Grace mengerjap erjapkan matanya. Indra pengelihatannya bertemu dengan pelapon putih polos. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri. Tidak tercucuk infus. Berarti benar dirinya ada dikamar hotel. Grace mendudukkan dirinya, lalu berjalan kearah meja. Grace menuangkan air kedam gelas. Lalu ia teguk sampai setengah.
Dirinya melirik jam. Sudah pukul 19.12 berarti dirinya pingsan selama 1 jam? Sudahlah tak penting. Dirinya meraih ponsel miliknya. Lalu mendudukkan dirinya diujung kasur.
Diamond Girls
Yaya|
Eh? Grace mana?|Anaaa|
Iya...ini Kaiden udah mondar mandir|Ell|
Aduh...Ce|
Jawab dong kalo lagi pegang handphone|11 Panggilan Grub Tak Terjawab
Anaaa|
Ampun...ce kemana sih?|Ell|
Ya ampun Ce...|Yaya|
Yaudah kita cari ke lobby aja.|
Tadi katanya sama papa nya,|Ell|
Ga ada, ini bodyguard udah nyari|Anaaa|
Ya Ampun ce...5 Pesan Belum Dibaca
Ell|
Cee...|Anaaa|
Kemana sih ya ampun|Yaya|
Please deh ce...|
Jangan bikin khawatir|Anaaa|
Iya...||Eh, sorry guys. Ini aku lagi dikamar.
|Tadi emang sama papa.Yaya|
Ya ampun...|Ell|
Kenapa ga bilang sih...|Anaaa|
Iya, ini kita udah kayak orang gila loh.|Yaya|
Yaudah kita semua ke kamar kamu ya.||Okee👌.
Grace menghela nafas lalu menaruh ponselnya diatas nakas. Dirinya masih terbayang bayang untuk persoalan tadi. Suara ketukan menyapa indra pendengarannya. Dirinya kembali menggunakan sendal hotel yang tersedia. Lalu berjalan membuka pintu itu.
Kaiden menubruk badan Grace, memeluknya erat. Grace membalas pelukan itu kaku. Sungguh dirinya benar-benar sakit melihat pria ini. Baru saja dirinya menghilang sebentar, dan keadaannya sudah bak orang gila. Bagaimana kalau ia pergi? Ya Tuhan kuatkan dirinya.
"Kemana aja? Aku khawatir banget tadi..." Kaiden menyembunyikan wajahnya diceruk leher Grace menghirup aroma tubuh gadis itu seduktif. Kaiden melepaskan pelukannya. Mengusap wajah gadis itu sayang.
"HEH! KITA JUGA KANGEN KALI!" Tiga gadis dibelakangnya yang sedari tadi menyimak tiba-tiba saja berteriak tak terima. Kaiden berbalik, seolah tak perduli. Dirinya malah menarik tangan Grace untuk duduk ditempat tidur.
Ketiganya melotot tajam. Buru-buru ketiganya mengambil ahli Grace. Berpelukan seakan sudah tak ketemu 1 bulan. "Ya ampun...sesek girls!" Grace berteriak saat dadanya terasa sesak. Hidungnya sudah kembang kempis mencari pasokan udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bersemi Di SMA | Ft. Treasure | Continued
Teen Fiction"Lo semua kenapa sih?" "Kita itu bisa bersaing secara sehat, ga perlu ada yang sampai berantem gini." "Anak baru itu juga pasti punya keputusan!" "Lo juga! Ketos ngapain ikut gabung!" "Dapetin hati mereka dengan kerja keras lo! Bukan saling lawan gi...