Janji

111 17 0
                                    

Dengan hentakan kuda putihnya, Pangeran Elbrata menyusuri jalan begitu cepat. Saat ini ia sedang menuju Kerajaan Alaska untuk berbicara dengan sahabatnya, saat ini keputusannya sudah bulat untuk menerima pernikahan mereka. Ia tidak tau ini benar atau tidak, yang ia tau saat ini hanyalah cinta dari sahabatnya untuknya, ia tidak mau menyakiti cinta itu. Namun tak bisa ia pungkiri di sisi lain ia juga memikirkan tentang perasaannya yang selalu di selimuti oleh gadis yang ia temui di pasar waktu itu, ia selalu memikirkannya.

"Jangan menangis Dara, aku tidak rela jika kau menangis karena diriku sendiri, maafkan aku." ucap Pangeran Elbrata seraya menunggangi kudanya begitu cepat.

Hari sudah sore dan Pangeran Elbrata pun sampai di Kerajaan Alaska, tanpa berlama-lama ia langsung pergi menuju ruangan sahabatnya.

"Ada apa El, apa semua baik-baik saja?" ucap Raja Adrian yang merupakan ayah dari Putri Adara.

'Ayah Adrian menanyakan itu padaku? Apa Dara tidak menceritakan semuanya?' tanya Pangeran Elbrata dalam hati.

"Dara dimana ayah?" ucapnya.

"Sepulang dari kerajaanmu kemarin, dia tidak mau keluar dari ruangannya El, aku sudah memintanya untuk keluar, tapi tetap saja dia tidak mau menuruti ucapanku. Dia memang mengatakan bahwa ia akan keluar ketika kau yang kemari, jadi sekarang katakan apa yang sebenarnya terjadi antara kalian? Apa semuanya baik-baik saja?"

"Aku harus berbicara dengan Dara dulu ayah, aku janji semuanya akan kembali baik-baik saja."

"Baiklah"

Pangeran Elbrata pun langsung menuju ruangan Putri Adara dan meninggalkan Raja Adrian yang masih kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi antara mereka.

•••••

Ruangan Putri Adara

"Dara" ucap Pangeran Elbrata lirih ketika ia memasuki ruangan sahabatnya yang sama sekali tidak ada sinar cahaya sedikitpun.

"Dara, kau dimana?" ucapnya sekali lagi.

"Aku disini" ucap Putri Adara seraya memegang satu lilin di tangannya.

Rasa gugup menyelimuti tubuh Pangeran Elbrata, ia bisa melihat secara jelas bagaimana kondisi dari sahabatnya saat ini. Mata sembab, rambut yang berantakan, dan bahkan gaunnya pun masih sama seperti yang ia pakai kemarin ketika ia ada di kerajaannya.

'Apa yang aku lakukan?' batin Pangeran Elbrata.

Tanpa berniat mengeluarkan suara, Pangeran Elbrata langsung memeluk erat sahabatnya. Ia menangis sejadi-jadinya dalam pelukan itu, ia tidak menyangka bahwa dirinya bisa menyakiti hati sahabat kecilnya sampai seperti ini. Sedangkan Putri Adara hanya terdiam tanpa berniat untuk membalas pelukan darinya.

"Tidak perlu menangis Elbrata, tidak ada yang perlu kau tangisi." ucap Putri Adara dengan ekspresi datar.

Mendengar itu Pangeran Elbrata semakin memeluk erat sahabatnya, tetapi pelukannya dilepas oleh Putri Adara. Ada rasa yang mengganjal di hati Pangeran Elbrata tepat ketika sahabatnya memanggil namanya seluruhnya, itu menandakan bahwa kini yang berada di hadapannya bukanlah sahabatnya, karena selama ini sahabatnya tidak pernah memanggilnya seperti itu.

"Kenapa kau menangis?" ucap Putri Adara.

"Maafkan aku Dara, aku tidak tau jika orang yang kau cintai adalah aku. Aku tidak tau itu, jadi maafkan aku." ucap Pangeran Elbrata.

Putri Adara hanya tersenyum kecut, ia kembali mengambil lilin dan duduk di tempat tidurnya.

"Duduklah" ucapnya.

Pangeran Elbrata pun duduk di samping Putri Adara.

"Apa wajahku seburuk itu El?" ucap Putri Adara.

"Jangan berbicara seperti itu, aku tidak menyukainya." ucap Pangeran Elbrata.

"Lalu kenapa kau tidak mencintaiku?"

"Maafkan aku Dara, aku tidak tau bahwa kau mencintaiku."

"Apa wajahku tidak menunjukkan padamu betapa aku sangat mencintaimu El? Apa senyumanku tidak menunjukkan padamu betapa aku sangat menyayangimu El? Apa kau tidak bisa melihatnya?"

