Kedua langkah kaki Wonwoo memasuki area club bersama beberapa teman kelasnya yang mengajaknya ke sana di hari sabtu ini. Ia juga sudah meminta izin pada ibunya. Wonwoo masuk dan langsung mendudukkan diri di sofa yang kosong, menerima minuman yang dipesan oleh temannya. Ia meneguknya separuh, merasakan pahit dari alkohol yang memang belum terbiasa di mulutnya. Ia juga hanya bisa minum sedikit.
Dino menatap Wonwoo sembari meneguk minumnya. Melihat wajah datar teman kelasnya itu yang menatap sekeliling untuk melihat beberapa orang yang sedang menari. "Arka." panggilnya sedikit seru dan Wonwoo menoleh. "Lo nyariin siapa?" tanyanya.
Wonwoo menggeleng kecil untuk menanggapi. "Nggak nyari siapa-siapa." balasnya sembari tersenyum. Ia kembali menyesap minumnya dan di beri anggukan kecil dari Dino. "Bagas, lo udah ngerjain tugas yang dari prof Adi?" tanyanya dan Dino menggeleng untuk menanggapi. Membuat Wonwoo menghela napasnya kasar, ia juga belum mengerjakannya.
"Nggak usah bahas tugas Arka.. Gue pusing." balas Dino dan membuat Wonwoo terkekeh. Keduanya lanjut berbincang hingga mereka di interupsi dengan kedatangan teman kelas mereka. Keadaan club juga semakin ramai, jam sudah menunjukkan pukul sepuluh dan beberapa teman Wonwoo, bangkit untuk menari di bagian tengah club tersebut.
Sementara dirinya, hanya duduk di sofanya sembari sesekali menyesap minumnya. Ia menghela napasnya panjang dan mendongak, ingin bergabung tapi ia malas, malah kedua matanya menatap sosok pria yang ia kenal. Salah satu teman kuliah Mingyu, Myungho. Wonwoo kemudian berdiri dari duduknya saat setelah ia bertemu tatap dengan Myungho, ia berjalan mendekat. "Kak Jason.." sapanya sembari tersenyum tipis, ia mendudukkan diri di samping Myungho.
Myungho menatap Wonwoo dengan bingung. "Udah lama nggak ketemu kita." ucapnya dan di beri anggukan oleh Wonwoo. "Sama siapa lo?" tanya Myungho kemudian.
"Sama temen-temen kuliah, tuh lagi di depan." ucapnya sembari menunjuk teman-temannya di kerumunan orang-orang yang sedang menari itu. "Kak Jason sendiri atau sama siapa?" tanyanya.
"Sama Varo, terus juga sama Arlon sama Reza." jawab Myungho, melihat Wonwoo yang menatap sekeliling. "Tuh mereka di depan, lagi nari juga." jelasnya dan Wonwoo mengangguk kecil untuk menanggapi. Myungho kemudian menyesap minumannya sembari memperhatikan Wonwoo yang tengah memperhatikan Mingyu. "Kenapa? Kangen lo sama dia?" tanyanya.
Kepala Wonwoo menoleh, ia menggeleng kecil. "Enggak kok kak. Cuma, aneh aja Varo minum, dia dulu bilang mau berhenti minum sama ngerokok." balasnya.
"Dia kan mulai ngerokok sama minum lagi sejak putus sama lo." Myungho melirik Wonwoo yang menatapnya dengan tatapan penasaran. Ia menghela napasnya lirih. "Dia emang gitu, kalo semisal lagi ada masalah ya, datengnya ke sini kalo nggak ngerokok." lanjutnya.
Wonwoo menelan ludahnya dengan kasar. "Ehm.. Varo itu, beneran nggak punya pacar kak?" tanyanya, sungguh penasaran, karena ia belum yakin jika Mingyu membohonginya atau tidak.
"Enggak, dia jomblo sejak putus sama lo, bahkan nolak tiga cewek sekaligus." jawabnya dan membuat Wonwoo mengernyitkan dahinya.
"Tiga? Bukannya dua kak?" tanya Wonwoo dengan penasaran.
Pria 26 tahun itu terkekeh. "Satunya itu model terkenal, gue nggak bisa sebut nama. Baru beberapa bulan lalu Varo nolak model itu." jawabnya.
Kedua mata rubah Wonwoo mengerjap, menatap Mingyu yang tengah sibuk menari bersama beberapa wanita yang pakaiannya begitu terbuka. Wonwoo menampilkan wajahnya yang cemberut, ia menghela napasnya kasar. "Waktu gue ketemu Varo beberapa hari lalu di restoran jepang, dia ngajak gue buat jadi temen biasa. Tapi gue nggak bisa kak.." ucapnya, Myungho menoleh dan menatapnya bingung. "Entah kenapa, gue kaya masih ada perasaan buat dia." lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin
Fiksi PenggemarMINWON • COMPLETED Local Fanfiction Salah masuk mobil, menjadi awal dimana Wonwoo memulai hubungannya dengan Mingyu. Ia mengenal pria itu sebagai seorang fotografer, seorang pria yang membuat dirinya mulai mengurangi kebiasaannya untuk tawuran. Nam...