13. Sex and Leave

2.4K 160 9
                                    

Kedua mata Mingyu menatap mobilnya dengan lekat yang baru ia beli setahun lebih yang lalu, hasil uang yang ia kumpulkan sejak ia di SMA. Ia sedikit tersenyum tipis, menoleh ke arah kiri saat mendapat tepukan di pundaknya dari seseorang pemilik show room mobil bekas yang Mingyu kenal dekat. Itu karena Mingyu sering mengunjungi tempat tersebut dulu untuk mengincar mobil klasik miliknya.

Pria yang sudah memasuki umur tiga puluhan itu menatap Mingyu dengan lekat. "Lo beneran mau jual lagi nih mobil?" tanyanya dan diberi anggukan oleh Mingyu. "Kenapa? Lagi butuh uang banget hm?"

"Iya bang.." Mingyu tersenyum tipis. "Harus hari ini atau gue jadi buronan." kekehnya yang membuat pria di sampingnya itu langsung membulatkan kedua matanya dengan lebar. "Gue mukulin lima pelajar SMK sampe pada masuk rumah sakit, orang tua mereka minta uang damai buat biaya rumah sakit." jelasnya.

"Astaga Varo.." pria itu menghela napasnya panjang. "Kok bisa sih lo gitu, padahal lo paling anti loh sama yang namanya berantem-berantem gitu, pelajar SMK lagi.. Gila lo."

Mingyu hanya tersenyum tipis untuk menanggapi, ia tidak menyukai hal yang berbau main tangan karena itu tidak membedakan antara dirinya dengan ayahnya. Dan Mingyu tak ingin di samakan dengan pria yang begitu ia benci itu. Tapi, ia serasa orang bodoh semalam, ia begitu marah karena melihat Wonwoo yang benar-benar terkapar di jalanan sepi itu. "Ya udah bang, gue tetep mau jual, ini surat-suratnya." ucapnya, ia tadi sempat ke apartemen untuk mengambilnya.

Pria itu mengangguk. "Gue harap, lo cepet dapet duit lagi buat beli nih mobil, akan gue usahain agar nih mobil nggak di beli siapapun." balasnya dan di beri anggukan oleh Mingyu, ia kemudian pergi untuk mengurus penjualan mobil Mingyu.

Sementara Mingyu, ia masih menatap mobilnya, menghela napasnya panjang dan tersenyum tipis. Setidaknya, ia melakukan itu untuk Wonwoo, orang yang sekarang ini, paling berharga untuknya. Mingyu lalu masuk ke area samping show room tersebut, menunggu proses penjualan mobilnya dan ia mendapatkan uang yang tak jauh berbeda saat ia membeli mobil klasik itu.

Setelah itu, Mingyu menaiki taksi menuju kantor polisi tadi, ia menyerahkan uang damai itu setelah para orang tua kelima pelajar itu datang, sebagai bukti bahwa Mingyu telah menyerahkannya. Dan sekarang, Mingyu hanya menatap sisa uang itu yang hanya berjumlah dua puluh juta. Ia harus menghemat lagi, paling tidak, ia harus bisa membeli motor agar ia tak menghabiskan uangnya untuk naik taksi ataupun bis. Beruntung dua minggu lagi ia bisa mulai bekerja di studio itu lagi.

Mingyu kembali ke apartemennya dengan menaiki bus, ia masuk ke kamar dan langsung membaringkan tubuhnya. Ia sudah menyewa apartemen tersebut untuk enam bulan, setidaknya, ia tidak perlu pindah untuk lima bulan kedepan. Ia menghela napasnya panjang, entah kenapa ia merasa begitu lelah, sampai akhirnya ia memejamkan kedua matanya untuk tidur.

━━━━━━

"Shhh..." Mingyu mendesis pelan, merasakan aneh pada tubuhnya, merasa tidurnya yang terganggu, ia membuka kedua matanya, dan mata itu langsung membulat lebar, ia bangkit dan menarik kepala Jaehyun yang sedang berbuat tidak senonoh pada penisnya yang sudah menegang. "Jeff.." lirihnya, tidak percaya dengan apa yang pemuda itu lakukan padanya. Ia menghela napasnya kasar, sekarang, ia menyesal karena memberikan password unit apartemen pada Jaehyun.

Jaehyun malah mengerjap kecil, menunjukkan puppy eyes-nya pada Mingyu agar pemuda itu sedikit saja luluh padanya. "Bang.." ia merengek, bangkit dari ia yang tadi membungkuk dan mendudukkan diri di pangkuan Mingyu yang celananya sudah ia turunkan sebatas lutut. Ia melingkarkan kedua tangannya di leher Mingyu. "Gue tahu kalo lo udah lama nggak bersetubuh sejak lo putus sama Lisa, jadi.. gue mau gantiin dia." ucapnya.

Mingyu memutar bola matanya dengan malas, ia menyingkirkan Jaehyun dan menaikkan celananya, menghiraukan ereksinya yang sebenarnya meminta pertolongan. "Gue udah bilang sama lo kalo gue nggak mau Jeff.." ucapnya, ia akan turun dari tempat tidur tapi Jaehyun segera memeluknya dari samping.

KlandestinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang