Deru mobil memecah keheningan rumah yang asri. Sebuah sepeda motor terparkir rapi didepan rumah. Aku bergegas turun dari mobil, membuka bagasi kemudian menurunkan peralatan camping. Aku kehilangan beberapa benda kesayanganku yang aku tinggal di gunung tapi sudahlah semua terbayar lunas dengan rasa membuncah akan si gadis kelinci.
"Assalamu 'alaikum" Sapaku sembari masuk rumah.
"Waalaikum salam wr wb, habis darimana? " Jawaban kompak Nara adikku dan Ria sohibku. Asal tau aja Nara dan Ria satu tempat les piano dan juga teman les di bimbel.
"Karaoke" Jawabku acuh
"Anjay...Muntah PL liat abang" Nara menghardik
"Kamu ga papa bro?" Tanya Ria
"Like what you see, fell like a shit coz i am a shit!" Jawabku tinggi
"...... " Ria bengong
"Dasar songong lu, kak. Ditanya baek-baek nge gas! " Nara melotot ke arahku
"Huuft dasar para jomblo, ngumpul ga jelas... " Aku ngejek Nara dan Ria
"PMS kamu kak? Dah gih sana, gangguin kita yang lagi ghibah"
"Iya, tuan putri... " Aku jawab sekenanya sambil melirik si Ria. Dan ouch pandangan Ria begitu beda ke aku. Entahlah bagaimana menggambarkan, aku ngerasa aneh aja. Kombinasi pandangan penasaran, kasihan dan satu lagi cinta. Atau mungkin aku yang lagi kacau ya.
Aku masuk kamar diiringi pandangan si Ria.
"Ih, kak Ria kok mandang kakak segitunya? Kak Ria suka ya? Aku jomblangin deh daripada dapat ipar ga jelas. Mending sama kak Ria. Lagian kan udah bestie Nara" Protes Nara"Kak Ria tau diri kok, ra. Kak Ria bukan tipe kakak kamu. Mana mau kakak kamu dengan kutu buku kayak aku. Lagian pasti bosen wanita-wanita disekitarnya se tipe, aku, kamu sama tante" Sergah Ria dengan muka memerah dan suara dilantangin dengan tujuan agar aku dengar.
Betul, aku mendengar percakapan itu dengan jelas, tapi mules diperut dengernya kalo temen jadi demen.
Kulempar tas ransel disudut. Aku enggan cuci-cuci bahkan mandi. Karena aku ga ingin aroma wangi tubuh si gadis kelinci hilang. Anganku melayang ke gadis kelinci, Tuhan kenapa kamu ciptakan makhluk seindah itu dan kenapa begitu kejamnya menyiksaku dengan rasa penasaranku. Siapa namanya, darimana asalnya tak sedikitpun aku dapat petunjuk.
Ku ketik storyIG dan status WA ku:
Tuhan pertemukan aku dengan ciptaanmu. Sebuah background kelinci putih menyertainya.Kling! Kling! Kling!
Reply status muncul
Farel: kelincimu, diterkam buaya ndan, ini
Screen shot status ketos bermain api dengan Awanmu. Sebuah foto saat Nawa berduaan dengan Ketos di sudut kantin diambil dari status WA ketos
Dina1. 1: kakak di skors? 3 hari ndak nampak? :( boleh ga Dina Kangen?
Zawra: yang sabar ya ndan, semangat! Aku tau ini berat.
Penjaga basecamp: hehehe, kelincimu bernama Maya, dia deket dengan kamu. Gunakan insting serigalamu
Ria: bro, pulang dulu ya. Maaf ga bisa temani kamu. Btw kelincinya lucu...mau..Serta beberapa pesen dari teman-teman yang intinya menanyakan ketidak hadiranku disekolah 3 hari ini yang kubiarlan saja
Kuketik kembali status WA sebagai public announcement perihal menghilangnya aku 3 hari ini.
3 hari healing tak temukan jawab apa salahku
Dari sekian reply WA hanya 2 yang menyita perhatianku. Yang pertama menghipnotisku untuk menstalking IG Ketos dan Nawa. Dan ah shit begitu bodohnya aku mengecek IG mereka. Di IG Ketos Kulihat foto-foto Ketos lagi berdua dengan Nawa. Foto dengan angle-angle yang terlihat rapi seperti diatur. Sebenarnya foto mereka berdekatan saja tetapi kenapa aku begitu emosional, sensi dan sesak di dada. Darah ini mendidih. Kemudian dengan emosional kubuka IG Nawa, story pertama yang muncul adalah kenapa aku jadi kangen kamu. Jleb! Tolong.... Kebakar ini hati ini. Tapi pantaskah aku cemburu padahal berulang kali aku mencoba menembak dia tak pernah ada jawab, ya atau tidak.
Aku menghela nafas panjang. Serumit dan sesakit itukah mencintamu Nawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Di Awal januari
Romansahujan, menjadi saksi ketika jatuh luluh lantak pun juga terbang melambung. hujan, yang tak pernah ingkar janji...