FILWU

166 33 13
                                    




Hari-hari pun terus berganti dengan semestinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Hari-hari pun terus berganti dengan semestinya. Chika benar-benar tidak mempercayai omongan Vivi beberapa minggu yang lalu saat sepulang sekolah. Ya memang siapa yang akan mempercayai mulut orang yang selalu flirting pada semua orang?

Bisa jadi, Vivi juga berkata seperti itu pada semua orang fikir Chika. Jadi, untuk apa Chika mempercayainya. Lagi pula mereka sama-sama perempuan.

Belajar, belajar, belajar satu kata yang terpikirkan oleh Chika setiap malam. Tak ada waktu untuk membaca AU atau wattpad bagi Chika, jika sudah malam itu berarti sudah memasuki waktu untuk belajar.

Getaran dari handphone yang berada di meja, membuat perhatian Chika teralihkan untuk melihat handphone nya. Dan ternyata, ada pesan masuk dari Vivi.

Sebelum ia memeriksa ke bawah, ia mengintip dari jendela kamarnya terlebih dahulu untuk memastikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum ia memeriksa ke bawah, ia mengintip dari jendela kamarnya terlebih dahulu untuk memastikan. Karena kamar Chika berada di lantai dua, dan kebetulan terdapat jendela yang sejajar dengan pintu utama rumahnya, jadi ia bisa melihat halaman depan rumahnya.

Dan ternyata benar, di depan rumah Chika terdapat Vivi yang tengah duduk diatas motor sambil sibuk memainkan handphone nya.

"Ngapain ni orang?" bingung Chika bergumam. Karena tak enak dan takutnya ada keperluan penting, akhirnya Chika segera turun dan menghampiri Vivi.

Chika hanya menggunakan hoodie oversize dan celana pendek sepaha saja.

Vivi menoleh kala mendengar suara pintu yang terbuka. Dengan senyuman khas nya ia tunjukan pada gadis yang baru saja keluar.

Dengan rambut yang di cepol asal ditambah hoodie yang kebesaran Chika terlihat lebih cantik saat ini. "Ngapain anjir Vi?" tanya Chika to the point berdiri di samping motor Vivi.

"Ini gue mau ngasi ini." Vivi memberikan satu kantong plastik.

"Hah apa?" bingung Chika belum menerima sodoran tangan Vivi.

"Martabak, di tweet katanya lu lagi pengen martabak."

Hah? ya memang Chika membuat tweet jika ia sedang ingin martabak, tapi ia tidak bermaksud mengkode orang-orang atau mengemis agar dibelikan martabak, tidak sama sekali.

fall in love w u [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang