Penyesalan

116 17 0
                                    

Setelah beribu pertanyaan tak kunjung mendapat jawaban dari Putri Adara, akhirnya Putri Kiara diam tak bertanya lagi. Ia hanya mengelus rambut Putri Adara yang sedari tadi tetap menangis di dalam pelukannya. Sebenarnya banyak dugaan-dugaan yang terlintas di pikiran Putri Kiara, namun ia tetap mencoba untuk tak mendengarkan pikirannya sendiri.

Terdengar suara langkah kaki yang berjalan menuju ke arah mereka, langkah kaki itu tak lain adalah milik dari Pangeran Elbrata. Ia kemari untuk menyusul sahabatnya yang sedari tadi tak menghiraukan ucapannya. Namun ia terkejut saat melihat Putri Adara tengah menangis di pelukan kakaknya.

"Dara? Kau baik-baik saja?" ucap Pangeran Elbrata lalu duduk di samping Putri Kiara dan Putri Adara yang tengah berpelukan.

Mendengar suara milik orang yang membuatnya patah hati, Putri Adara langsung melepas pelukan Putri Kiara dan langsung kembali berlari menuju kereta kudanya untuk segera meninggalkan kerajaan yang membuatnya sesak.

"Daraaaaaaaa" teriak Pangeran Elbrata ketika melihat sahabatnya kembali menghindar darinya.

Pangeran Elbrata kembali dibuat kebingungan dengan sikap yang ditunjukkan oleh sahabatnya, ia tidak tau apa penyebab dari Putri Adara yang kini selalu menghindar darinya.

"Apa yang kau perbuat padanya El?" ucap Putri Kiara.

"Aku tidak berbuat apa-apa kak." ucap Pangeran Elbrata yang sama sekali tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi pada Putri Adara.

"Jangan berbohong El, dia pergi saat kau ada disini, maka sudah pasti penyebab dia menangis adalah dirimu."

"Tapi aku tidak berbuat salah padanya kak, aku hanya bicara saja."

"Bicara apa?"

"Tentang pernikahan kami."

"Lalu?"

"Aku tidak tau, Dara tiba-tiba pergi meninggalkanku secara tiba-tiba."

"Mohon maaf pangeran, yang mulia Ratu Andira meminta anda dan Putri Adara untuk segera menemuinya di ruangannya." ucap salah satu pengawal Kerajaan Ambarawa.

"Tapi Dara sudah pergi." ucap Pangeran Elbrata.

"Temui saja bunda, nanti katakan apa saja yang terjadi antara kalian." ucap Putri Kiara.

Pangeran Elbrata pun mengangguk, ia berdiri dan langsung bergegas menuju ruangan ibundanya.

'Ku harap semuanya baik-baik saja, tapi ada apa denganmu Dara? Apa ada suatu perkataan ku yang membuatmu sakit hati?' batin Pangeran Elbrata seraya berjalan menuju ruangan ibundanya.

•••••

"Kau sendiri El? Dimana Adara? Bunda kan sudah bilang padanya untuk kemari bersamamu, tapi kenapa hanya kau yang kemari tanpanya?" ucap Ratu Andira.

"Dara kembali ke kerajaannya bunda." ucap Pangeran Elbrata yang menunduk lesuh.

Melihat reaksi dari putranya, Ratu Andira memiliki firasat yang makin tidak enak.

"Ada apa El? Apa semuanya baik-baik saja?" ucapnya.

"Aku tidak tau apa yang terjadi pada Dara Bunda, aku berkata padanya kalau aku tidak menyetujui pernikahan ini karena aku mencintai gadis lain, tap-" ucapan Pangeran Elbrata terpotong.

Mendengar itu Ratu Andira terkejut, ia langsung membayangkan bagaimana sakitnya di posisi Putri Adara yang mengetahui bahwa orang ia cintai ternyata mencintai orang lain?

"Apa yang kau lakukan Elbrata? Kau sudah melakukan dosa besar." ucap Ratu Andira sedikit kesal.

Kini Pangeran Elbrata lah yang terkejut dengan reaksi ibundanya, ia tidak tau apa maksud dari ucapan ibundanya itu.

"Dosa Bunda? Apa yang kulakukan sehingga Bunda mengatakan bahwa aku melakukan sebuah dosa besar?"

"Kau masih bisa mengatakan hal seperti itu setelah kau menyakiti hati Adara? Luar biasa El, kau sama sekali tidak memikirkan bagaimana perasaan dari gadis itu?"

