"Ell udah dikasih tau sama Cece kalo mau nikah?" Gizelle mengangguk.
"Nanti kita bikin album gitu mau ga? Isinya pas photoshoot, nikah, tunangan sama foto foto kita." Anala mengangguk antusias. "Boleh! Nanti tempelin polaroid juga!"
"Sip! Pulang sekolah kita beli album!" Dua gadis itu mengangguk antusias.
'''
Ntah ada apa dengan Grace dan Kaiden. Kaiden calon suami gadis itu hanya sibuk bercerita dengan Kevin tanpa memperdulikan Grace yang sedang berusaha untuk tak menangis.
"Sayang?" Aleya menoleh, gadis itu berdehem pelan.
Yohan menunjuk Grace dengan arahan matanya. "Ngga tau..."
"Yaudah, aku ke anak-anak dulu deh." Seakan paham akan maksud Yohan. Aleya tersenyum tipis lalu mengangguk kecil.
"Ce..."
"Ga usah nanya." Ucapnya dingin menatap sinis Kaiden.
"Ck! Ga usah kekanak kanakan deh..." Aleya menepuk pelan lengan atas Grace.
"Boleh nangis ga?" Aleya merentangkan tangannya. Grace menubruk dada Aleya. Gadis itu menangis.
Aleya mengusap kepala Grace. "Kenapa sih? Ada masalah?"
Grace mengangguk. "Kaiden kemarin nyuekin aku mulu..."
Aleya berdehem. Dua gadis disampingnya hanya menyimak. "Tau ga, dia tuh akrab banget sama penatanya mana sampe rangkul rangkulan..."
Grace berhenti sejenak karena sesenggukan. "Terus yang dia temenin itu, m-mantannya..." Grace kembali memeluk Aleya erat lalu menangis.
"P-pas aku tegur, dia malah bilang cemburuan banget. Baru juga sama mantan gimana kalo sama sahabat cewe aku..." Aleya menepuk punggung Grace pelan menyalurkan ketenangan.
"Waktu dan tempat dipersilahkan untuk ibu leader." Gizelle mengambil ahli Grace saat Aleya berdiri dari duduknya.
"Mantan Kaiden, Ryuna bukan sih? Yang tomboy itu?" Grace mengangguk.
Aleya berjalan santai. Gadis itu memasuki area tongkrongan lelaki. Siapa lelaki yang tidak bisa jaga mata?
"Boleh nih, cakep bat etdah neng..."
"Neng cantik..."
"Aduduh, pesonanya bikin pangling..."
"Nanti kalo mau pacaran sama abang, abang kasih semuanya deh!"
Yohan menyunggingkan bibirnya. "Kalo kata eyang habibi, mau kamu jungkir balik, kalo dia ditakdirkan untuk saya. Ya berarti saya yang dapet." Gumamnya pelan.
Aleya menepuk bahu Kaiden. Lelaki itu menatap Aleya dingin seakan bertanya. "Minta waktu bentar boleh?" Lelaki itu hanya mengikuti perintah Aleya. Kaiden berdiri dari duduknya. "Sini..."
"Pinjem temennya bentar."
"Aelah, mau lo buang ke jurang juga gapapa ikhlas..." Aleya tertawa kecil.
"AMPUNN! ITU CEWEK APA DEWI COK?!!"
Aleya memilih acuh, lalu memimpin jalan Kaiden. Kaiden menarik lengan Aleya sebentar. "Kalo ini cuma buang-buang waktu mending ga usah ngajak gua." Ujarnya dingin.
Aleya tersenyum. "Ikut aja dulu..."
Keduanya berjalan kearah meja Grace, Aleya dan dua gadis duduk. Kaiden tak berkedip melihat wajah merah Grace akibat menangis, bahkan gadis itu sekarang masih memeluk Gizelle erat.
Aleya paham, ia menepuk pundak Kaiden. Lelaki itu menoleh. "Kalian dua hari lagi nikah...jangan kaya gini. Kasian papa mama kalian yang udah berharap kalo tiba-tiba jadi gini..." Aleya mengecilkan suaranya. Kaiden menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bersemi Di SMA | Ft. Treasure | Continued
Teen Fiction"Lo semua kenapa sih?" "Kita itu bisa bersaing secara sehat, ga perlu ada yang sampai berantem gini." "Anak baru itu juga pasti punya keputusan!" "Lo juga! Ketos ngapain ikut gabung!" "Dapetin hati mereka dengan kerja keras lo! Bukan saling lawan gi...