Sang Ayah memang sungguh gila. Bagaimana tidak, sang Ayah mengurungnya di dalam kamar.
Sial sekali memang.
Ia sedang berpikir keras, bagaimana caranya agar ia bisa keluar dari sini.
Ia merogoh saku celananya, berharap ada ponsel miliknya disana.
Ah dia terlupa, bahwa ponselnya tertinggal di meja tamu.
Ia berdoa agar semuanya baik-baik saja.
🌻🌻🌻
Doyoung terus mengejar sang Ayah dan adiknya, ia harus bisa menghentikkan sang Ayah."Yah, aku mohon jangan sakitin ade."
Jiwon benar-benar menutup kedua telinganya.
Ia menarik tangan Junghwan, mengajaknya agar cepat bisa pergi dari sini.
Sekuat tenaga Doyoung berlari, berlari dengan sangat kencang.
"Yah aku mohon berhenti, jangan sakiti Junghwan, Ayah sakitin aku aja gak papa."
Mendengar ucapan Doyoung, Jiwon menghentikkan langkahnya.
"Kamu yakin ?"
Doyoung menganggukkan kepalanya.
Jiwon menarik tangan Junghwan dan Doyoung untuk ia bawa ke tempat yang sedikit sepi.
Tibalah di tempat yang bisa dikatakan lumayan sepi.
"Akh."
Doyoung merasa kesakitan, karena kedua tangan sang Ayah, mencekik lehernya.
Junghwan begitu terkejut, Ayahnya benar-benar melakukan hal diluar nalarnya.
"Yah, tolong lepasin."
Doyoung berusaha melepaskan tangan Ayahnya."Kamu bilang, saya boleh nyakittin kamu."
Doyoung melirik Junghwan, memberi isyarat untuk Junghwan agar ia cepat pergi dari ini sebelum sang Ayah benar-benar hilang kendali.
Junghwan yang mengerti isyarat sang Kakak, ia menggelengkan kepalanya, ia tidak mau meninggalkan sang Kakak.
"Sekarang saya tanya, kamu mau pergi dengan sendirinya, apa saya yang buat kamu pergi ?"
Gila.
Sungguh gila.
Junghwan benar-benar tidak bisa berfikir.
Junghwan menarik tangan sang Ayah, berusaha melepas tangan sang Ayah agar tidak mencekik sang Kakak.
Namun mau berusaha seperti apapun, tenaga Junghwan akan kalah.
Wajah Doyoung sudah begitu merah, ia sudah tidak bisa bernapas lagi. Tapi karena ada Junghwan disini, ia jadi masih bisa tetap untuk bertahan.
Junghwan sudah tidak sanggup melihat sang Kakak seperti ini, ia akhirnya berlari untuk segera mencari bantuan.
Doyoung sedikit merasa lega ,karena sang Adik sudah pergi.
Akhirnya Doyoung menyerah, ia sudah tidak kuat lagi menahannya. Ia pasrah apa yang akan terjadi pada dirinya nanti.
Doyoung terlunglai lemas, tapi ia masih bisa merasakan cekikan sang Ayah yang semakin hebat.
Tak apa jika ia akan mati sekarang, karena itulah yang sang Ayah inginkan darinya.
Tapi ia tidak bisa membayangkan betapa sedihnya sang Bunda. Ia tidak mau sang Bunda menangisi kepergian dirinya nanti.
Lalu bagaimana nasib sang Ayah nanti, mau bagaimanapun ini akan menjadi kasus pembunuhan.
Ia tidak mau sang Ayah berada di sel tahanan nantinya, karena mau bagaimanapun Ayahnya tidak bersalah.
Ini semua adalah salahnya.
🌻🌻🌻
Halo gais ,apa kabar? Hehe
Maaf ya kalau aku jarang update,
Karena sekarang sudah update, dimaafin kan?🥺Maaf ya kalau part ini sedikit, jujur aku agak lupa sama alurnya, karena udh kelamaan gak buka wattpad, tapi aku bakal usahain namatin ini.
Makasi ya semuanya yang udh selalu nungguin cerita ini😭😊😊😊
05-APRIL-2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye || Kim Doyoung
Ficção AdolescenteSequel,Wound smile || So Junghwan Harap membaca terlebih dahulu yang pertama ~~~~~~ Kini semua tak lagi sama. Aku merasa sudah terlalu jauh dan terabaikan