Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah satu minggu kejadian memalukan yang di alami Vivi itu berlalu. Apakah kalian tau? teman-teman Vivi sampai menepuk jidat saat mendengar pertanyaan yang Vivi lontarkan saat itu.
Vivi yang bertanya, mereka yang harus menanggung malunya.
Dengan aroma yang khas, ruangan ini di isi oleh orang yang fokus membaca buku. Yap, perpustakaan sekolah. Ini adalah salah satu tempat favorit Chika yang selalu ia kunjungi jika sedang tidak ada guru, atau jika ia malas pergi ke kantin ia pasti datang ke perpustakaan.
Biasa orang pintar.
Suasana disini benar-benar hening dan tenang, mungkin yang mendominasi hanya suara kertas yang di bolak-balik oleh tangan para pembaca.
Suara tarikan kursi disamping membuat Chika mengalihkan pandangannya. Ia menengok siapa orang yang menariknya. Setelah itu, ia kembali fokus pada buku tanpa bereaksi apapun.
"Puk ketipak ketipung." orang yang ada di sebelahnya tiba-tiba bersenandung. Dan Chika tidak mempedulikannya.
"Bunga matahari sangat cantik, kembang di waktu pagi." lagi, orang itu kembali bersenandung. Dan lagi Chika tidak mempedulikannya, meski di dalam hati ia mendumel.
"Bunga matahari sang—"
"Vi ih berisik anjir, lu kalau mau nyanyi di luar deh." ucap salah satu murid yang kebetulan duduk di meja yang sama dengan Chika dan juga Vivi.
"Kata gue lu aja yang keluar, baca nya diluar." kata Vivi menanggapi ucapan orang tadi sambil menghadap para orang tersebut.
"Dih, ini perpus ya buat baca. Lu kalau mau nyanyi di ruang musik sana, atau di lapang kek."
"Pan lu bisa baca di kelas."
"Ya lu juga bisa nyanyi di kelas, lebih enak bisa teriak-teriak." karena Chika yang sudah pusing mendengarnya, ia menutup buku tersebut lalu beranjak pergi dari tempatnya.
"Pan gue pengennya di perpus, gimane dong?"
"Ya lu ganggu anjir nyanyi di perpus, ga jelas." orang itu langsung beranjak dan pergi meninggalkan Vivi. Dari pada hanya berdebat tidak jelas, buang-buang waktu saja.
"Yeuu elu kaga jel—lahh ni anak satu ilang kemana?" herannya saat berbalik hendak menghadap Chika. "Bangsat lah ditinggal, galau brutal gue."
Ia juga langsung ikut beranjak dari duduknya dan menyusul Chika keluar. Namun, entah Chika yang jalannya cepat entah bagaimana Chika sudah tidak ada di sekitar perpus. Vivi pun berdecak sebal, niat modusnya harus di tunda.
•••
"Minggu ini uang kas udah mulai berjalan ya, 5 ribu setiap hari senin sama jum'at." ucap Chika bendahara kelas mengumumkan. "Ada yang keberatan?"