Pangeran Elbrata hanya terdiam.

"Umurku masih sangat kecil waktu aku pertama kali melihatmu, tetapi aku tetap tidak pernah melupakannya. Aku masih ingat kapan pertama kalinya kita tau berjalan bersama, kita tau bermain bersama, bahkan aku masih ingat pertama kalinya kau memanggilku dengan panggilan kesayanganmu itu. Aku masih mengingatnya El, lalu bagaimana mungkin kau tidak melihat bahwa disini ada seorang gadis yang sudah mencintaimu sejak ia masih kecil? Kau tau El, aku begitu percaya bahwa sahabatku juga akan memiliki rasa yang sama seperti yang saat ini kurasakan, aku begitu percaya bahwa dia juga akan mencintaiku sama halnya dengan aku yang sangat mencintainya. Tapi sayangnya dugaanku salah, khayalanku tidak benar, dan impianku hancur El. Pria yang kucintai tidak mencintaiku, dia mencintai gadis lain. Aku tidak mau egois dengan memaksamu untuk membalas perasaanku El, aku bukan gadis seperti itu. Aku tau bahwa ini memang takdirku yang membiarkan aku untuk tidak dapat memilikimu, semua yang terjadi ini memang yang seharusnya terjadi, jadi aku tidak akan memaksamu untuk mencintaiku El. Aku sangat bersyukur bisa menjadi sahabatmu, walaupun aku tidak bisa menjadi cintamu. Aku akan tetap mengingat bahwa cinta pertamaku gagal tanpa mendapat balasan, aku akan selalu mengingatnya El." ucap Putri Adara dengan satu tetesan air matanya.

"Aku tidak akan membiarkan cintamu gagal Dara, aku tidak akan pernah membiarkannya." ucap Pangeran Elbrata.

"Kau mencintai gadis lain El, jadi jangan mencoba untuk kembali memberikan harapan padaku."

"Itu hanya pikiranku saja, aku belum tau nama gadis itu, bahkan aku hanya bertemu dengannya satu kali. Aku akan menikahimu, kita akan tetap menikah."

Putri Adara tersenyum, "Hanya karena aku mau menikah denganmu, apa kau juga harus mau menikah denganku? Tidak seperti itu El, jika aku mau menikah denganmu, maka kau boleh menolaknya, kau tidak harus mengorbankan cintamu untukku."

"Lalu bagaimana dengan cintamu?"

"Aku akan tetap menyimpannya, di hati kecilku yang paling dalam. Kau akan tetap ada disana sebagai cinta pertamaku, dan itu tidak akan pernah ku hilangkan sampai kapanpun."

"Kita pernah berjanji untuk menikah kan, jadi sekarang kita harus mewujudkannya."

"Dulu kau mengatakan itu hanya ketika kau mencintaiku El, dan sekarang kau tidak mencintaiku, jadi janji itu tidak perlu kita wujudkan."

"Aku tidak bisa membiarkanmu seperti ini Dara, aku sangat menyayangimu."

"Tapi kau tidak mencintaiku El, kau mencintai orang lain, jangan paksakan hatimu untuk mengatakan apa yang sebenarnya tidak ingin kau katakan El. Lagi pula apa bedanya dengan aku menikah denganmu ataupun tidak, kita akan tetap bertemu kan? Aku akan tetap ada disini El, aku tidak akan pergi kemana-mana, kapanpun kau membutuhkanku, maka aku akan selalu siap untuk membantumu. Cintaku mungkin tidak sempurna karena tidak mendapat balasan, tapi cintamu harus sempurna El. Sempurnakan cintamu demi aku, aku tidak mau melihat kau sama sepertiku, aku tidak mau cinta pertamamu gagal sepertiku El, aku tidak mau. Jadi aku mohon padamu, perjuangkan lah cintamu El, jangan menjadi seperti ku yang kalah tanpa perjuangan sedikitpun. Kisah cintamu harus mencapai kesempurnaan El, kau janji?"

Mendengar itu Pangeran Elbrata meneteskan air matanya, ia tidak menyangka bahwa sahabatnya bisa memiliki pemikiran sedalam itu.

"Kau gadis yang baik Dara, aku tidak akan membiarkanmu dimiliki oleh orang sembarangan. Aku tidak akan menikah jika kau tidak menemukan cintamu kembali, aku akan menikah hanya ketika kau kembali mencintai seseorang, dan akan ku pastikan pria itu tidak akan pernah menyakitimu seperti apa yang kulakukan padamu. Kita akan menikah di hari yang sama, aku berjanji padamu." ucap Pangeran Elbrata.

Mendengar itu, Putri Adara hanya tersenyum.

'Bisakah aku kembali mencintai seseorang El?' batin Putri Adara.

•••••

See you next time 🤍

AMBARAWA : Curse Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang