FILWU

129 21 10
                                        



Sudah sekitar dua minggu lamanya, banyak perubahan yang terlihat dari seorang Vienna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Sudah sekitar dua minggu lamanya, banyak perubahan yang terlihat dari seorang Vienna.

Tidak ada lagi Vivi yang selalu bolos pelajaran, tidak ada lagi Vivi yang bermalas-malasan. Bahkan, saat ini Vivi tidak pernah telat mengumpulkan tugas.

Jika ia tidak mengerti, ia bertanya pada Farrel, atau tidak ia bertanya pada Chika.

"Chik, besok ulangan akuntansi kan yaa?" Chika pun mengangguk. "Gue ada beberapa yang kaga ngerti, mau minta jelasin boleh kaga? dibayar make bilur deh bilur goceng."

"Sekarang?" tanya Chika.

"Sekarang gue lagi ngerjain geo dulu, balik nya gimana?"

Chika mengangguk mengiyakan, "Boleh, mau dimana?"

"Kalau di bang topan keberatan kaga? kalau keberatan disekolah aja."

"Ga keberatan, ayo aja."

"Okee yesss." Vivi berseru senang mendengar jawaban dari Chika, dan kembali mengerjakan tugas nya.

Chika hanya tersenyum melihat kelakuan Vivi, ia ikut senang melihat banyak perubahan yang ada dalam diri Vivi saat ini.

Vivi berubah bukan tanpa alasan, tetapi kini ia mempunyai tujuan. Yaitu harus bisa masuk universitas jakarta bareng calon ayang, katanya.

Namun dibalik tujuannya itu, ada kenyataannya yang ia sembunyikan yaitu saat beberapa hari yang lalu ia mendapat makian dari sang ayah yang katanya ia tak akan pernah sukses, dan itulah salah satu dorongan yang membuat dirinya berubah. Ia ingin membuktikan pada sang ayah jika ia bisa sukses.




–––





Suasana cafe bang Topan kali ini tidak ramai, hanya ada dua sampai lima pengunjung saja. Ini berarti, Vivi bisa lebih fokus untuk belajar nantinya.

"Oi bang!" sapa Vivi pada bang Topan si pemilik cafe tersebut.

"Ehh Vi! kemana aja?"

"Biasa lahh bang, ngurus empang sama sapi."

"Busettt, beneran jadi juragan empang ini." Vivi pun hanya terkekeh. "Mau apaan nih?"

"Americano dah, biasa sama pengen spaghetti. Lu apa Chik?" tanya Vivi pada Chika yang ada disebelahnya.

"Matcha aja deh." jawab Chika.

"Dih? matcha flop rasa rumput. Makannya ape?"

"Enak aja, mana ada matcha rasa rumput, aneh. Udah ah masi kenyang kalau makan."

"Yaudeh, matcha atu bang terus americano, spaghettinya aje dua, gue di pojok yee."

"Siap laksanakan."

fall in love w u [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang