Rela

116 18 1
                                    

"Kau akan tetap ada bersamaku kan El? Kau akan tetap bermain denganku kan? Kau tidak akan meninggalkanku kan? Ka-" ucapan Putri Adara terpotong.

"Sttttt, diamlah. Aku tidak akan pergi kemanapun, bahkan meninggalkanmu." ucap Pangeran Elbrata.

"Jika nanti kau menikah bagaimana denganku?"

"Kau juga akan menikah di hari yang sama."

"Tapi kalau suamiku nanti tidak tampan sepertimu bagaimana?"

"Akan kucarikan yang melebihi aku."

"Tidak ada pria yang bisa menandingi paras sahabatku, tetap dialah pria tertampan di seluruh era yang ada."

"Jangan menggodaku Dara, jika tidak."

"Jika tidak apa?"

"Aku akan menggelitikimu."

Pangeran Elbrata pun langsung menggelitiki perut Putri Adara, mendapat perlakuan seperti itupun membuat Putri Adara tertawa lepas bersama sahabatnya. Memang sejak kecil keduanya suka saling menggelitiki satu sama lain, dan sampai saat ini pun kebiasaan itu tetap mereka lakukan.

"Cukup El, jika tidak aku akan menarik rambutmu." ucap Putri Adara yang sudah tidak tahan dengan gelitikan dari Pangeran Elbrata.

"Tarik saja jika bisa." ucap Pangeran Elbrata yang tetap tak berhenti menggelitiki perut sahabatnya.

"Aku akan menangis."

Mendengar itu Pangeran Elbrata akhirnya menghentikan gerakannya untuk menggelitiki perut Putri Adara, ia takut jika nanti sahabatnya kembali menangis karena ulah darinya.

"Maaf Dara." ucapnya.

"Baiklah tidak apa-apa, sekarang ceritakan padaku siapa gadis yang berani mengambil tempatku di hati sahabat kecilku ini?" ucap Putri Adara.

"Kau tak pernah tergantikan Dara, kau sahabatku, kau teman masa kecilku, dan tempatmu tidak akan pernah ada yang bisa menggantikannya, baik itu gadis yang kucintai."

"Hmm ucapan yang manis, boleh carikan aku pria yang sama persis sepertimu?"

"Nanti ku carikan sepuluh, mau?"

Putri Adara sedikit memukul kepala Pangeran Elbrata, "Itu kebanyakan El, kau mau aku punya suami sepuluh orang?" ucapnya.

Mendengar itu Pangeran Elbrata tertawa, "Kuharap aku bisa menemukan pria terbaik untukmu Dara." ucapnya.

"Baiklah terima kasih."

"Itu saja?"

"Terus apa?"

Pangeran Elbrata menunjuk pipinya, itu menandakan bahwa ia minta dicium oleh sahabatnya.

Melihat itu Putri Adara langsung saja mencium kedua pipi pangeran Elbrata, dan tentunya juga satu kecupan di kening sahabatnya itu.

Jangan salah artikan perlakuan antara keduanya, antara Pangeran Elbrata dan Putri Adara memang sudah terbiasa melakukan hal itu sejak mereka masih kecil. Bahkan sampai mereka besar pun tetap saja mereka sering melakukannya satu sama lain, tapi tetap dalam batasan wajar, artinya keduanya tidak pernah mencium bibir satu sama lain.

"Ayo ceritakan padaku El, siapa gadis itu?" ucap Putri Adara.

"Aku tidak tau namanya Dara, hanya saja dia selalu ada dalam mimpiku sejak aku berumur tujuh belas tahun. Dia selalu memanggilku dengan panggilan Adikara, dan itu terus berlangsung tiap harinya." ucap Pangeran Elbrata.

Mendengar nama Adikara, membuat Putri Adara sedikit kebingungan. Ia sangat tau betul siapa pemilik nama tersebut, yang tak lain adalah seorang pangeran dari Kerajaan Ambarawa yang memiliki kisah tragis di zamannya.

"Adikara? Pangeran Adikara? Apa kau ini Pangeran Adikara yang terlahir kembali El?" ucapnya.

"Aku tidak tau, tapi waktu itu aku bertemu dengan gadis yang aku impikan Dara, dan kau tau dia bilang apa?"

"Apa?"

"Gadis itu mengatakan bahwa ia juga sering memimpikanku sejak ia berumur tujuh belas tahun sama sepertiku, ia mengatakan bahwa aku selalu memanggilnya dengan panggilan Adisti, sedangkan itu bukanlah namanya."

"Benar dugaanku El, kau memang Pangeran Adikara yang terlahir kembali, dan gadis itu adalah Putri Adisti, ia adalah kekasih hatimu El. Sekarang aku tau kenapa kau tidak bisa mencintaiku, itu karena kau hanya milik gadis itu. Kau terlahir hanya untuk dia El, kau lahir untuk kembali menyempurnakan kisah cintamu yang harus berakhir waktu itu. Aku sangat bahagia mengetahui ini El, setidaknya aku bisa lega ketika aku mengetahui bahwa gadis yang kau cintai itu ternyata jauh lebih mengenalmu dibandingkan denganku. Tadinya aku berpikir bahwa gadis itu menjadi orang ketiga antara aku denganmu, tapi sekarang aku sadar bahwa ternyata akulah yang menjadi orang ketiga diantara kalian. Cintaku tak sebanding dengan cinta kalian yang sudah berlangsung berabad-abad lamanya."

"Terlahir kembali? Apa itu mungkin Dara?"

"Apa kau tidak ingat apa yang Pangeran Adikara katakan saat menjelang kematian Putri Adisti El? Dia mengatakan bahwa mereka akan lahir kembali untuk menyempurnakan kisah cinta mereka, mereka akan lahir untuk satu sama lain, dan dia juga mengatakan bahwa kita lahir hanya untuk menyempurnakan kisah cinta kita yang belum sempurna di kehidupan sebelumnya, dan mereka akan lahir kembali di kehidupan berikutnya untuk kembali menyempurnakan kisah cinta mereka yang belum sempurna."

"Ucapan yang manis Dara, kau tau dari mana? Bukankah tidak ada yang tau bagaimana kematian mereka berdua?"

Mendadak Putri Adara terdiam, ia tidak mengerti apa yang baru saja ia katakan pada Pangeran Elbrata.

"Aku tidak tau El, hanya saja aku ingin mengatakannya." ucapnya.

"Gadis aneh."

"Apa kau tidak mau menemui gadis itu lagi El?" ucap Putri Adara untuk mengalihkan pembicaraan.

"Aku tidak tau siapa nama gadis itu Dara, bahkan aku tidak tau dia tinggal dimana saat ini. Di mimpiku dia hanya mengatakan bahwa ia terlahir kembali di kerajaan yang sama, hanya itu."

"Kerajaan yang sama?"

Pangeran Elbrata mengangguk.

"Maka gadis itu saat ini tinggal di Kerajaan Adyapura."

"Mengapa kau sangat yakin Dara?"

"Aku penggemar berat kisah antara Pangeran Adikara dan Putri Adisti El, maka sudah pasti dugaanku tidak akan pernah meleset."

"Lalu apa yang harus ku lakukan?"

"Temui dia El, kau harus menemuinya. Dia sudah kemari jauh-jauh untuk menemuimu kan? Maka sekarang giliranmu untuk menemuinya."

"Bagaimana mungkin Dara, kerajaan kita saat ini tengah menyiapkan pernikahan kita, bagaimana kita akan mengurus itu?"

"Aku yang akan urus pernikahan itu, akan kupastikan semuanya menjadi baik-baik saja, kau tidak perlu memikirkannya El."

"Bagaimana kau akan mengurusnya Dara, ini tidaklah mudah."

"Kau meragukan sahabat kecilmu ini El?"

Pangeran Elbrata hanya menggelengkan kepalanya.

"Apapun untukmu aku akan lakukan semuanya El, bahkan jika harus menyerahkan nyawaku sendiri. Jadi kapanpun kau membutuhkanku, maka aku akan selalu ada bersamamu. Cintaku memang gagal El, tapi tidak akan kubiarkan cintamu gagal untuk yang kedua kalinya. Saat inilah cintamu harus sempurna, dan aku akan sangat beruntung jika aku terlibat dalam penyempurnaan kisah cintamu."

"Kurasa kau bukanlah manusia Dara, kau seperti bidadari yang memang Tuhan ciptakan untuk membantuku."

Putri Adara tersenyum.

'Apapun akan kulakukan demi bisa melihatmu bahagia El, bahkan jika harus cintaku yang ku korbankan. Aku sangat mencintaimu, tapi takdir tak pernah membiarkanmu menjadi milikku.' batin Putri Adara.

•••••

See you next time 🤍

AMBARAWA : Curse Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang