Bel sekolah berbunyi, pertanda jam istirahat. Aleya langsung berdiri dari duduknya. Membuat punggung Yohan dan dirinya bertubrukan.
Yohan berbalik. "Ehh...sorry, sorry. Aku ga liat. Kamu gapapa?" Yohan menatap Aleya lekat. Membuat gadis itu salah tingkah dan mengulum bibir atasnya. Tangan meremat kuat ujung rok nya, saat mata sipit itu memandangi nya terus menerus.
"Ada yang sakit ya?" Yohan maju selangkah. Aleya langsung menggeleng kuat. "Ng-ngga kok...gapapa cuma kaget aja tadi..." Aleya terkekeh kikuk. Yohan menaikkan satu alisnya. "Bener?" Aleya mengangguk pasti. Membuat lelaki itu tersenyum. "Yaudah, duluan ya?" Aleya mengangguk dengan senyum manis. Lelaki itu melesat pergi dari sana, hingga tertelan pintu. Kini hingga, 4 Diamond Girls itu yang tersisa.
Aleya menghela nafas kasar. "Ck! Bego lo. Kalo, nanti Yohan heran sama gelagat lo gimana Leya?!" Aleya bergumam nyaris berbisik. Gizelle yang sangat dekat dengannya saja tak dengar.
"Kenapa sih, girls? Sakit?" Gizelle berdiri dari duduknya. Lalu membelakangi meja Jinandra, menumpu tangannya disana. Aleya menggeleng. Membuat Gizelle tersenyum nakal. Gizelle maju kedepan Aleya mendekatkan wajahnya, membuat Aleya memundurkan kepalanya.
"Jangan...jangan...Yaya suka ya sama Yohan?" Gizelle menunjuk wajah Aleya yang sudah memerah. Aleya menggeleng kuat. "Ng-ngga kok!" Aleya meneguk saliva nya kasar.
"OMG!!! GUYSS! YAYA SU-Mphhhhh!!!!" Gizelle menepuk tangan Aleya yang membekap mulutnya. Grace dan Anala sontak berbalik. "Kenapa ell?" Gizelle menepuk tangan Aleya agar Grace meminta untuk dilepaskan.
"Eh...eh...Itu Ell nya nanti kehabisan nafas loh kak!" Anala berujar histeris. Membuat Aleya sadar lalu melepas bekapannya.
"Ahh...hahh..." Gizelle terduduk dibangku Jinandra. Nafasnya memburu, jantungnya juga berdetak lebih cepat. Deru nafasnya tak stabil karena Aleya membekapnya terlalu lama.
"Kenapa Ell?" Anala berdiri disamping Gizelle menatap gadis itu dari bawah.
Buru-buru Aleya menutup telinganya. Sebelum kedua sahabatnya itu berteriak histeris. "Yaya jatuh cinta pandangan pertama tauuu!"
"Sama?" Tanya keduanya serentak.
"Nih, dibelakagnya Jian. Bestienya si Ajun." Gizelle berujar santai. Mata keduanya membola disertai kedua tangannya yang digunakan untuk menutup mulut.
"REALLY?!" Keduanya berteriak histeris.
"Tadi dia sampai salting loh!" Gizelle mengompor ngompori keduanya. Saat melihat Aleya sudah menutup kedua telinganya frustasi.
"OH GOD!!! Denger-denger Yohan itu juga penyayang loh!" Tambah Anala.
"Wahh...Yaya bakalan jadi kesayangan nih! Cieee...ciee..." Grace mencolek tengkuk Aleya, menggoda gadis itu.
Jian ternyata sedari tadi ada didepan kelas. Namun, dirinya menjauh lagi karena mendengar Gizelle mendesah. Oh, dia ini lelaki normal. Pasti bukan dirinya saja yang tegang.
"Lah, napa lu balik lagi tong?" Arka mengernyit bingung saat melihat Jinandra yang kehabisan nafas akibat berlari.
"Dahlah! Kantin aja, laper gue. Besok aja basketnya." Jinandra berdiri tegak. Lalu keluar dari area basket.
"Lah?" Jean menatap Aksa bingung. Yang ditatap hanya mengendikkan bahu.
"Yaudahlah. Daripada cosplay jadi maung kaya waktu dia dinistakan." Dua belas printilan trejo itu bergidik ngeri. Saat kembali membayangkan Jinandra yang mengamuk karna digodai suka dengan adik kelas mereka. Bukan apa-apa, masalahnya sampai banting meja dan kursi.
"Iya juga ya? Yaudah deh, ayo. Siapa tau ketemu dek Nalaa?" Reyxa tersenyum lalu mengusap kedua lengannya.
"Dek Nala aja terus. Sampe lupa kalo nanti ada festival, lo yang nyanyi." Arka mengoceh disertai berkacak pinggang ala emak emak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bersemi Di SMA | Ft. Treasure | Continued
Novela Juvenil"Lo semua kenapa sih?" "Kita itu bisa bersaing secara sehat, ga perlu ada yang sampai berantem gini." "Anak baru itu juga pasti punya keputusan!" "Lo juga! Ketos ngapain ikut gabung!" "Dapetin hati mereka dengan kerja keras lo! Bukan saling lawan gi...