"Apa yang sebenarnya Bunda maksud? Aku melakukan itu juga demi kebaikan Dara Bunda, bagaimana mungkin Bunda mengatakan bahwa aku menyakiti hati Dara? Aku sangat menyayanginya, dia sudah ku anggap seperti adikku sendiri, lalu bagaimana bisa Bunda mengatakan hal seperti itu padaku?"

"Demi kebaikan Adara? Kebaikan apa yang kau maksud El?"

"Pernikahan ini tidak bisa terjadi karena kami sama-sama mencintai orang lain Bunda, Dara pernah mengatakan padaku bahwa dia tengah mencintai seorang pemuda, lalu bagaimana mungkin dia mau menikah denganku? Dan aku? Aku juga tidak bisa menikahi Dara Bunda, aku mencintai gadis lain, jadi bagaimana mungkin kami menikah dengan hati yang sama-sama sudah menjadi milik orang lain?"

"Kau tahu siapa pemuda yang Adara cintai El?"

"Tidak, Dara tidak pernah menceritakan pemuda itu padaku. Dara hanya selalu mengatakan bahwa ia sangat mencintainya, ia ingin menikah dengan pemuda itu. Jadi bagaimana mungkin aku akan menjadi orang ketiga di antara mereka Bunda? Aku tidak mau hati Dara menjadi sedih hanya karena tidak bisa menikah dengan cintanya, jadi aku putuskan untuk tidak menyetujui pernikahan ini."

"Kau salah besar El, kau tidak mencari tau dulu siapa pria yang Adara cintai itu, kau salah besar."

"Bunda tau siapa pemuda itu?"

"Kau ingin tau siapa pria yang gadis itu cintai?"

"Jika Bunda sudah tau Dara mencintai pemuda lain, kenapa Bunda masih menyetujui pernikahan ini? Katakan padaku, siapa pria yang Dara cintai Bunda?"

"Sahabatnya sendiri."

Mendengar itu, Pangeran Elbrata terkejut tak percaya dengan apa yang ibundanya katakan.

'Sahabatnya sendiri? Dara mencintaiku? Tidak, ini tidak mungkin. Bagaimana mungkin Dara mencintaiku? Kita bersahabat, kita berteman sejak kecil, lalu bagaimana bisa Dara mencintaiku? Apa semua ini? Bagaimana ini bisa terjadi? Sosok pria yang Dara cintai adalah aku? Aku? Apa ini Tuhan? Kenapa kau biarkan ada gadis yang mencintaiku disaat aku mencintai gadis lain? Dan kenapa harus Dara? Bagaimana mungkin aku bisa menyakiti hatinya?' batin Pangeran Elbrata.

"Gadis itu mencintaimu El, dia sangat mencintaimu. Tadi ketika ia kemari, ia begitu bahagia saat kami membicarakan tentang pernikahan ini. Ia begitu bahagia sampai ia tidak sabar untuk segera menemuimu, tapi apa yang kau lakukan El? Kau mengatakan padanya bahwa kau mencintai gadis lain di hadapannya? Mendengar darimu saja Bunda merasa tersakiti, lalu bagaimana dengan perasaan Adara? Dia begitu mencintaimu sejak kecil, Bunda sudah melihat cinta itu ada di matanya sejak kalian bermain bersama-sama. Lalu sekarang kau mengatakan bahwa kau tidak mencintainya? Itu sangat menyakitkan El, dan parahnya lagi kau mengatakan bahwa saat ini kau mencintai gadis lain di depan seseorang yang mencintaimu. Coba bayangkan bagaimana jika kau yang ada di posisinya? Hal ini akan sangat menyakitkan El, sangat menyakitkan." ucap Ratu Andira.

"Aku tidak tau Bunda, aku tidak tau jika pria yang Dara cintai adalah aku. Kukira Dara mencintai pria lain, maka dari itu aku mengatakan padanya untuk membatalkan pernikahan ini. Aku memang salah Bunda, tapi apakah cintaku juga salah?" ucap Pangeran Elbrata.

"Cinta tidak pernah salah El, hanya saja tempat berlabuhnya yang terkadang salah memilih tempat."

'Maafkan aku Dara, maafkan aku.' batin Pangeran Elbrata.

•••••

See you next time 🤍

AMBARAWA : Curse Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang