Hari ini adalah, hari dimana Aleya, Gizelle, Grace, dan Anala masuk sekolah baru. Rasanya berat sekali, untuk meninggalkan sekolah impian mereka dan kembali menyesuaikan diri dengan lingkungan. Keempat gadis itu menghela nafas panjang.
Keempatnya kini tengah berada dirumah nona muda, yang tak lain, dan tak bukan adalah Gizelle. Aleya berdiri dari duduknya lalu meraih tas yang tergeletak dipojok tempat tidur queen size itu.
"Yaudah lah. Ayo, kepala sekolahnya pasti udah nungguin." Aleya menggantungkan tas ransel berwarna hitam itu dipundaknya.
Gizelle menghela nafas panjang. Lalu, meraih tas ransel nya. Lalu berdiri dari duduknya.
"Udahlah guys...gausah sedih kaya gitu, lagian kita juga sama kelas kok." Gizelle memasukkan beberapa barangnya dan make-up dikantong tas nya.
"Tapi, kita udah berusaha loh buat masuk ke school itu. Dan ujung ujungnya dipindahin. Sakit hati banget tau ga." Keluh Anala. Melipat kedua tangannya diatas dada.
"Oh, come on guys...we can still try when we enter college later." Gizelle menyemprotkan parfum bermerek dengan warna emas dan kaca bening itu disekujur bajunya.
"Hufth...okay." Anala ikut meraih tas ranselnya. Lalu membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan
"And you? Still want selfies?" Aleya menatap Grace jengah. Berapa banyak foto yang gadis itu ambil selama 1 hari?
"Eh, udah mau berangkat?" Grace menatap Gizelle dan Aleya secara bergantian.
"Udah! Cepetan! Kita udah mau berangkat nih. Mood ku hilang tau gara-gara pindah sekolah." Anala mengerucutkan bibirnya.
"Okay...okay...slow bestie?" Grace mengusap rambutnya. Lalu menatap wajahnya dilayar ponsel. "Let's go!" Grace bangkit dari duduknya lalu berjalan anggun didepan. Ketiga gadis dibelakangnya mencebikkan bibir, akan kelakuan sahabatnya itu.
'''
Mobil Lamborghini dengan warna silver melaju sedang menuju parkiran sekolah. Aleya menginjak pedal rem saat dirasa sudah pas. "Siap-siap...cowok cowok bakalan terpanah sama kita!" Aleya berujar percaya diri. "Of course." Jawab ketiganya.
Aleya keluar dengan kaca mata hitam yang bertengger dihidungnya. Disusul oleh ketiga gadis cantik yang ikut keluar dari dalam mobil. Aleya menarik kaca mata itu. Lalu menautkannya dikemeja putih miliknya.
Ke empat gadis emas itu berjalan beriringan dikoridor sekolah. Nampak anggun saat kaki putih jenjang itu melangkah kedepan. Tak henti-hentinya pujian terlontarkan saat ada siswa siswi yang melewati keempat emas itu.
"Oh my God, is it a diamond or a girl?"
"Kayaknya dia dicetak pakai susuk deh..."
"Yang name tag nya Grace, minta nomor hp dong kak!"
"Dek Nala cantik banget sih!"
"Kak Gizelle jadikan aku masa depan mu kak!"
"Ya ampun, Kak Leya udah kaya pahatan patung dewi Yunani. Sempurna banget melengkapi hidupku yang penuh kekosongan."
Ke empat gadis itu tersenyum, membuat siswa sekolah salah fokus. Aleya sampai tertawa mendengar pujian salah seorang siswa yang berteriak tadi. Ke empat gadis itu berhenti disebuah ruangan. Lalu mengetuk singkat pintu bernuansa coklat kayu itu.
"Masuk!" Teriak seseorang dari dalam.
Gizelle mendorong knop pintu itu. Menelisik seisi nya, hingga pandangannya bertemu pada seorang lelaki paruh baya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bersemi Di SMA | Ft. Treasure | Continued
Teen Fiction"Lo semua kenapa sih?" "Kita itu bisa bersaing secara sehat, ga perlu ada yang sampai berantem gini." "Anak baru itu juga pasti punya keputusan!" "Lo juga! Ketos ngapain ikut gabung!" "Dapetin hati mereka dengan kerja keras lo! Bukan saling lawan gi...