Helow ngap, kita bertemu lagi bersama Mak Lala tercantekk menawan nan baik ranjin menabung 🤗
Jangan lupa boom komen sama vote ygy. Biar Mak Lala menjadi strong untuk update buat kalian 💪🔥🔥
Yang gak vote sama komen hamil!
.
HAPPY READING ANAK MAK LALA!
『••✎••』
"OI! SHINDONG! Maksutnya, Om Shindong!" panggil Jaemin kepada seorang pria berusia sama dengan ayahnya.
Shindong itu ayahnya Jisung, pria bertubuh gempal namun sangat ramah. Shindong berjalan kearah Jaemin yang tengah duduk sendiri seraya menyeruput kopi didepannya.
"Kamu disini, Jaem?"
"Gak, om. Saya lagi di rahmatullah. Udah tau disini pakek nanya."
Pria itu menepuk pundak Jaemin agak keras sambil tertawa lepas. Refleks katanya.
"Om sendiri tumben nongki di cafe ini?"
"Gak apa-apa sih, om gabut aja di rumah sepi. Kamu sendiri bukannya pulang ke kos istirahat malah minum kopi." kata Shindong menggelengkan kepalanya.
"Jaemin udah biasa kali, om. Setiap pulang ngampus selalu mampir kesini, kalau enggak di warung mang Kun." balas Jaemin.
"Oh, ya. Om denger-denger, pas liburan ke pantai ke kemarin kamu kelelep, ya? Gimana rasanya kelelep?"
"Rasanya kayak di cekokin air selaut, om mau coba?" tawar Jaemin.
"Gak deh, om masih cari nafkah buat Jisung." jawab pria itu.
"Om, gak mau cari istri lagi gitu? Emang om gak kesepian dirumah sendiri, dan Jisung milih ngekos daripada tinggal serumah sama om?"
Kata-kata Jaemin membuat Shindong terdiam dan berfikir beberapa saat. Ada benarnya dengan ucapan pemuda itu, selama dua tahun setelah sang istri meninggal ia merasakan kesepian, di tambah Jisung yang pergi memilih ngekos gara-gara iming-iming Haechan kalau ngekos itu enak.
"Emang ada yang mau sama om?" tanya pria itu agak ragu.
"Jelas ada. Nih, Jaemin punya kenalan, om. Neng Seulgi namanya, udah jadi janda sebulan. Bodynya om sangat lah haduhaayyy, papa Jaemin aja sampek melongo lihatnya. Tunggu apalagi om, sikat aja udah."
"Kirim nomer wa nya."
"Yoi, tapi gak gratis loh om."
Shindong menaikan sebelah alisnya. "Maksud kamu?" tanya pria itu.
"Minimal cepek tiga lah." jawab Jaemin dengan mata seliweran ke atas.
"Anak sama bapak sama aja, sama-sama suka malak." gerutu Shindong sambil mengambilkan uang sebanyak tiga ratus ribu.
『••✎••』
"HUWAAAA! SETAN!" pekik Jaemin saat melihat Renjun berdiri di dapur dengan tatapan kosong seperti setan.
"Apaan sih lo." balas Renjun sedikit mengendus kesal.
"Iya elo ngapain berdiri di situ bego? Kayak setan mojok tau gak!" ucap Jaemin tak mau kalah.
"Wihh, kayaknya habis belanja banyak nih. Bapak siapa lagi yang elo palak?!" mata Renjun melirik kearah belanjaan snack di tangan Jaemin.
"Mau bapak Jokowi gue palak pun lo gak akan perduli. Bytheway, ngilang kemana aja lo selama seminggu?"
"Bokep lo. Bocah Kepo." kata Renjun lalu berjalan melewati tubuh Jaemin begitu saja.
Renjun duduk sebentar di depan ruang tv seraya mengistirahatkan tubuhnya yang masih terasa lemas dan pusing yang gak kepalang.
"DASAR KUCING GARONG! MASA BOXER SPIDERMAN GUE DI COLONG!" baru juga Renjun mau merem tiba-tiba ada suara Haechan yang teriak-teriak kayak orang kesurupan.
"Lo kenapa sih, Chan? Marah-marah mulu, hamil ya?" ledek Jeno mendapat jintakan cukup keras dari Haechan, dan membuat sang empu medesis kesakitan.
"Congor lo lama-lama gue lakban juga ya, Jen." jengkel Haechan.
Tiba-tiba sorot mata Haechan tidak sengaja mendapati Renjun tengah tertidur pulas di sofa dengan tv masih menyala.
Yang di tonton Sofia lagi si Renjun. T T
"Jen, si Renjun kayak lemes gitu? Kenapa sih dia?" mata Jeno ikut melihat kearah Renjun yang tengah tertidur.
"Biarin aja, mungkin dia kecapean habis dari rumah bibinya. Udah pergi-pergi sana." Jeno mendorong tubuh Haechan menjauh dari area tv agar Renjun bisa beristirahat dengan tenang.
『••✎••』
"Bukan gitu, Chenle. Mainnya harus di tuk, tuk, tuk, gitu. Ah, Chenle goblok gak tau mainan ini."
Dua remaja SMA itu tengah bermain pasir di depan rumah Joshua, mumpung yang punya rumah lagi pergi. Chenle terpaksa menuruti Jisung bermain permainan yang ia tidak mengerti. Entahlah mengapa Jisung suka bermain seperti ini? Padahal ia sudah SMA kelas tiga.
"Ini terus gimana?" tanya Chenle setelah memasukan pasir kedalam gelas itu.
"Chenle balik gini, terus Chenle tuk, tuk, tuk, pakek sendok." ucap Jisung memberi arahan.
"Kekanak-kanakan banget sih main ginian. Kan masih ada mainan lain selain ini?" kata Chenle.
"Jisung suka mainan ini bareng mama dulu, tapi pas mama gak ada Jisung udah gak mainan ini lagi. Sekarang mainannya lagi bareng Chenle." ujar Jisung merasa senang.
Jisung memang terlihat polos, karena semasa ibunya ada ia tidak pernah keluar rumah, apalagi sekolah. Tapi ia punya guru private dan mengajarinya baca tulis di rumah. Dan itu kemauan Jisung sendiri karena tidak mau jauh dari ibunya walaupun sedetikpun.
"Ck, dasar bocah." gerutu Chenle dengan senyuman yang menyungging.
"Yey! Udah jadi." senang Jisung sambil bertepuk tangan ria.
"SUNG! BANG MARK SUNG!" kejut Chenle saat mendengar Mark memekik kesakitan.
"KAK MARK!" teriak Jisung segera berlari ke arah cowok itu jatuh.
Segitu dulu aja ygy.
Maaf karena ceritanya penuh ke prikan mereka.Jadi silahkan tinggalkan jejak.
Gimana mau tetap lanjut gak nichh? Coba spam komen dulu kalau mau lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 ANAK KOSAN [SEGERA TERBIT]
Fiksi Penggemar[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] "Gue gak takut dengan namanya mati, karena setiap manusia akan mati saat tugas didunia udah selesai."-Renjun. ‼️CERITA INI MURNI HASIL KARANGAN AUTHOR SENDIRI. TIDAK ADA UNSUR PLAGIAT. JIKA ADA KESAMAAN DI CERITA LAIN IT...