alasan dari semua yang akan kita lakukan. Karena itulah aku melakukan semua ini, bahkan tanpa memberitahumu lebih dulu. Itu kulakukan karena aku tahu bahwa kau tidak akan memberikanku izin untuk melakukannya, tolong maafkan aku."

"Pantas saja ayah mengatakan padaku bahwa cintaku bukanlah cinta yang sebenarnya, berarti semua itu hanyalah tipuan saja?" ucap Pangeran Elbrata.

"Iya El, itu ayah lakukan hanya untuk bisa mengalihkan pikiranmu tentang gadis itu."

"Lalu bagaimana dengan Adara? Bagaimana dengan gadis itu? Kuharap dia baik-baik saja." kini Ratu Andira yang berbicara.

"Aku baik Bunda." ucap Putri Adara yang berjalan memasuki ruangan Pangeran Elbrata.

Semua orang menoleh ke arah sumber suara, dan mereka mendapati seseorang yang sedari tadi mereka bicarakan.

"Maafkan ayah" ucap Raja Andrian seraya memeluk Putri Adara.

Mendapati pelukan itu, Putri Adara hanya tersenyum.

"Aku mendengar semuanya ayah, ayah tidak bersalah, dan tidak ada yang bersalah disini. Sama seperti ayah yang ingin terlibat dalam penyempurnaan kisah cinta ini, maka aku juga ingin terlibat. Aku bahagia karena aku bisa dilibatkan dalam penyempurnaan cinta El ayah, aku sangat bahagia." ucapnya.

"Tapi ayah bersalah karena mempermainkan perasaanmu."

"Mempermainkan perasaanku? Tidak ayah. Aku mencintai El dengan tulus, dan aku dengar cinta yang tulus itu adalah cinta yang tidak mengharap balasan dari seseorang yang dicintainya. Lalu bagaimana mungkin aku akan membuat ayah merasa bersalah atas apa yang tidak ayah perbuat padaku? Aku baik-baik saja ayah. El sahabatku sendiri, aku menyayanginya, dan sedikitpun aku tidak pernah menyesal bahwa aku pernah mencintainya."

"Jangan seperti itu Dara, semakin kau merendah seperti ini, maka aku akan selalu merasa bersalah karena sudah menyakitimu." ucap Pangeran Elbrata.

"Kau tidak menyakitiku El, kau tidak pernah menyakitiku. Aku hanya terluka oleh harapanku sendiri, dan itu akan menjadi momen yang tidak akan kulupakan. Aku akan sangat bahagia jika cintamu mencapai kesempurnaan itu El, walaupun hal itu harus ditempuh dengan cintaku yang gagal. Lagi pula apa bedanya jika kita menikah atau tidak, kau akan tetap ada bersamaku, Ayah Andrian akan ada bersamaku, Bunda Dira juga akan ada bersamaku kan? Lalu apalagi yang perlu kutakutkan? Aku tidak selemah itu El. Jika memang cintaku yang harus ku korbankan untuk bisa melihatmu mencapai kesempurnaan cinta itu, maka aku akan melakukannya, aku akan melakukannya untukmu El. Kuakui aku memang sedikit egois, tapi aku berjanji tidak akan pernah sedikitpun memintamu untuk selalu ada bersamaku. Saat ini kau milik orang lain, dan aku hanyalah orang kedua yang mungkin tidak akan pernah lagi menjadi orang pertama dalam kehidupanmu El, tidak akan pernah."

Sesaat setelahnya, Putri Adara pun menangis. Raja Andrian yang melihat itu pun kembali memeluk Putri Adara seraya mengusap punggungnya.

"Ayah rasa kau bukanlah manusia Adara, kau adalah bidadari yang kini menyamar sebagai manusia kan? Tidak mungkin ada seorang manusia yang memiliki hati sepertimu, tidak ada. Sama halnya kau yang mengorbankan cintamu demi untuk penyempurnaan cinta El, ayah akan meminta pada Tuhan untuk menyempurnakan cintamu dalam kehidupan ini, itu adalah janji seorang ayah, dan apapun yang terjadi, Tuhan harus mengabulkannya." ucapnya

•••••

See you next time 🤍

AMBARAWA : Curse Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang